House no.3 A Sick Child

Treavana merebahkan Crein di ranjang kamar tamu
"Fyuuuh.. akhirnya sampai di rumah juga.."kata Treavana.
Ia menggendong Crein dari valley hingga rumahnya, jarak yang cukup jauh apalagi ditambah beban menggendong seorang anak.

"Aduh.. dia sakit apa nih.."gumam Treavana, karena tidak mengerti, apa yang terjadi pada Crein. Tpai yang pasti itu bukan hal yang baik.

sementara itu crein masih menggumam tidak jelas dalam tidurnya
"go...men...kira.nii-chan..."terus dan terus, sepertinya ia merasa bersalah bahkan dalam mimpinya juga

"Sudah.. tidak apa-apa kok. Kira pasti memaafkanmu.."
kata Treavana menenangkan Crein sambil mengompresnya.Sagu-chan duduk di sebelah Crein dan juga tampak khawatir.

"Crein, apakah kau bisa makan? Tampaknya kau demam.. Kalau minum obatnya kau harus makan dulu.."
tanya Treavana sambil bersiap-siap menuju dapur,
"Mau kubuatkan apa?"

"he...ano...maaf merepotkan..."
jawab crein suaranya mulai tak terdengar dan sambil berbicara matanya masih terpejam
ugh...kepalaku sakit sekali...seperti mau meledak....
crein meringis sambil memagang kepalanya
pipinya masih merona merah dan panasnya tidak turun

"Tidak apa-apa Crein.. kau tidak merepotkanku kok. Aku ini punya banyak waktu senggang, jadi tenang saja, tak usah merasa merepotkan.."sahut Treavana..

Lalu Treavana memegang dahi Crein,
"Astaga! Tampaknya panasnya naik!! aku harus memanggil dokter.. tapi siapa..?"
Terpaksa untuk sementara, Treavana memberi obat demem biasa karena tak tahu apa yang harus dilakukannya lagi.
"Ini supnya.. dimakan dulu ya sebisa mungkin.. nanti baru kau minum obatnya"
kata Treavana sambil menyodorkan sup.

"baik"sambil berusaha duduk dan memakan sup yang dibuat oleh trevana
sayangnya badannya terlalu lemas untuk melakukan hal itu
ia berakhir tertidur lagi..

"maaf trevananee-chan, aku tak bisa bangun..."
jawab crein yang pipinya terus merona, walaupun tersenyum, wajahnya tetap pucat dan terlihat tersiksa

"Err.. tidak apa-apa.. jangan paksakan dirimu.."kata Treavana memaklumi..

Apa sebabnya Crein mendadak jatuh sakit?
Apakah karena Crein terlalu lelah?
Apakah karena tidak kuat terhadap angin yang ada di Valley?
Ataukah.. karena merasa bersalah pada Kira?
pikir Treavana dalam hatinya..

"Maaf Crein, apakah kau mempunyai kenalan yang bekerja sebagi dokter?" tanya Treavana yang sudah tidak mempunyai akal lain..

"hah...dokter...aku di sini cume kenal freyanee-chan, kiranii-chan ama trevana nee-chan...
yang lain...gak tau"
jawab crein sambil menahan rasa sakit
sepertinya aku sakit karena kelelahan...tambah rasa bersalah dan angin, dasar memang aku bodoh...
"maaf aku tak bisa berbuat apa2..."
kata crein sambil ingin menangis

"Jangan menangis Crein.. tak apa.. aku saja yang merawatmu.. yang penting kau cepat sembuh"
kata Treavana

Kemudian dia mengganti kompresnya dan beranjak keluar kamar,
"Crein kalau ada apa-apa panggil aku ya.." kata Treavana , "Aku mau ke depan sebentar. Sagu-chan akan menemanimu disini."

"ah, baiklah..."
walaupun aku benci sendirian...tapi...yasudahlah, aku sebaiknya istirahat...
pikir crein dan berusaha menenagkan dirinya dan tidur untuk sejenak

Tak lama kemudian, Treavana masuk kembali ke kamar tersebut
"Crein, ini kubawakan selimut yang lebih hangat. Aku mencarinya di rak kamarku dan menemukannya. Apakah kau mau mengganti selimut?"
tanya Treavana..

