Memories about the past [open for Kira, Ryazely and all of kingdom member] (finished)

Jarang - jarang ada hari ini. ryazely ingin sekali berjalan - jalan ke Zornykh. Tempatnya dulu sebelum ia mati dan dibawa Ryo ke End Earth. Di Zornykh merupakan tempat yang sangat ia rindukan karena di sana ia bertemu dengan semua teman - temannya yang sekarang ini berada di End Earth.

Ryazely jalan - jalan menuju Zornykh bersama Kira. Ia mengajak Kira untuk menemaninya. Sesampainya di Zornykh, kenangan lama muncul dalam pikiran Ryazely. Ingatan tentang pertama kali mereka semua bertemu, peperangan yang mengakibatkan mereka semua pindak ke Zornykh dan seorang wanita yang dulu disukai oleh Ryazely. Kali ini mereka tiba di depan patung tangan yang jika dibilang di bumi menunjukkan inisial 'Oke'. Ini tempat di mana biasanya mereka janjian bertemu untuk jalan - jalan.

Tetapi ia tidak meluapakan bahwa Kira berada di sana. Ryazely tidak [ernah memperlihatkan wajah sedihnya ke orang lain. Inginnya orang lain tidak mempermasalahkan masalahnya karena baginya masalahnya sama sekali tidak penting.
"Kira, Zornykh indah bukan?"

Zornykh... Tanah legendaris tempat para angel, demon, dan half tinggal.
Bru pertama kalinya selama hidup di Xion dan di End Earth Kira mendatangi tempat itu. Susananya seperti
kota-kota pada umumnya, hiruk pikuk pusat kota dengan kios-kios di sepanjang jalan, benar-benar seperti
kampung halamannya dulu.

Ya... Sejak dulu Kira ingin sekali kembali ke Xion. Bukan untuk menemui keluarganya, bukan pula untuk mengenang
keluarganya. Dendamlah yang menjadi satu-satunya alasan Kira ingin kembali ke Xion, alasan Kira memutuskan
untuk ikut dengan Ryazely. Ia melihat sekeliling, berharap dapat menemukan orang itu dan membalaskan dendamnya.

Lalu perjalanan mereka terhenti di sebuah patung tanda 'oke' di tengah kota. Kelihatannya Ryazely memiliki
suatu kenangan di sana.

"Kira, Zornykh indah bukan?"

Indah? Huh... Kira hanya bisa tersenyum pahit. Baginya, Xion hanya merupakan tempat dengan seluruh kenangan
buruknya tentang keluarga dan clannya. Bagaimana Ia bisa dibunuh oleh clannya sendiri. Bagaimana seluruh keluarganya mati karena orang itu.
"....Y...ya... tentu saja." jawabnya lirih.

Ryazely yang masih sedikit terngiang - ngiang pada saat ia berada di Zornykh. Memandangi patung bertanda 'oke' itu karena pertama kali ia melihat patung itu dia tertawa bersama teman -temannya karena lucu sekali melihat patung itu.

Tanpa sadar, Ryazely tertawa kecil pada saat bersama Kira karena mengingat hal itu. Ketawanya sedikit lirih karena mengingat hal itu tapi jika diingat - ingat itulah pengalaman yang pernah ia alami bersama dengan yang lain. Dan ia juga mengingat CJ, orang yang dulu disukainya.

"....Y...ya... tentu saja."

Suara Kira terlihat Lirih, sangat lirih. Ryazely bingung mengapa suara Kira terlihat begitu lirih. Membuat Ryazely merasa bersalah mengajaknya ke Zornykh untuk jalan - jalan.

"Kira, ada apa? Maaf ya aku mengajakmu ke tempat yang mungkin jadi mengingatkanmu pada masa lalumu." kata Ryazely sedih.

"Kira, ada apa? Maaf ya aku mengajakmu ke tempat yang mungkin jadi mengingatkanmu pada masa lalumu."

Kira seakan tersadar dari lamunannya. Kenangan yang tadi diingatnya dalam sekejap hilang, lenyap.
Ia menoleh ke arah Ryazely, lalu kembali memalingkan wajahnya.
"...Tidak apa-apa. Tidak usah minta maaf." katanya datar.

