looking for a patner (finished)

Rosa berjalan-jalan di sekitar bazaar. Hari yang cerah ini ia lalui dengan kagiatan mencari. setelah membaca pengumuman tentang lomba dansa, Rosa penasaran ingin mengikuti lomba tersebut. Seumur hidupnya ia belum pernah mencoba mengikuti lomba apapun. Tetapi syarat untuk membawa patner agak sulit untuk dilakukan. Apalagi ia tahu Locke tak akan bisa diajak karena akhir-akhir ini ia sedang membenci dirinya.

Maka sekarang ia berakhir di Bazaar. berharap menemukan seseorang yang mau ia jadikan patner. Ia tak merasa harus menang, tetapi ia hanya ingin mengalami apa yang dinamakan berkompetisi dalam sebuah perlombaan. siapa tau menyenangkan begitu pikirnya.

walau begitu, ia sudah mulai lelah. Hampir sejam ia mencari, tidak ada orang yang ia kenal ataupun orang yang muncul dalam pikirannya.Sifatnya yang keras kepala membuat ia tidak mudah menyerah. tetapi tubuhnya menyerah terkena panas yang terus mmenerus. Ia mulai merasa penat karena sinar matahari. dengan segera ia menuju pingir dan berteduh di bawah pohon dan melihat ke arah jalanan. berharap melihat orang yang ia kenal.

Panas.
Hari itu cukup panas, tapi Fergus sedang bosan maka ia memilih untuk bersantai di tempat yang teduh. Ketika ia berjalan, hari semakin panas. Ia langsung mencari pohon rindang terdekat. Ketika ia melihatnya, tanpa basa basi ia langsung menuju ke pohon yang berukuran cukup besar tersebut.

Panas sekali..
Fergus melepas jaketnya sehingga kemeja yang selama ini ia pakai yang tertutup jaket terlihat. Kemejanya berwarna putih sehingga tidak terlalu membuatnya panas.

Jauh lebih baik...
pikirnya ketika angin kecil bertiup.
Jaket yang membuatnya panas ditaruh di sampingnya dan ia bersenderan ke pohon tersebut. Tanpa sengaja, ia sedikit tersenyum karena panas yang ia rasakan tidak seekstrim ketika ia mengenakan jaket.
Tiba-tiba, ada seorang gadis yang menghampiri pohon tersebut, tampaknya juga kepanasan seperti dirinya lalu berteduh di pohon yang sama.

"Benar-benar hari yang panas.."
gumamnya.

Rosa berteduh. terlalu capai untuk melakukan pencarian. Dan karena kebiasaan anehnya untuk selalu naikke tempat tinggi. Ia mulai perlahan-lahan memanjat pohon tersebut dalam satu loncatan. Ketika ia sedang mencari tempat yang enak untuk duduk, ia melihat sosok orang yang tertidur.
siapa?? bajuu putih?? aku tidak kenal

Karena penasaran ia perlahan mendekat ke arah dahan yang peling dekat dengan sosok orang tersebut. Ia begitu asik memanjat ssehingga tidak melihat dahan apa yang dinjaknya.

Krakkk
dahan yang ia injak retak dan patah. jatuh dan sepertinya menimpa orang di bawahnya. Ketika ingin berteriak maaf, ia malah melepaskan pegangannya dan detik kemudian yang ia sadari adalah dirinya sedang melayang jatuh ke arah laki-laki berbaju putih itu

"AWAAAASSSSS!!!!"

Ternyata gadis itu memanjat pohon. Cukup aneh, karena jarang gadis yang memanjat pohon untuk bersantai. Fergus pun tidak memperdulikannya. Ketika matanya mulai terkatup dan akan tertidur, terdengar bunyi 'krakkk' dan membangunkannya. Tiba-tiba sebuah ranting jatuh mengenainya dan karena hari yang panas, tentu orang akan lebih mudah 'panas'alias kesal.