Dilihatnya Crein ternyata sudah dapat tertidur sehingga dia menaruh selimutnya di kursi kosong kamar itu. Di meja kamar itu sudah disiapkan makanan dan obat, bila sewaktu-waktu Crein ingin makan..

crein tertidur nyenyak
ia bermimpi, ia melihat desanya lagi, semuanya mengelilingi dia, melihatnya, semuanya memanggilnya tidak berguna, tidak bermanfaat dan segala macam, saat itu ia melihat kira di depannya, menghalangi mereka semau dan melindunginya, tetapi pemandangan itu berubah menjadi adegan pembunuhan kira...maka ia kembali sediri dan akhirnya seseorang menusuknya dari belakang
"TIDAAAAAAK!!!!!" teriak crein dan bangun dari tidurnya
napasnya makin tersenggal
airmatanya mengalir kembali
mimipi itu telah membuat ia ketakutan

"AAHHH!!!! ADA APA??!!" seru Treavana dengan sangat terkejut, sampai-sampai hampir terjatuh dari kursi tempat dia duduk..
Rupanya Treavana duduk di kursi tersebut sambil terkantuk-kantuk..

"Ada apa Crein?? Wajahmu tampak pucat sekali.." kata Treavana dengan cemas, sambil mengusap muka Crein dengan sapu tangan..

"gak mau...aku gak mau balik lagi...ia...kiranii-chan...tolong...tolong...hiks...hiks..aku ga mau sendirian lagi...hiks...kiranii-chan"
gumam crein, ia masih terus menangis seprti belum sadar sepenuhnya, wajahnya masih merah dan panasnya tetap tidak turun, sepertinya ini akan berbahaya baginya, tetapi crein tetap menangis dan terus menangis

"Sudah Crein.. tenanglah.. walaupun Kira-san sedang tidak disampingmu, aku sedang menjagamu bukan..? Kau tidak sendirian.."
kata Treavana sambil memeluk Crein.

"Ingat, Kira walau ia tidak berada disampingmu, ia tetap menyayangimu. Nah tenanglah.. kalau Kira melihatmu sedang sakit, pasti hatinya akan sangat sedih.. dan itu akan menyakitinya. Kau pasti tidak ingin hal itu terjadi.." kata Treavana dengan sura lirih..

"Sama seperti ketika kakakku melihatku sedang sakit.. pasti dia juga merasa sedih, bahkan bisa melebihi kesediahn yang kita alami.."
lanjutnya.. sambil menatap ke atas..

Sagu-chan mendekti Crein, dan memeluknya juga..

"hiks...hiks...hua...aku mau ketemu kiranii-chan...hue...hiks..hiks.."
crein menangis di dalam pelukan hangat trevana dan sagu
crein masih terisak, ia tetapi sedih dan ketakutan, walaupun itu mimpi, tetapi hal itu benar-bemar pernah terjadi...
sahingga ia tetap ketakutan

tapi efeknya lebih parah, akhirnya crein pingsan dan tak sadarkan diri lagi
[crein pingsan dan ga sadar lg]

"Tenang.. sebentar lagi Kira-san akan pulang.."
kata Treavana..
"Hapus dahulu air matamu, Crein.. kau tidak mau terlihat berantakan di depannya kan..?" bujuk Treavana

Sagu-chan semakin erat memeluk Crein, berharap agar ketakutan gadis itu
mereda..

Kira baru pulang dari bar. Saat itu pukul 3 pagi. Waktu terasa berlalu begitu cepat di sana sampai-sampai
Ia tidak sadar kalau jarum pendek jamnya menunjuk ke angka 3.
Kira buru-buru berjalan menuju rumahnya, namun tidak ada siapapun disana. Dimana Crein??

Shit! Mengapa Crein belum pulang juga?!
Kira berlari menuju rumah Treavana, siapa tahu Ia telah menemukan Crein dan membawanya pulang.
Sesampainya di sana, Kira mengetuk pintu rumah Treavana dengan tidak sabar. Khawatir akan keadaan
sepupunya.

TOK TOK TOK

Ah siapa itu yang mengetuk pintu tengah malam begini?
pikir Treavana yang sedang menenangkan Crein

Treavana berkata pada Crein sambil menyodorkan sapu tangannya yang bersih, "Aku buka pintunya dulu ya.. ayo usap air matamu dulu..". Kemudian Treavana beranjak keluar kamar dan Sagu-chan masih tetap memeluk Crein.