Ugh... Jujur saja, sebenarnya Kira tidak ingin kembali ke tempat ini. Tempat yang menjadi bibit tumbuhnya dendam
di dalam hati Kira. Namun sekarang Kira telah buta karena dendam. Satu-satunya tujuan hidupnya hanyalah
membalaskan dendamnya pada orang itu. Orang yang telah membunuh seluruh keluarganya. Dan bahkan Ia tidak
layak untuk disebut sebagai 'orang'.

Ryazely sepertinya juga menyimpan banyak kenangan di Xion, terutama di patung tanda 'oke' ini. Sejak pertama
kali sampai di sini, Ryazely terus memandang patung itu sambil tersenyum. Untuk memecah keheningan, Kira bertanya
sesuatu pada Ryazely.
"Hei. Kalau boleh aku tahu, bagaimana kehidupanmu sebelum ke end earth?"

"Hei. Kalau boleh aku tahu, bagaimana kehidupanmu sebelum ke end earth?"

Ryazely kaget ditanya hal itu oleh Kira karena selama ini yang tahu mengenai masalah mereka hanyalah orang - orang yang berada di kerajaan saja karena merekalah yang mengalami hidup mereka di Zornykh bersama - sama. Ryazely bingung harus menceritakan atau tidak tapi akhirnya ia memutuskan untuk cerita.

"hmm. Dari mana ya aku harus menceritakannya. Mungkin dari awal sekali pada saat aku kecil ya. Dulu sekali, aku dilahirkan dan dibesarkan di sini. Sejak kecil aku berteman dengan Andre dan Cj. Cj ini teman wanita kami satu - satunya. Kami akhirnya bertemu Ryo, Raja di End Earth sekarang di sekolah bersama dengan seluruh keluarga Ryo yaitu Wind dan Resshin.

Kami mengalami banyak hal di sekolah itu. Saat aku, Ryo dan Resshin ikut dalam pemotretan majalah dan sampai kami dikejar - kejar satu sekolah. Andre juga pada saat itu masih berupa cling bisa berubah menjadi orang. Banyak sekali yang kami alami di sini. Andre dulu juga mempunyai seorang pembantu bernama Queency. Cukup cantik bisa dibilang hanya saja aku merasa kasian karena majikannya Andre.

Setelah kami di sekolah, muncul beberapa masalah dan peperangan yang cukup sengit. Aku tidak begitu mengingatnya karena itu adalah hal yang paling tidak ingin kuingat karena saat itu orang -orang terpentingku meninggal semua. Aku sama sekali tidak berminat untuk membalaskan dendam pada orang yang sudah mencelakakan teman -temanku karena orang yang sekarang ini tidak ada di End Earth tidak akan kembali lagi padaku. Seperti CJ,Xhade, dan Queency. Mereka tidaka akan kembali jadi apa gunanya aku mendendam." Jelas Ryazely sedikit sedih karena harus mengingat masa lalunya lagi.

Kehilangan orang-orang yang penting, yaa?
Ternyata Ryazely tidak seriang kelihatannya. Ia sudah sejak lama memendam kesedihannya dengan terus
tersenyum, terus tertawa walaupun di dalam hatinya sebenarnya sudah seperti ditusuk-tusuk. Namun,
tidak mendendam? Naif sekali orang ini. Ia sangat bertolak belakang dengan Kira yang adalah pendendam
sejati. Sejak saat nyawa Kira direnggut oleh orang itu, Ia telah terjerumus ke dalam kegelapan.

Setelah bercerita tentang masa lalunya, wajah Ryazely terlihat sedih. Kira agak menyesal menanyakan hal
tersebut kepadanya. Mungkin memang ada hal-hal yang lebih baik dipendam dalam-dalam. Sama seperti Kira.
Ia sama sekali tidak ingin mengingat masa lalunya yang kelam.

!!!!
Aura yang sangat dikenalnya. Aura seseorang yang paling dibencinya di seluruh dunia ini. Aura pembunuh
keluarganya. Kira melihat sekeliling, mencari-cari makhluk yang membuatnya terlempar ke end earth, membuat
Crein menyusulnya. Di keramaian, Kira melihat seorang pria berkulit pucat. Usianya kira-kira 25 tahunan, berambut
pirang. Dari tubuhnya terpancar aura yang sangat mencekam, begitu dingin, seakan kematian mengekar-ngejar
setiap orang yang melewatinya.
Orang itu!! ekspresi Kira yang biasanya selalu tenang kini berubah marah. Dicabutnya pistolnya kemudian Ia
berlari mengejar orang itu.

