In A Middle of The Night [open for every1, esp. Kira or Lock

Malam itu sangat dingin. Suasana juga sepi. Hampir seluruh penduduk yang ada di Kerajaan Eterneia sudah terlelap ke dalam alam mimpi. Rin berjalan santai di tengah malam itu. Ia memang lebih cocok menjadi makhluk malam. Rin lebih memilih berjalan di tengah kota pada tengah malam seperti ini ketimbang di pagi hari. Malam itu, Rin berniat berendam di pemandian air panas untuk melepaskan penatnya setelah bekerja.

Sudah lama aku tidak ke pemandian air panas..

Rin memang sengaja memilih malam dingin yang sepi seperti ini. Ia tidak ingin ada mandi di pemandian air panas yang banyak orang. Di malam dingin seperti ini tentunya orang akan enggan keluar untuk mandi. Rin bisa mandi dengan tenang dan puas menyendiri di sana. Rin tidak mau ada tatapan orang yang memandangi dirinya saat ia mandi nanti.

Rin masuk ke tempat emandian itu sambil menutupi sebagian tubuhnya dengan handuk. Benar dugaannya, pemandian air panas itu kosong. Rin berjalan perlahan ke dalam kolam. Ia bersantai dalam genangan air panas itu. Sinar bulan yang memantul di permukaan air membuat luka-luka yang ada di tubuh Rin terlihat jelas. Inilah salah satu alasannya yang lain tidak mau mandi bersama orang lain, luka yang begitu banyak pasti akan sangat menarik perhatian. Selama ini, luka itu selalu tertutup oleh pakaian, tapi begitu pakaian itu dilepas, terlihat jelas bekas luka yang menghiasi tubuh Rin.

Ada luka akibat ditebas orang tua angkatnya, luka yang disebabkan usahanya bunuh diri, dan masih banyak lagi. Rin sudah tidak sanggup lagi mengingat dari mana saja ia mendapatkan luka-luka itu. Yang pasti, luka-luka itu sudah ada sejak lama sekali. Rin hanya bisa tertawa dalam hati setiap kali melihat bekas lukanya. Bukan karena ia seorang masochist atau apa, tapi mungkin karena emosi dan perasaannya sendiri sudah terlanjur mati.

Malam yang sepi... Locke yang tidak terbiasa tidur berjalan-jalan berkeliling end earth, melihat-lihat kota yang sudah benar-benar sepi itu. Ia lebih suka keadaan kota yang begini, hanya ia sendiri. Mungkin memang karena Ia sudah terlalu terbiasa hidup sendiri tanpa ada orang lain di sisinya. Assassin berambut merah itu terus berjalan dengan matanya yang sayu seperti biasa, menikmati kesendiriannya di bawah bulan yang bersinar terang.

Malam itu memang dingin bagi kebanyakan orang, namun Locke yang di kehidupan sebelumnya tinggal di tempat beriklim dingin, Ia tidak merasa kedinginan, walaupun pakaian yang biasa dipakainya juga terbuka. Ia teringat sesuatu, bukankah di tempat ini ada pemandian air panas? Assassin muda itu berjalan menuju pemandian, berniat mandi di sana entah mengapa. Ia penasaran mengapa orang-orang Jepang sangat suka berendam di pemandian, apa yang spesial?

Locke sampai di tempat pemandian. Ia menanggalkan pakaiannya di ruang ganti dan menutupi tubuhnya dengan selembar handuk. Luka-luka di tubuhnya semakin jelas terlihat. Ia masih ingan betul wajah orang yang menorehkan luka-luka itu di tubuhnya, orang yang melanggar hukum dan menyiksanya, sampah. Locke tidak melepas eyepatchnya, Ia tidak suka bila luka di matanya terlihat orang lain.

Locke berjalan santai ke kolam pemandian, tidak disangka, sudah ada seorang lagi yang sedang berendam di sana. Anak itu...Rin. Locke teringat pertemuannya di lembah. Malas menyapanya, Locke masuk ke dalam kolam pemandian itu tanpa mempedulikan Rin. Ahh...memang orang-orang Jepang itu tidak salah, mandi di pemandian air panas memang nikmat...Locke menutup sebelah matanya, merasa nyaman.

