Dancing Lesson

Sore hari telah datang, suasana di sekitar Hall sangatlah sunyi, tidak ada bunyi apapun.
Freya sedang berada di dalam Hall yang luas itu. Ia sedang menghabiskan waktu sorenya.
Jendela yang besar itupun dibukanya, sehingga angin semilir membelai rambutnya yang berwarna coklat kehitaman itu.
Udara sore itu memang sejuk, tapi bagi Freya angin itu tetap panas sehingga membuatnya mengikat rambutnya menjadi satu.
Baru kali ini Freya mengikat rambutnya, karena biasanya rambutnya selalu tergerai kemana-mana.
Freya mulai berjalan mengitari Hall sambil berputar-putar serasa tidak ada yang melihatnya. Memang saat itu tidak ada orang, tapi siapa yang tahu apabila akan ada orang datang ke Hall itu. Suara kicau burung dan desiran angin semilir menjadi musiknya.

"Ah..andaikan aku seperti burung, bisa terbang bebas. Andaikan aku seperti angin, aku pasti bisa melesat bebas."
Ujar Freya berandai-andai sambil berputar-putar melihat tak tentu arah.

Hari itu rasanya Andre sedang tidak melakukan apa-apa, yah, memang biasanya dia tidak memiliki terlalu banyak pekerjaan. Maka, hari itu kembali menjadi hari yang kosong dan membosankan bagi Andre.
Andre memutuskan untuk pergi ke Hall yang ada di istana itu, ia tidak tahu apa yang akan dikerjakannya di sana, tapi ia jarang pergi ke sana jadi Andre merasa sekalian mengeksplor lebih jauh ruangan-ruangan yang ada dalam istana yang megah ini.

sekali dayung, dua tiga pulau terlewati
Begitu pikir Andre.

Sesampainya di Hall yang megah itu, ia mendapati sesosok perempuan muda dengan rambut hitam yang sedang berputar-putar tidak jelas. Nampak penasaran, Andre mendekatinya. Ternyata itu Freya.

"Freya, sedang apa kamu? jadi gurita?" katanya.

Freya terus menerus berputar sesuai dengan porosnya. Saat itu ia masih asik dengan dunianya sendiri, sampai akhirnya ia mendengar sebuah suara yang tidak asing di kedua telinganya.

"Freya, sedang apa kamu? jadi gurita?"

Freya menoleh ke arah pemilik suara tersebut. dilihatnya seorang laki - laki berambut merah yang memang dikenalnya.

"Andre?"
Ujarnya dengan wajah bingung.

Lalu Freya tersadar akan pertanyaan Andre,
"Gurita? tentu tidak. Aku hanya berputar - putar mengelilingi Hall ini. Aku baru saja menyadari bahwa Hall ini sungguh luas. Bukankah begitu?"

Menanggapi perkataan Andre, wajah Freya tampak bingung. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis itu. Menurut Andre, Freya adalah gadis yang cukup unik dan terkadang sangat aneh. Tapi itu menjadi poin penting kenapa Andre cukup senang bersama dengan Freya. Freya terasa seperti kakak perempuannya atau terkadang seperti adik perempuannya.

"Gurita? tentu tidak. Aku hanya berputar - putar mengelilingi Hall ini. Aku baru saja menyadari bahwa Hall ini sungguh luas. Bukankah begitu?"

"hmm..Padahal menurutku kamu cocok sekali menarikan tarian sejenis gurita itu." balas Andre sambil tertawa nakal.

"tentu saja Hall ini luas, karena itu kan tempat ini disebut Hall." kata Andre sambil tertawa.

Andre kemudian mencoba berputar-putar seperti yang dilakukan Freya, tapi hanya sebentar ia dapat bertahan. Ia langsung pusing dan terjatruh ke lantai dengan wajah pucat menyesal telah mencobanya.

"hmm..Padahal menurutku kamu cocok sekali menarikan tarian sejenis gurita itu."

"Gurita??oh nooo~! Kejamnya kamu Andre!!"
Ujar Freya sambil memukul - mukul Andre di bahunya.

"tentu saja Hall ini luas, karena itu kan tempat ini disebut Hall."

"Benar juga ya, hngg...kalau sempit namanya pejara ya.."
Ujar Freya menanggapi pertanyaan Andre dengan muka cengo seperti sapi ompong.

Freya yang melihat Andre berputar - putar bagaikan kelereng itupun tertawa karena ulah Andre yang satu itu. Namun ketika Andre terjatuh, ia langsung berlari ke arah Andre dan air wajahnya menjadi panik.

"Andre, Andre..kamu masih sadar??"
Tanya gadis itu.

"Lihat tanganku! ini berapa jumlahnya??"
Ujar Freya sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya pada Andre, berharap Andre baik -baik saja.

Freya mengatakan Andre kejam karena ia mengatakan bahwa gadis itu cocok menarikan tarian gurita, padahal itu kan pujian, tidak banyak yang bisa menarikan tarian semacam itu. Tapi gadis itu kelihatannya tidak menyadari kalau Andre sebetulnya bersungguh-sungguh saat mengatakan itu.

Freya betul-betul gadis yang ekspresif, setiap hari Andre dikagetkan dengan ragam ekspresinya yang aneh-aneh. Hari ini wajah bengong Freya berhasil membuat Andre tertawa terbahak-bahak.

"Andre, Andre..kamu masih sadar??"

Lihat tanganku! ini berapa jumlahnya??"

Ketika Andre jatuh untuk mendramatisir suasana itu, Freya kelihatannya menanggapinya serius. "ngg..tentu saja dua Freya, aku tidak apa-apa." katanya sambil tertawa.

"Freya, bagaimana kalau kita berlatih menari di sini, kelihatannya sebentar lagi akan ada pesta dansa, mungkin kita bisa pergi bersama?"