Eh? KIra berlari? Siapa yang ia kejar?

Ryazely yang bingung melihat Kira tiba - tiba lari dan mengambil pistolnya. Berlari dengan cepatnya sampai - sampai Ryazely tidak bisa mengejarnya hanya dengan kekuatannya yang biasa ia pakai. Akhirnya Ryazely menggunakan kemampuan sihirnya seperti yang ia pakai saat ia terlibat pertarungan di Zornykh.

Ryazely berlari dengan cepatnya mengejar Kira. Akhirnya setelah beberapa lama, ia dapat melihat Kira mengejar orang yang tak dikenalnya. Orang itu berambut pirang dan memakai hood pada kepalanya dengan coat hitam sepanjang lututnya. Orang itu juga memakai pedang yang besar di punggungnya. Ryazely mencoba mengejar Kira dan akhirnya dapat berdiri bersebelahan dengan Kira.

Wajah Kira terlihat sangat garang dan penuh dengan amarah. Sangat penuh dengan dendam. Akhirnya Ryazely ingin membuat orang yang dikejar Kira berhenti agar Kira pun ikut berhenti.
Ice shield

Ryazely mengarahkan sihir es itu ke arah orang yang dikejar Kira. Dinding es muncul di depan orang yang dikejar Kira sehingga orang itu menbraknya dan jatuh tersungkur.

"Kau mengejarnya, Kira?" tanya Ryazely pada saat ia berhenti karena sudah mencapai pada orang yang dikejar Kira.

Tidak mengindahkan orang-orang yang ada di sana, Kira terus berlari mengejar pria berkulit pucat itu.
Matanya yang nanar menatapnya dengan pandangan penuh kebencian. Bola matanya mengecil, tanda
ingin segera membunuh makhluk itu. Mungkin Kira sudah benar-benar terjerumus dalam kegelapan dendam.

Sementara Kira sedang mengejar makhluk itu, dilihatnya Ryazely yang ikut berlari mengejarnya.
Cih! Sedang apa dia ikut-ikutan berlari? Ryazely membuat semacam perisai es yang membuat malkhluk
itu jatuh tersungkur karena menabraknya. Wajah Kira semakin marah, Ia menoleh ke arah Ryazely dan
menatapnya dengan matanya yang sudah bercampur dengan api kebencian.
"Jangan ikut campur!!!" serunya.

Ia mendekati pria berkulit pucat itu. Mengarahkan envernya di dahi orang itu. Pria berkulit pucat itu tertawa.
Sangat tidak bisa dikatakan sebagai tawa bahagia. Tawanya licik, menghina. Bola mata Kira semakin mengecil.
Sifatnya yang biasanya selalu cool sekarang penuh kebencian dan dendam.
"Kira-kun... Lama tak jumpa." kata orang itu sambil menyeringai.

Perasaan Kira seperti tersulut api. Tanpa berbicara sepatah kata pun Ia menarik pelatuk enver.

DOR!!!

Peluru itu digigit oleh makhluk berkulit pucat itu tanpa melukainya sama sekali.

"Jangan ikut campur!!!"

Ryazely kaget melihat Kira berbicara seperti itu padanya. Pertama kalinya ia melihat Kira marah dan mengeluarkan emosinya. Ryazely yang kaget itu akhirnya hanya bisa berdiam diri karena agak takut melihat reaksi Kira yang seperti itu. Ryazely diam tanpa suara.

"Kira-kun... Lama tak jumpa."

Orang tadi dicegat oleh Ryazely menyapa Kira dengan wajah yang sangat tidak menyenagkan. Wajah penuh kelicikan dan seperti terlihat meremehkan Kira. Ryazely merasa ada sesuatu di antara mereka. Menurut Ryazely ini mengenai masa lalaunya yang bisa dibilang kelam.

dendam?
Ah iya!! Itulah yang pernah dikatakan Kira terhadapanya. Ia ingin membalas dendam pada seseorang dan inikah orangnya? apakah Kira sangat menderita sekali pada masa lalu sampai ia sangat dendam pada orang ini? Mungkin sebaiknya Ryazely diam saja sampai Kira tenang dan ia berharap Kira tidak akan membunuhnya.