Spoiler:

Rosarium sedang berjalan-jalan tengah malam, Kebiasaanya untuk aktif malam hari memang tidak dapat dihilangkan. Ia mengingat dulu setiap malam sampai subuh ia selalu memburu setan. Ia merindukan pekerjaan yang ia dapat itu. Merasa tak tahu arah, Rosasium tetap berjalan dengan tenang ke arah yang sama sekali ia tidak kenal.

Sampai suatu tempat ia melihat sebuah permandian air panas, Bingung karena tidak pernah sekali pun masuk ke dalam permandian air panas, Rosarium berjalan masuk.

Ia mengganti bajunya dengan sehelai handuk dan membuka pintu menuju kolam air panas dengan riag sambil berkata " Permisi..." suaranya cukup kencang. Ia melihat Dua sosok laki-laki yang ia kenal ia menyapa mereka berdua " selamat malam, Locke, Rin, malam yang indah..." katanya sambil tetap tersenyum ramah.

Baginya yang orang Vatikan, mandi bersama laki-laki kadang tidak terlalu menjadi perhatiannya, apalagi sewaktu di tenebra mereka benar-benar kekurangan tempat hingga sering mandi bersama. ia makin tersenyum dan memutuskan masuk ke dalam kolam

Ia mencelupkan kakinya perlahan-lahan. Panas...Lalu ia masuk ke dalam kolam itu ."wah...nikmatnya" begitu gumamnya. Rasa hangat melebar di tubuhnya dari hawa panas yang dikandung air itu. Suasana malam yang cerah menambah kenikmatannya, Ia memandang langit melihat bintang-bintang yang bertaburan diatasnya, Ia emmang paling senang melakukn hal itu di masa senggangnya..." Langit yang cerah ya...." Katanya pada dirinya sendiri

Spoiler:

Rin mendengar ada suara orang yang tengah menuju pemandian.

Ternyata ada juga orang yang mandi di tengah malam seperti ini..

Rin tidak mau terlalu peduli dengan keberadaan orang baru itu. Ternyata orang itu adalah Locke, lelaki yang baru ditemuinya di bukit. Ia melihat Locke masuk ke kolam air panas dan ikut berendam. Rin melihat bekas luka yang ada di tubuh Locke tidak terlalu jauh berbeda dengan dirinya.

Kenapa manusia tidak bisa menjaga dirinya sendiri?

Rin sebenarnya sebal pada orang-orang yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Bagi Rin, menjadi manusia adalah hal yang paling menyenangkan dan patut disyukuri. Rin ingin sekali menjadi manusia, tapi keadaan tidak memungkinnya untuk melakukan hal itu. jadi kenapa harus ada orang-orang bodoh yang melukai dirinya sendiri?

Aku tidak pantas ikut campur urusan orang lain.. Toh dia juga tidak mencampuri urusanku..

Rin semakin menenggelamkan dirinya dalam air panas itu sampai tiba-tiba ada orang lain yang masuk ke dalam pemandian itu. Mata Rin hampir tidak mempercayai apa yang dilihatnya sendiri, karena ternyata yang masuk adalah seorang perempuan!!

A-apa-apaan ini? Dia, kalau tidak salah namanya Rosa kan?? Anak perempuan yang kutemui beberapa kali..

Mungkin bagi orang-orang yang ada di dekatnya yang dibesarkan di lingkungan kebudayaan barat, hal ini biasa. Tapi, Rin besar di lingkungan kebudayaan timur. Apalagi, Rin hidup dengan membiasakan diri menjadi sosok anti-sosial yang tidak pernah berbaur dengan orang lain. Sekarang ia harus berbagi pemandian dengan perempuan?? Rin menggelengkan kepalanya.

"Rosa, kurasa kau salah tempat," ujar Rin dingin. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sama sekali.

Suasana saat itu benar-benar nyaman. Assassin berambut merah itu sangat menikmati kehangatan pemandian yang menjalar ke seluruh tubuhnya, membuatnya benar-benar rileks. Matanya masih tertutup, seakan Ia sedang membuang segala beban yang ada padanya.