Ia membalikan badannya dan menatap tajam gadis yang memanjat itu,
"Hei, kau! Terserah kau mau manjat tapi-"
belum selesai ia berbicara, gadis itu melayang jatuh ke arahnya.

"AWAAAASSSSS!!!!"

Spontan Fergus langsung cepat-cepat berdiri lalu mencoba menangkapnya dan...

Bruk!
Terdengar suara seseorang yang jatuh, tapi terdengar lebih halus dan pelan. Gadis itu memang berhasil di tangkap oleh Fergus, namun karena ia dari posisi duduk lalu berdiri untuk menangkapnya, Fergus kehilangan keseimbangan dan akhirnya..

BRUK!!
mereka berdua pun jatuh dengan menyedihkannya.

Rosa sedikit tertolong dengan kesigapan laki-laki tersebut. Paling tidak iatidak langsung jatuhkebawah. namun nasib sial yang selalu ia bawa untuk orang lain sepertinya berlaku juga untuk orang ini. Ia terjatuh dengan Rosa setelah menangkapnya.

"aduduhh....ah, maaf, saya telah merepotkan anda" katanya dengan panik, sambil berusaha untuk duduk atau tidak membetulkan posisi duduknya. Ia kemudian mengusap sedikit keepalanya yang tidak sengaja terbentur tadi.

Ketika ia melihat ke sekliling, iamelihat jaket biru.biru?? sepertinya aku tahu lalu dengan segera ia melihat ke arah wajah orang yang telah membantunya.

"Fergus?? itu kau?? wah, aku tak menyadari itu kau jika tidak memakai jaaket birumu..."

lalu Rosa mengamati Fergus sambil terus berpikir.

"Argh... sial.."
gumamnya sambil bangun dari permukaan tanah yang berumput hijau itu.
Ia mengambil jaket birunya yang tadi sempat terinjak karena terburu-buru menangkap gadis itu dan ia kembali duduk bersender pada pohon itu. Ekspresinya menunjukan jelas bahwa ia kesal.

"aduduhh....ah, maaf, saya telah merepotkan anda"

Ia mengok pada gadis itu dan baru ia sadari, bahwa gadis itu adalah Rosa.
"Kau... Rosa?"
katanya tak yakin.

"Fergus?? itu kau?? wah, aku tak menyadari itu kau jika tidak memakai jaket birumu..."

Jaketku? ia baru sadar kalau aku pakai jaket? Ya sudahlah toh aku sempat tidak mengenalinya. Tapi ia bilang, jaket biru. Artinya dia baru sadar kalau warna jaket ini biru.. jadi, kalau seandainya ini bukan warna biru, ia tak akan sadar?
pikirnya cepat.

"Yang biru tak hanya jaketku tahu.."
sahutnya malas.

"Yang biru tak hanya jaketku tahu.."

" ah, tapi sepertinya itu telah menjadi ciri khas mu...hehehe" Ia mengamati Fergus sesaat. Fergus yang memakai hanya baju kemeja putih lucu juga. lalu ia berpikir lagilebih dalam.

setelah diperhatikan, ia menyadari. Fergus bisa ia ajak untuk menjadi patner dansa. Namun ia tidak tahu apakah fergus bisa berdansa atau tidak. selain itu...memang dia mau...begitu pikirnya.

maka daripada menyesal di kemudian hari ia dengan pelan bertanya
" Fergus? kau mau mengikuti lomba dansa di Hall??"

Fergus merasa aneh dengan pandangan Rosa. Gadis itu seperti meperhatikan dirinya baik-baik, padahal tidak ada yang aneh.

Kenapa dia ini...
Fergus kembali memejamkan matanya. Bayangan dari pohon yang rindang itu memang nyaman untuk berlindung dari sinar matahari panas di siang bolong.

" Fergus? kau mau mengikuti lomba dansa di Hall??"

Fergus terpaksa membuka matanya lagi.
"Memangnya kenapa aku harus ikut?"
tanyanya balik.