Pria berambut pirang itu terkekeh, tawanya begitu mencekam. Ia meremas peluru yang ditembakkan Kira
hingga hancur menjadi serbuk besi.
"....Pathetic. Hanya segini kah dendam mu padaku? HAHAHAHA!!!" sang makhluk berseru dengan nada
menghina. Kira semakin marah. Ia melesat ke arah orang itu lalu menghantamnya.

Pukulan Kira ditahan hanya dengan sebelah tangannya. Mereka seakan adu kekuatan, saling mendorong.
"Kau...Kau akan membayar semuanya!! Heaaaaaaaaaa.......!!!!!!!!" Kira menendang makhluk itu tepat ditengah
perutnya, lalu Ia melompat dan akan menendang kepalanya. Namun, hal itu malah berbalik. Makhluk itu mencabut
pedang raksasanya dan menebas Kira, menyamping dari bahu sampai pinggangnya. Darah Kira menyembur keluar,
dalam sekejap Kira jatuh tersungkur di tanah.

"Aaaaaargh......!!!" Kira mengerang memegang lukanya yang terasa sangat sakit. Makhluk itu berdiri, lalu
meninggalkan tempat itu. "Kebencianmu masih kurang. Bencilah aku, dendamlah padaku." katanya dengan
nada yang begitu licik.
Kira memaksakan diri untuk bangun, darah dari lukanya keluar semakin deras. Ia tidak peduli dengan lukanya,
satu-satunya hal yang ada di pikirannya adalah membunuh orang itu.

Ryazely melihat pertarungan yang sengit itu. Tidak bisa dibilang cukup sengit juga karena Kira hanya menedangnya tetapi kemarahan Kira yang membuat Ryazely mengatakan seperti itu. Benar - benar hal yang baru pertama kali dilihat Ryazely. Kira menendang orang berambut pirang itu.

Pada saat yang tak terduga dan Ryazely pun tak bisa melindungi Kira. Sabetan pedang dari orang berambut pirang yang merupakan orang yang ingin Kira balas dendam itu menyabet Kira hingga menyamping dari bahu sampai pinggangnya dan mengeluarkan banyak sekali darah.

Ryazely dengan segera berlari menuju tempat Kira untuk melihat keadaanya tetapi yang dilakukan Kira adalah tetap mengejar pria itu. Lukanya sama sekali tidak ia perhatikan. Ia masih mencoba untuk berlari mengejar orang yang sudah tidak tahu ke mana. Ryazely menghampiri Kira yang terluka itu.

"Cukup KIRA!" teriak Ryazely.

Darah yang keluar dari tubuhnya semakin deras. Pandangan Kira sudah berkunang-kunang. Ia berjalan
gontai, terlalu banyak darah yang keluar dari tubuhnya.

"Cukup KIRA!"

Kira menoleh ke arah Ryazely dan menatapnya dengan matanya yang mulai kabur pandangannya.
"Heh. Tahu apa kau tentang aku? Satu-satunya tujuan hidupku hanyalah dia. Dia MATI! Kau... Di saat Ia
berada di depanku seperti ini kau menyuruhku untuk berhenti mengejarnya?! Jangan bercanda!"
Dendam Kira sudah sepenuhnya menguasai dirinya, sampai-sampai tubuhnya yang sudah tidak kuat
terus dipaksakannya.

Sambil memegang lukanya, menahan darah yang keluar dari tubuhnya, Kira terus berjalan mengejar makhluk
itu. Ia tidak peduli akan Ryazely. Di saat seperti ini, seseorang seperti Ryazely hanya dianggapnya sebagai
penghalang semata, walaupun Ia adalah temannya.

"Heh. Tahu apa kau tentang aku? Satu-satunya tujuan hidupku hanyalah dia. Dia MATI! Kau... Di saat Ia
berada di depanku seperti ini kau menyuruhku untuk berhenti mengejarnya?! Jangan bercanda!"