Ditengah kenyamanannya, Locke merasa bahwa bocah bernama Rin itu sejak tadi memandangnya. Ia heran mengapa setiap orang di sini memandangnya seperti itu, tidak terkecuali gadis bernama Marianne dan Cloenthy. Namun Locke sama sekali tidak peduli, Ia sudah terbiasa dipandang seperti itu karena keadaan tubuhnya ataupun karena matanya. Ia memang terlihat sedikit menonjol dari orang-orang pada umumnya. Mungkin karena itulah orang-orang enggan mendekatinya, disangka berbahaya.

Kenyamanan Locke lagi-lagi diganggu oleh kehadiran seseorang yang rasanya dikenalnya. Benar saja, Rosa. Gadis menyebalkan itu masuk ke dalam kolam pemandian dan mandi bersama mereka.

selamat malam, Locke, Rin, malam yang indah...

Locke malas merespon salam Rosa. Baginya, gadis itu bila semakin direspon akan melunjak, jadi Ia memilih untuk diam.

Rosa, kurasa kau salah tempat

Terdengar sekali dari suara Rin kalau bocah itu merasa tidak nyaman. Locke yang memang dibesarkan di Irlandia sudah sangat terbiasa denga hal-hal semacam itu. Ia sudah kebal melihat seorang wanita yang hanya memakai pakaian minim bahkan tidak berbusana. Locke hanya tersenyum kecil sambil menahan tawa melihat reaksi Rin yang dianggapnya lucu.
"Tenanglah..Biarkan Ia mandi di sini. Lagipula tidak ada tanda bahwa tempat ini adalah pemandian khusus laki-laki, bukan?" ujar Locke sambil masih menahan tawa.

Rosa, kurasa kau salah tempat

"eh??? benrakah?" Rosa berpikir.
bukaankah ini tempat permandian air panas???bukankah seharusnya permandian air panas itu boleh dimasuki siapa saja?

"Tenanglah..Biarkan Ia mandi di sini. Lagipula tidak ada tanda bahwa tempat ini adalah pemandian khusus laki-laki, bukan?"

"ah...maksudnya salah tempaat itu....tidak kok...aka rasa tidak masalah kalau aku mandi di sini...Locke saja tidak keberatan..."jawab rosarium.
senyum tampak di wajahnya, dalam hatinya ia masih ingin tertawa...karena dulu tak ada yang pernah melarang ataupun mempermasalahkan hal seperti itu

"Rin, memang...seharusnya terpisah? aku rasa jika digabung pun tidak masalah..." Rosarium berkata pada Rin. melanjutkan pernyataannya Rosarium berkata " Locke saja yang kesal sama aku bilang tidak apa-apa berarti tidak masalah kan...Rin" Kata Rosarium sambil tetap tersenyum sementara dalam hatinya ia masih tertawa geli.

Tenanglah..Biarkan Ia mandi di sini. Lagipula tidak ada tanda bahwa tempat ini adalah pemandian khusus laki-laki, bukan?

ah...maksudnya salah tempaat itu....tidak kok...aka rasa tidak masalah kalau aku mandi di sini...Locke saja tidak keberatan...

Dasar anak-anak zaman sekarang..

Rin menggeleng-gelengkan kepalanya. Sejak zaman ia hidup, memang sudah terjadi banyak sekali perubahan. Mau tidak mau pun Rin juga harus iku beradaptasi dengan semua itu, tapi memang, rasanya Rin lebih suka kebudayaan zaman dulu.

"Memang tidak ada yang melarang, tapi..," Rin memalingkan wajahnya dan menutupi wajahnya dengan salah satu tangannya. Kepalanya pusing. Rasanya berendam terlalu lama di pemandian air panas bukan ide bagus untuk Rin. Rin pun kehilangan kesadarannya perlahan-lahan.

Spoiler:

Rosarium masih menikmati keadaan sekitarnya. Langit hitam bertabur bintang begitu indah di matanya, kerlip-kerlip bintang dan terangnya bulan selalu membawanya ke negeri yang lain. Seakan sekelilingnya sudah tak ada lagi di sekitarnya.