"Memangnya kenapa aku harus ikut?"

"tentu saja karena menarik!! lagipula kesempatan ini jarang ada tau! kita harus memanfaatkaannya dengan sebaik-baiknya!!" kata Rosa dengan berapi-api.

beberapa saat kemudian ia baru menyadari bahwa ia telah berbuat sesuatu yang memalukan.Ia menunduk. sepertinya orang-orang yang lewat mulai memperhatikan mereka.Rosa segara bersimpuh di depan Fergus.

tiba-tiba ia memegang tangan Fergus dengan mata bersinar-sinar

" bagaimana?? ikut yuk...kau bisa dansa kan??" tanyanya kembali bersemangat.

"tentu saja karena menarik!! lagipula kesempatan ini jarang ada tau! kita harus memanfaatkaannya dengan sebaik-baiknya!!"

Fergus hanya merespon kata-kata Rosa yang begitu bersemangat dengan mengangguk malas.

" bagaimana?? ikut yuk...kau bisa dansa kan??"

Karena tangannya mendadak dipegang Rosa, ditambah dengan pertanyaan yang tak kalah semangatnya dengan perkataan sebelumnya, ia hanya terdiam. Tidak tahu harus bicara apa. Hening.

Mendadak ia memecahkan keheningannya tersebut.
"Bisa. Itu rutinitasku ketika ditempatku dulu ada acara-"
tangannya yang dipegang Rosa ditariknya. Ia menutup mulutnya.

Sial....
Kenapa aku keceplosan lagi. Sialan...

"Bisa. Itu rutinitasku ketika ditempatku dulu ada acara-"

" acara?? benar bisa?? " Tanya rosa. ia kaget tangan Fergus yang tiba-tiba ditarik. Tetapi kalimat yang menyebabkannya lebih aneh lagi. Walaupun begitu ia tidak peduli. Seseorang selalu punya rahasia dan masa lalu untuk disembunyikan. maka ia memutuskan idak mempedulikan kalimat itu.

" nah kalau bisa....Aku jadi patnermu ya? aku bisa dansa sedikit karena tuntutan pekerjaan hehehehe" katanya dengan riang. sekarang ia merasa telah berhasil menemukan patner dansanya.

" kalau begitu...kostum...kau punya??"tanyanya lagi. ia sedikit melupakan pakaian yang harus digunakan karena sibuknya ia mencari patner.

Rosa tampaknya terkejut karena Fergus mendadak menarik tangannya.
"Maaf"
sahutnya.

" nah kalau bisa....Aku jadi partnermu ya? aku bisa dansa sedikit karena tuntutan pekerjaan hehehehe"

Jadi intinya..
Aku diseret.
Fergus sebenarnya ingin menolak ajakannya namun ia merasa tidak enak untuk menolaknya. Kemungkinan besar, Rosa sudah terus mencari partner karena pengumuman itu sudah beberapa hari beredar dan hampir semua penduduk End Earth sudah mengetahuinya. Ia hanya membalasnya lagi dengan anggukan malas dan pasrah.

" kalau begitu...kostum...kau punya??"

"Tidak. Kau sendiri?"
katanya sambil mengambil jaketnya sambil berdiri.
"Sepertinya aku harus beli pakaian baru untuk ini"

"Tidak. Kau sendiri?"
"Sepertinya aku harus beli pakaian baru untuk ini"

"hm..aku juga tidak punya, semua pakaian yang kupunya hanya, ...benda yang kupakai saat ini...hahahahaha "

Rosa berpikir sesaat.seharusnya di bazar ada tempat untuk menjual baju-baju seperti ini.

" Fergus, kita cari baju di sini saja, kurasa pasti ada tempat yang menjual baju-baju seperti ini...hehehe"'
katanya sambil tersenyum. ia kemudian mulai berjalan ke arah jalanan sambil menarik tangan Fergus saking senangnya.