Ryazely benar - benar tidak tahan untuk sifat Kira yang sekarang ini. Sangat membuatnya kesal dan ini mungkin untuk pertama kalinya ia marah pada teman yang baru ia kenal. Ia melihat Kira terus - terusan berusaha mengejar. Akhirnya Ryazely tidak tahan melihat Kira yang terus - terusan berusaha mengejar. Ia menarik lengan Kira agar berhenti mengejar.
"KIRA! Berhenti!! Memang kau dendam padanya!! Tetapi orang itu masih hidup! Kau pun pasti masih bisa menemuinya lagi!!" kata Ryazely berteriak.

Tatapi Kira tetap saja berontak untuk tetap berlari dan mengejar akhirnya Ryazely memakai satu satunya cara yang bisa membuatnya diam. Dengan sihir.

Ice

Banyak esekali serbuk - serbuk es yang meniup Kira. Serbuk - serbuk es itu terus berkumpul hingga membentuk sebongkah es yang mengurung kaki Kira agar Kira tidak lagi ke mana - mana.

"Maaf, aku harus melakukan ini." kata Ryazely menghela nafas.

"KIRA! Berhenti!! Memang kau dendam padanya!! Tetapi orang itu masih hidup! Kau pun pasti masih bisa menemuinya lagi!!"

Ryazely menyihirnya dengan elemen es yang memang merupakan senjatanya. Kakinya membeku. Kira tidak bisa
bergerak. Baru pertama kalinya Ia melihat Ryazely yang selalu ceria itu marah. Kira sedikit tersadar bahwa Ia
sudah sedikit kelewatan.

Tubuhnya yang berlumuran darah kini sudah tidak kuasa menopang berat tubuhnya. Ia terjatuh, tenaganya sudah
habis karena terlalu banyak mengeluarkan darah. Pandangannya kabur. Tubuhnya serasa mati rasa. Ia sudah
tidak sanggup bergerak lagi. Perlahan-lahan pandangannya benar-benar hitam, kesadarannya mulai hilang. Kira
pun kehilangan kesadaran di tempat itu.

...Bencilah aku, dendamlah padaku...

Setealh Ryazely meyihirnya, lama kelamaan ia melihat kesadaran Kira telah tidak ada. Kira pingsan, tubuhnya banyak luka. Ryazely berpikir keras bagaimana cara ia merawatnya karena tidak ada anggota kerajaan di sini.

Setelah beberapa lama berpikir ia akhirnya mengetahui tempat di mana dia harus membawa Kira. Dia membawa Kira ke rumahnya yang berada di Zornykh dahulu. Sekarang ini rumah itu tidak ada penghuninya. Hanya berupa rumah. Ryazely hanya berharap rumah itu masih sama seperti sedia kala sehingga ia bisa mengobati sementara Kira yang terluka.

Ryazely merangkul Kira yang terluka dan tak sadarkan diri itu berjalan tanpa memperhatika apapun yang dilihat orang lain di sana. Ryazely berjalan dan terus berjalan sehingga ia menemukan rumah yang dulu menjadi tempat tinggalnya. Kembali ia melihat kenangan lama akan rumah itu. Tempatnya bermain bersama dengan yang lain dan tempat pula di mana ia merasakan kesepian.

Untung saja rumah itu masih baik adanya. Ia membawa Kira ke ruang tamu dan merebahkannya di sofa sana. Ryazely mengambil air dan kompress lalu mengkompressnya di dahi Kira. Ryazely juag mengabil obat dan perban lalu membalutkannya ke badak Kira yang terluka agar cepat membaik. Selagi menunggu Kira yersadar, Ryazely duduk di sofa yang biasa ia duduki. Sofa berwarna biru terang.

"Bencilah....
dendamlah...
jadilah kuat sebelum kau membunuhku...
Kau manusia menyedihkan...!

Kata-kata orang itu masih terngiang-ngiang di pikiran Kira. Ingatan yang ingin dibuangnya jauh-jauh tentang
orang itu kembali bermunculan. Sepertinya Kira bermimpi, mimpi yang seolah-olah nyata. Ia seolah-olah berada
pada waktu pembantaian keluarganya. Pria itu menebas ayah dan ibunya, lalu menghisap darah mereka. Gadis
yang disukainya juga tidak luput dari incarannya.