Rosarium merasa sangat nyaman berada di permandian air panas. air panas yang membuat rileks tubuhnya serta mengistirahatkan otaknya yang terlalu banyak pikiran. Dalam sekejab hilang semua hal yang ia pikirkan ia tersenyum sambil bersenandung.

Rosa melihat ke arah Rin. Terlihat bahwa Rin mulai limbung. Rosa khawatir. Ia berjalan mendekati tempat Rin dan bertanya padanya
" Kamu tidak apa apa Rin, sepertinya kau mulai pusing, apa tidak sebaiknya kamu naik dahulu, jika tidak..." Rosarium berpikir dan melanjutkan kalimatnya " kamu akan pingsan dan kami akan susah sekali mengangkat kamu dari kolam ini , apalagi kalau kami harus melakukan pertolongan pertama "kata Rosarium pada Rin

Memang tidak ada yang melarang, tapi..,

Belum selesai mengucapkan kalimatnya, Rin terlihat memegang dahinya. Wajahnya memucat. Ia pun terlihat kehilangan kesadarannya. Locke hanya sedikit terkejut, namun tidak peduli dengan keadaan bocah half breed itu. Ia memang sejak bekerja sebagai seorang pembunuh bayaran tidak pernah peduli dengan keadaan sekitarnya. Ia malahan tetap pada posisinya dan menikmati kehangatan pemandian itu tanpa melakukan apapun.

Locke menutup matanya sambil menengadah. Tiba-tiba di benaknya terlintas sesuatu. Sesuatu yang sebenarnya adalah pertanyaannya yang disimpan sejak pertama kali memasuki end earth.
Apa aku layak diberi kesempatan kedua?
Pertanyaan yang bodoh, memang. Namun Ia benar-benar ingin sekali mendapatkan jawaban atas pertanyaannya yang satu ini. Ia yang telah kotor oleh darah. Apakah benar-benar layak diberi kesempatan kedua?

Perlahan-lahan ingatan tentang kehidupannya yang dulu mulai bermunculan, seakan-akan terputar seperti sebuah film di pikirannya.. Tubuhnya terasa ngilu mengingat saat-saat penyiksaannya. Yang paling diingatnya walaupun ingin dibuangnya jauh-jauh adalah saat sebilah besi panas memasuki rongga mata kanannya.

Melihat luka-luka di tubuh Rin, Ia juga merasa bahwa bocah itu melewati masa-masa hidup yang berat. Locke memandang bocah itu penasaran. Sebenarnya apa itu seorang half breed??

Kamu tidak apa apa Rin, sepertinya kau mulai pusing, apa tidak sebaiknya kamu naik dahulu, jika tidak... kamu akan pingsan dan kami akan susah sekali mengangkat kamu dari kolam ini , apalagi kalau kami harus melakukan pertolongan pertama

Rin berusaha mempertahankan kesadarannya. Kata-kata Rosa menyadarkan Rin. Rin paling tidak suka merepotkan orang lain apalagi menerima bantuan dari orang lain. Itu adalah hal yang paling dihindarinya.

Rin menegakkan dirinya kembali. Ia tidak bereaksi apa-apa terhadap perkataan Rosa. Rin berjalan perlahan keluar dari onsen. Ia duduk di pinggir kolam. Kondisi Rin menjadi jauh lebih baik.

Menyedihkan sekali.. Aku orang Jepang tapi tidak bisa berendam di onsen dalam waktu lama..

Rin memang sudah lama sekali tidak melakukan kebiasaannya saat masih menjadi manusia dulu. Sejak mengakui dirinya adalah half-breed, ia hampir menghilang dari kehidupan manusia.

Rin merasa bahwa Locke menatap dirinya. Ia tengah melihat bekas-bekas luka yang ada di tubuhnya. Rin merasa heran. Bukankah Locke juga memiliki bekas luka seperti dirinya? Lantas kenapa ia menatap Rin yang sama dengannya? "Kenapa kau?" tanya Rin dingin.

Rin menatap luka-lukanya. Tampaknya luka-luka di tubuh Rin tidaklah sebanding dengan luka-luka yang sudah ia torehkan pada orang lain. Rin melihat tangannya, tangan yang sdah berulang kali membunuh orang.

