Just a Simple Training [finished]

"Thanks, for everything." katanya. "Bila kau tidak melakukan sinkronisasi saat pertarungan tadi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada orang-orang di coloseum."

Catriel hanya sedikit beringsut dari tempat ia berdiri. Tentu saja, kenapa ia harus mendapatkan ucapan 'terima kasih' alih-alih makian? Bagaimanapun juga, ialah yang memulai semuanya dengan lepas kendali akan sihir rune-nya sendiri. Ia yang membuat sisi 'itu' keluar dari Kira, bukan?

"Tidak apa-apa, aku hanya mencoba bertanggung jawab atas kesalahanku sendiri," katanya lirih.

Kini Catriel tidak tahu lagi harus berbicara apa. Ia merasa bagaikan orang idiot yang telah mengayunkan senjata berbahaya dengan sembarangan layaknya anak kecil, tipe-tipe petarung yang dulu ia rendahkan.

"Setiap orang punya kenangan buruk di dalam dirinya. Sebagian akan dapat dengan mudah dilupakan dan yang lain akan tetap ada dan terkadang menyiksa."

Mungkin Kira benar... Bagaimanapun juga, apa yang tersisa dalam diri seseorang tidak lain adalah kenangan dan perasaan yang tertinggal karena memori itu, bukan? Apa lagi yang membentuk manusia selain itu?

"Tapi bahkan dengan mengetahui fakta itu, setiap langkah manusia tetaplah ditentukan oleh jalan yang diambilnya..."

"Bukan salahmu untuk merasa takut, jadi, janganlah meminta maaf padaku."

Catriel ingin mengelak, kembali menyalahakan dirinya atas segala kebodohan dan kelemahannya. Tapi tidak akan ada yang bisa diubah, sekalipun ia meratap dan mengutuki diri sendiri, yang sudah berlalu ya akan tetap berlalu. Bukti bahwa ada orang yang masih melihatnya sebagai 'manusia' kini menenangkannya. Tidak lagi dibebani oleh tuntutan, status, dan kekuatan yang dilimpahkan Order kepadanya sebagai Rune Knight terasa... lega. Catriel tersenyum tanpa sadar, pertama kalinya menerima kelemahan alamiah manusianya tanpa mengutuki nasib dan dirinya sendiri.

"Terima kasih."

Tidak apa-apa, aku hanya mencoba bertanggung jawab atas kesalahanku sendiri,

Dasar... Wanita ini memang tidak pernah berubah. Kira menghela napas berat, mengetahui bahwa beginilah sifat Catriel.

Tapi bahkan dengan mengetahui fakta itu, setiap langkah manusia tetaplah ditentukan oleh jalan yang diambilnya...

Benar sekali jawabannya. Kira mengangguk tanpa bicara. Hanya dengan satu anggukan tercermin jelas bahwa Kira setuju dengan Catriel.

Terima kasih.

"Again... Don't thank me.." jawab Kira singkat. Kira merasa lega Catriel sudah jauh membaik. Sambil sesekali menekan dahinya karena sisa insiden tadi, Kira mennggalkan tempat itu bersama Catriel.