Pria itu seakan mendekati Kira, menggigit lehernya. Tanpa disadari, Kira sudah tertular racun vampire, yang
tentunya dapat mengubahnya menjadi vampire. Saat itulah saat Kira bangun. Ia terengah-engah, keringat dingin
bercucuran di seluruh tubuhnya. Ia melihat kondisi badannya, penuh perban. Sepertinya Ryazely yang merawat
lukanya.

Ugh! Sial. Mengapa aku bisa selemah ini?? Kira memejamkan matanya, kesal dengan dirinya sendiri.

Ryazely yang sedang tenggelam pada masa lalunya di rumah itu melihat Kira telah sadar dari ketidaksadarannya. Ryazely mendekati Kira dan mengambil kompresannya lalu menggantinya dengan yang baru. Ia melihat Kira berkeringat dingin dan mengambil lap kering untuk menghapusnya.

"Jangan bergerak dulu. Kau ini! membuatku marah saja!" kata Ryazely yang masih termakan emosi dari apa yang dilakukan Kira tadi pada saat lukanya masih belum sembuh benar.

Setelah selesai mengganti kompres itu akhirnya ryazely memukul bagian yluka Kira dengan sedikit keras agar Kira merasakan bagaimana sakitnya ia dengan lukanya itu.

BUK

"Jika kamu sudah sehat sedikit, kita kembali ke End Earth untuk mengobati lukamu." kata Ryazely masih sedikit ketus.

"Jika kamu sudah sehat sedikit, kita kembali ke End Earth untuk mengobati lukamu."

Ryazely memukul lukanya yang masih terasa sakit.
"Aaaargh...!!!'' Kira mengerang, lukanya serasa dicabik-cabik, sakit sekali.
Ia merasa bodoh sekali. Ryazely yang biasanya ceria sekarang tampak marah menghadapi Kira.
Kira yang terus berpikir tentang dendam dan hanya dendam.

Kira masih memegangi lukanya, rasa sakit berkat pukulan Ryazely tidak kunjung hilang. Tubuhnya terasa
ngilu semua. Dilihatnya Ryazely yang masih emosi karena sikapnya yang begitu mendendam. Tapi memang
itulah Kira. Sifatnya memang sifat pendendam sejati, sekali mendendam, sulit untuk menghilangkannya.

"Ugh...Kau...Tahu apa?" tanya Kira lirih, berusaha menahan sakit. Tatapannya padda Ryazely kali ini berbeda.
Ia yang biasanya cukup dekat dengan Ryazely, kali ini menatapnya dengan pandangan dingin, seakan tidak
ingin urusannya dicampuri.

"Aaaargh...!!!''

Ryazely mendengar Kira berteriak histeris akibat pukulannya pada bagian lukanya. Ryazely mengetahui itu pasti sakit sekali karena luka itu dalam sekali tetapi apa boleh buat, Ryazely masih emosi pada saat itu jadi hanya mendiami apa yang dirasakan Kira.

"Ugh...Kau...Tahu apa?"

Ryazely mendengar perkataan itu dari Kira, hal ini membuat Ryazely maki emosi karena sekali emosi susah sekali membuat Ryazely kembali seperti semula. Sisi demonnya bisa dibilang muncul.

"Kira, Kira, kamu pikir aku juga tidak kehilangan orang yang kuncintai sampai kau berkata seperti itu?" tanya Ryazely kesal.

Kira, Kira, kamu pikir aku juga tidak kehilangan orang yang kuncintai sampai kau berkata seperti itu?

Orang ini... Menjadi seperti Rin. Jangan-jangan... Sikap Ryazely yang berubah total saat Ia sedang emosi
membuatnya tersadar bahwa Ryazely juga merupakan half. Ya, Ia lupa bahwa semua penduduk Zornykh adalah
angel, demon, dan half. Sepertinya Ryazely adalah kaum half karena auranya tidak mencekan seperti demon dan
tidak terlalu hangat seperti Angel. Auranya seperti manusia biasa.