Tanganku sudah terlalu banyak dilumuri darah sehingga tidak bisa dibersihkan lagi..

Tiba-tiba Rin melihat darah segar berceceran dari tangannya. Mata Rin terbelalak dan ia spontan berdiri. Tubuh Rin bergetar.

Apa ini? Apa aku masih setengah sadar?

Darah itu indah bukan?

Suara apa itu???

Rin melihat keadaan sekelilingnya.

Kamu tidak apa apa Rin, sepertinya kau mulai pusing, apa tidak sebaiknya kamu naik dahulu, jika tidak... kamu akan pingsan dan kami akan susah sekali mengangkat kamu dari kolam ini , apalagi kalau kami harus melakukan pertolongan pertama

Locke diam saja mendengar ucapan Rosa. Ia memang tidak suka mempedulikan orang lain. Mungkin memang karena Ia terbiasa hidup sebagai 1 individu, tanpa orang lain disekitarnya. Melihat Rin seperrtinya tersadar karena Rosa pun Ia cuek saja. Ia malas mengurusi orang lain, apalagi orang yang tidak dikenalnya seperti Rin.

Kenapa kau?

Ia cuek mendengar ucapan dingin Rin. Memangnya kenapa kalau Ia memandanginya?? Tidak ada yang melerang. Locke memang seorang pemberontak sejati. Ada peraturan saja Ia tetap melakukan apa yang Ia mau, apalagi tanpa peraturan, jangan harap bisa menghalangi Locke berbuat sesuatu.
"Apa pedulimu? Sesukaku aku ingin berbuat apa." jawab Locke cuek.

Tiba-tiba Rin terlihat aneh. Ia memandangi tangannya lalu mendadak berdiri. Tubuhnya bergetar, seakan-akan melihat atau mendengar sesuatu yang mencurigakan. Locke hanya menatapnya curiga sambil waspada. Biasanya bila seseorang seperti ini, orang tersebut kemungkinan melakukan sesuatu yang berbahaya.

"Apa pedulimu? Sesukaku aku ingin berbuat apa."

sebelum rosa protes akan jawaban Locke,Rin terlihat aneh, seakaan melihat sesuatu yang mengerikan. Rosa berusaha menenangkan Rin, tapi Ia sendiri merasa aneh, tubuhnya otomatis mundur dari dekat Rin seakaan ada hal yang membuat ia menarik tubuhnya dari Rin.

Ia merasa aneh, Tubuh Rin bergetar begitu hebatnya, sementara itu Locke sudah terlihat siaga. Tangan kirinya terasa sakit, menandakan seperti akan terjadi sesuatu yang sangat tidak enak. Ia melihat ke arah Rin yang masih bergetar. Ia berpaling pada Locke bertanya " Locke, kamu tahu Rin kenapa? sepertinya ada yang aneh dengannya..." katanya

Mungkin sebenarnya Locke tidak akan tahu hal itu, tetapi hatinya tetap gelisah sehingga tidak tahu dari mana ia bertanya seperti itu pada Locke akhirnya Ia berkata lagi.." Maaf, kamu pasti tidak tahu sama seperti aku, maaf pertanyaanku bodoh" Wajah Rosa sudah tidak lagi tersenyum. Ia terlihat sedikit panik dan siaga, menunggu sesuatu terjadi.

Apa pedulimu? Sesukaku aku ingin berbuat apa.

Locke, kamu tahu Rin kenapa? sepertinya ada yang aneh dengannya... Maaf, kamu pasti tidak tahu sama seperti aku, maaf pertanyaanku bodoh

Rin hampir tidak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan mana ilusinya. Rin tidak sempat lagi mendengar percakapan antara Rosa dan Locke, atau lebih tepatnya, ia tidak bisa bereaksi. Ia merasakan darah yang ada di tangannya menetes perlahan dan bau besi yang kuat menusuk hidungnya. Semua tampak begitu nyata baginya.

Kenapa kau bergetar? Sebenarnya kau menginginkan ini bukan?