Treavana mengintip dari balik jendela, siapa orang yang mengetuk pintu rumahnya.
Oh, Kira-san! Tampaknya dia baru saja pulang dari bar, dia juga masih bersama Freya-san..
kata Treavana dalam hati sambil membuka pintu rumahnya..

"hiks..hiks..." crein menghapus airmatanya dan melihat ke arah pintu
ia berusaha turun dari tempat tidurnya, tetapi karena lemas badannya ia terjatuh dari tempat tidurnya
"akh!" teriak crein, kondisinya masih belum membaik, pipinya terus menerus merah dan wajahnya masih pucat, napasnya pun tersenggal

"akh!"
Itu Crein!!
pikir Treavana, dia segera bergegas kembali ke kamar tidur tersebut lalu berkata pada Kira dan Freya,
"Tunggu sebentar disini ya. Kalian duduk dulu saja.. "

Sagu-chan membantu Crein untuk berdiri, tapi tetap menarik-narik Crein agar kembali beristirahat. Treavana masuk dan berkata dengan khawatir, "Crein.. Kira sekarang sudah menjemputmu, tapi jangan paksakan dirimu untuk bangun", sambil membantu Crein duduk di ranjang.

Kira melihat Crein yang terbaring di tempat tidur Treavana. Spontan, Kira langsung berlari menuju Crein.
Ia khawatir sekali.
"Crein!! Kamu tidak apa-apa?" tanyanya khawatir sambil memegang dahi Crein.
Sial! Panas sekali!

Kira yang begitu sayang pada Crein merasa bersalah telah meninggalkannya. Ia terdiam cukup lama sampai
akhirnya, "....Crein, maafkan aku." katanya pada Crein, meminta maaf. Ia mengelus kepala Crein dengan
lembut, berharap Ia merasa baikan.

"Trea, terima kasih telah menjaga Crein."

"Kira.. tidak usah berterima kasih, justru aku kurang menjaganya dengan baik hingga bisa sakit seperti ini.."balas Treavana.

Treavana berjalan mendekati mereka perlahan, dan Sagu-chan tampak sedikit lebih lega, sebab Kira sudah datang.
"Crein tadi terus memanggil namamu Kira.. dia sangat ingin bertemu denganmu. Tadi juga sudah kuberikan obat penurun demam, namun tampaknya tak terlalu berefek.." kata Treavana

"Kira.. tidak usah berterima kasih, justru aku kurang menjaganya dengan baik hingga bisa sakit seperti ini.."

Treavana benar-benar baik. Selama Kira pergi bersama Freya, Treavana lah yang mencari, menjaga, dan merawat
Crein saat Kira tidak ada di sisi Crein.
"Mungkin lebih baik kamu yang menjadi kakak Crein, Trea." kata Kira lirih.

Dilihatnya wajah Crein yang merah karena demam tingginya. Ia lalu menyelimuti Crein dan duduk di samping
ranjang tempat Crein berbaring, ingin menemaninya sampai kesehatan Crein pulih.
"Hei, Trea. Sebaiknya malam ini Crein beristirahat di sini, daripada memindahkannya kerumahku. Aku takut kalau-kalau keadaannya bertambah buruk." katanya pada Trea. Lagi-lagi meminta tolong.

"Crein tadi terus memanggil namamu Kira.. dia sangat ingin bertemu denganmu. Tadi juga sudah kuberikan obat penurun demam, namun tampaknya tak terlalu berefek.."

Pandangan Kira kembali tertuju kearah Crein. Ia mengelus kepala sepupunya itu lagi. Terus mengelusnya
sampai Ia terlelap. Ia tahu Crein menyukai hal itu.

"Mungkin lebih baik kamu yang menjadi kakak Crein, Trea."

"Hei, Kira! Walaupun hari ini aku yang menemani Crein, tapi kaulah yang harus menjadi kakaknya! Karena menurutku orang yang paling berharga bagi Crein adalah kau.."
kata Treavana dengan suara kecil, diikuti anggukan setuju dari Sagu-chan.
"Kalau kau sedang repot atau ada urusan, aku bersedia membantumu merawat Crein. Tapi ingat, kau yang harus menjadi kakaknya"
sambungnya.

Treavana memandang Crein yang sudah lebih tenang, karena Kira sudah ada disampingnya.
"Hmm tampaknya tak apa kalau malam ini dia disini dulu. Aku bersedia merawatnya, lagipula rumah kita cukup dekat, Kira.."