Kata-kata Ryazely sedikit mengusiknya. Memang benar, bukan hanya dia yang kehilangan orang-orang yang
berharga baginya. Namun membuat dirinya menjadi setipe dengan makhluk yang dibencinya? Bagi Kira, itu lah yang
menjadi titik awal dendamnya pada makhluk itu.
Kira tidak dapat berkata apa-apa. Memang sudah menjadi sifatnya untuk mendendam, jadi, buat apa diubah?
Toh memang sifat itu yang telah melekat padanya sejak dulu.

Ryazely melihat Kira hanya diam saja tak berkutik dengan omongannya yang tadi. Ini membuat Ryazely makin kesal saja dan ingin sekali membuat kata - kata yang menyakiti hatinya. Beginilah kalau sifat demonnya Ryazely keluar. Sedikit mirip Rin mungkin tetapi jarang ia tunjukkan.

Ia akan menujukkan emosinya bila temennya terluka atau apapun yang membuat teman - temannya itu terkapar atau sedih. Kali ini ia marah pada Kira karena Kira adalah orang yang paling susah untuk di kendalikan selama ini.

"Kenapa kau diam, Kira? Tak bisa menjawab pertanyaanku?" kata Ryazely licik.

Kenapa kau diam, Kira? Tak bisa menjawab pertanyaanku

Cih! Ia semakin mirip dengan Rin! Kira tidak ingin mengingat Rin, secara ia adalah orang yang paling
tidak disukainya di end earth. Tatapan mata Kira semakin dingin dan nanar. Sifat aslinya kembali setelah
sekian lama seperti diredam oleh teman-temannya di end earth.

"Heh. Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentangku. Apa kau pernah merasakan diubah menjadi makhluk
yang selama ini kaubenci. Menjadi makhluk yang selama ini kau buru? Menghadapi kanyetaan bahwa orang
yang merenggut nyawamu adalah orang yang semula menganggapmu berharga?! Aku pernah!! Kau tidak
tahu seperti apa perasaanku. Hahaha!! Mungkin aku memang sudah tidak memiliki perasaan."
Kira tertawa pahit.

Ya. Kira mati bukan karena orang berkulit pucat itu, namun lebih menyakitkan. Nyawanya direnggut oleh seseorang
yang semula dianggapnya saudara hanya karena Ia tergigit oleh makhluk itu dan menjadi half vampire.
Mengingat masa lalunya, mendakak luka Kira terasa sakit lagi.
"Ugh..." Kira sedikit merintih karena rasa sakit di lukanya. Keringat dingin kembali mengucur di tubuhnya.

"Heh. Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentangku. Apa kau pernah merasakan diubah menjadi makhluk
yang selama ini kaubenci. Menjadi makhluk yang selama ini kau buru? Menghadapi kanyetaan bahwa orang
yang merenggut nyawamu adalah orang yang semula menganggapmu berharga?! Aku pernah!! Kau tidak
tahu seperti apa perasaanku. Hahaha!! Mungkin aku memang sudah tidak memiliki perasaan."

Ryazely tertawa pahit mendengar ocehan yang dikeluarkan oleh Kira. Mungkin dia tidak pernah merasakan yang namanya diubah menjadi makhluk yang sama seperti yang telah merenggut nyawanya tetapi bukankah itu sudah tidak penting lagi? Sekarang dia ini manusia bukanlah makhluk yang sama seperti yang merenggut orang - orang yang disayanginya.

"Kira, aku tidak pernah merasakan itu tetapi sekarang ini kau bukan monster itu bukan? sekarang ini kau MANUSIA! manusia yang dipilih masuk ke End Earth!" kata Ryazely.

ryazely menghela nafas menghadapi temannya yang satu ini.
"Kira, kau berperasaan. Jika tidak bagaimana kau mempunyai rasa dendam? bagaimana kau bisa marah? bagaimana kau bisa sedih dan ingin membalas dendam terhadap orang yang telah membuatmu tak memiliki masa depan? Jika kau tidak berperasaan, Crein pun akan kau tinggalkan!" kata Ryazely

"Ugh..."

Ryazely mendengar keluhan dari Kira, Ia langsung tahu kalau itu luka yang dibuat orang berambut pirang itu terasa sakit. Ia melihat Kira berkeringat dingin. Sesegera mungkin, ia langsung mengambil lap kering dan mengusapkannya ke kepala Kira agar keringatnya kering.