Apa maksudmu? Kenapa kau bisa seenaknya bilang begitu?

Hahaha.. Tentu saja.. Karena aku adalah kau, dan kau adalah aku bukan?

Mata Rin terbelalak. Ia mengangkat kepalanya perlahan-lahan dan memalingkan kepalanya ke atas permukaan air. Sinar bulan yang lembut memang membuatnya tidak dapat melihat refleksi atau pantulan dirinya dengan sangat jelas, tapi samar-samar ia bisa melihat bayangan yang terpantul di atas air.

Rin melihat sosok dirinya di atas air, dirinya, tapi juga bukan dirinya. Kedua bola mata kuning yang terpantul di atas air itu tampak berkilat-kilat. Sosok dirinya bersimbah darah sambil menyinggung senyum puas. Samar-samar ia bisa melihat taring di antara mulutnya.

Lihat?

Rin menyibakkan bayangan yang ada di permukaan air itu dengan tangannya. Dengan perlahan ia berjalan mundur menuju pintu keluar.

Percuma.. Kau adalah aku, kau tidak bisa kabur dariku.

Rin berpaling perlahan. Sosok yang ia lihat di pintu masuk onsen dari kaca itu bukanlah lagi dirinya, sosok yang ada di sana sudah terlalu berbeda. Ia sudah tidak dapat mengenali lagi orang di pantulan itu. "AAAAAA!" teriak Rin geram. "Kuzakenda!" ujar Rin. Rin memukul pintu itu dengan tangan kirinya. Pecah berantakan, tangan Rin meneteskan darah. Serpihan kaca kecil itu malah membuat pantulan dirinya terlihat semakin banyak.

Waktu sudah kembali bergerak.. Mata ao, ore..

"...." Rin terdiam. tiba-tiba suara yang mengganggu di kepalanya itu sudah hilang. Rin melihat tetesan darahnya, darahnya bukan lagi berwarna merah, tapi hitam, hitam kelam. Tetesan darahnya seperti racun yang mematikan makhluk hidup di sekitarnya, tumbuhan di sekitar onsen itu sebagian mati terkena cipratan darah Rin. Benda-benda yang terkena darahnya pun tampak seperti meleleh.

"Hahaha," tawa Rin pahit. Ia gunakan tangan kirinya untuk memegang dahinya dan mengangkat poni rambutnya. "Unme ka? Mou migerarenai ne," ujar Rin pelan.

AAAAAA! Kuzakenda!

Rin memukul tembok sekuat tenaga, benda tersebut pecah. Rin terlihat aneh, sejak Ia melihat ke arah air kolam pemandian Ia terlihat marah dan panik. Locke semakin bingung, Ia tidak melihat apapun di atas air namun Rin berubah drastis sejak melihatnya. Ia merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang tidak mengenakkan. Ia yang biasanya sama sekali tidak peduli dengan hal-hal semacam ini menjadi sedikit khawatir, namun bukan kepada Rin, tetapi khawatir Rin akan melukainya dengan keadaannya yang seperti itu.

Tangan Rin berdarah karena memukul pintu tersebut. Darahnya tidak berwarna merah, melainkan hitam, hitam pekat. Darah tersebut membuat tanaman yang tekena cipratannya mengering dan mati. Locke semakin curiga dengan keadaan Rin. Ia curiga kalau-kalau sisi demon Rin sedang mengambil alih tubuhnya. Locke memasang posisi siaga. Ia sudah menggenggam daggernya untuk berjaga-jaga kalau-kalau anak itu berbuat sesuatu. Dari auranya, Locke tahu bahwa sisi demon Rin tidak main-main.

Unme ka? Mou migerarenai ne,

Pemuda berambut merah itu terlihat bingung bercampur curiga. Rin tertawa pahit walaupun Locke tidak merasakan apapun yang aneh di sekitarnya. Anak ini bermimpi... Locke menghampiri Rin dan memegang bahunya. Tangannya nampak melayang di pipi Rin.
PLAAAKK!!
"Bangun! Lihatlah kenyataan di depanmu, jangan terperangkap pada mimpi burukmu." ujar Locke dingin dan cuek.