"Sudah kukatakan jangan bergerak dulu. Tertawamu itu membuatmu sakit!"kata Ryazely.

"Kira, aku tidak pernah merasakan itu tetapi sekarang ini kau bukan monster itu bukan? sekarang ini kau MANUSIA! manusia yang dipilih masuk ke End Earth!"

Kira tersenyum pahit. Manusia? Heh! Kira tidak yakin bahwa dirinya itu layak disebut manusia. Bukankah
manusia itu makhluk yang penuh dengan perasaan sedangkan Ia tidak? Perasaannya sudah lama mati bersama
dengan kematiannya di Xion.

"Manusia?! Apa yang kau tahu tentang manusia?? Bahkan kau sendiri tidak bisa kusebut sebagai manusia!
Sejak awal kau tidak terlahir sebagai manusia, bagaimana kau bisa tahu bahwa aku ini manusia??
Jangan bercanda!" Kira tidak tahan lagi. Sifatnya yang biasanya selalu cool hilang seketika. Ugh... Sulit
meyakinkannya untuk melupakan hal yang disebut dendam berhubung hal itulah yang membuatnya dapat bertahan hidup sampai sekarang ini.

Kira, kau berperasaan. Jika tidak bagaimana kau mempunyai rasa dendam? bagaimana kau bisa marah? bagaimana kau bisa sedih dan ingin membalas dendam terhadap orang yang telah membuatmu tak memiliki masa depan? Jika kau tidak berperasaan, Crein pun akan kau tinggalkan!

Perkataan Ryazely mungkin ada benarnya. Ia memang menyayangi Crein dan hanya Crein. Namun apakah itu cukup
untuk disebut sebagai orang yang berperasaan? Kurasa tidak.

"Apakah hanya dengan menyayangi Crein perasaan bisa kembali ke dalam diriku? Aku tidak yakin.
Ya, perasaanku sudah lama mati karena dendam dengan orang itu. Dan kau menghalangiku untuk membalaskan
dendamku. Kau..." Kira terbatuk. Sebercak darah keluar dari mulutnya.

"Manusia?! Apa yang kau tahu tentang manusia?? Bahkan kau sendiri tidak bisa kusebut sebagai manusia!
Sejak awal kau tidak terlahir sebagai manusia, bagaimana kau bisa tahu bahwa aku ini manusia??
Jangan bercanda!"

Ryazely menggelengkan kepala berusaha mengontrol emosinya. Untung saja emosinya masih belum terlalu besar tetapi tetap sja namanya emosi. Mungkin memang dia bukan manusia tetapi setengah dari dirinya adalah manusia dan yang lebih sering ditunjukkan adalah sisi manusianya. Jarang sekali menujukkan sisi demonnya.

"Aku mungkin memang bukan manusia tetapi aku setengah manusia. Aku lebih sering menunjukkan perasaanku sebagai manusia bukan? Lain dengan Rin yang sisi demonnya lebih ditunjukkan! Apakah kau beitu membenci manusia??" kata Ryazely membalas perkataan Kira.

"Apakah hanya dengan menyayangi Crein perasaan bisa kembali ke dalam diriku? Aku tidak yakin.
Ya, perasaanku sudah lama mati karena dendam dengan orang itu. Dan kau menghalangiku untuk membalaskan
dendamku. Kau..."

Ryazely menghela nafas mendengar pernyataan Kira. memangnya sifat apakah yang dimilikinya sejak dulu? kelembutankah?Kebaikan hatikah? Kemurah hatiankah? Keikhlasan kan? kejujurankah? Aku rasa tidak jauh beda dengan sekarang. Selagi Ryazely ingin membalas perkataan Kira, dilihatnya Kira batuk dan terdapat bercak darah.

Ryazely yang tidak bisa mendiamkan Kira begini terus akhirnya ia mangambil obat dari kotak obat. Tablet yang dulu digunakan para half untuk menahan rasa sakit. Ryazely berpikir ini mungkin akan membuat Kira lebih baik untuk menahan rasa sakitnya untuk sementara.

"minumlah ini."kata Ryazely sambil menyerahkan gelas berisi air dan tablet elips berwarna kuning.

"Kira, apakah dengan dendam akan mengembalikkan orang yang kau cintai?" tanya Ryazely sedikit melembut.