Event - Ballroom Party

Setelah kesibukan-kesibukan yang dijalani Ryo, ia memutuskan untuk mengadakan sebuah pesta di istana. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa stress yang menumpuk sekian lama dan sekalian melihat skill-skill menari dari rakyat End Earth. Ryo ingin agar semua orang bisa mendapat kesempatan untuk berkunjung ke istana. Siapa tahu ada yang berminat untuk ikut menjadi anggota istana. Pada event ini, Ryo membuat beberapa peraturan.
Pertama! Orang yang mengikuti event, harus mempunyai partner dansa! Yang ingin menonton saja tidak perlu membawa partner.
Kedua! Pakailah baju yang sesuai dengan tarian yang akan dibawakan!
Ketiga! Bersikaplah sopan dan ramah kepada semuanya!
Keempat! Nikmatilah pesta beserta makanan yang telah disediakan!
Kelima! Anggota kerajaan juga boleh mengikuti event ini!

Pengumuman diberitahukan ke seluruh End Earth. Ryo dan segenap anggota kerajaan mempersiapkan event ini dengan segenap jiwa raga dan jerih payah.
Ballroom Party pun diselenggarakan! Ryo sedang duduk di kursinya, menunggu kehadiran anggota End Earth.

"Fyuhuh," Rin menghela nafas panjang. Entah ada angin apa pada hari itu, tapi Ryo tiba-tiba saja mengadakan acara di Ballroom kerajaan. Ryo memang suka melakukan hal yang tidak terduga. Mungkin dia hanya merasa bosan dengan kehidupan di Eternia yang monoton, tapi mungkin juga dia ingin merayakan penduduk baru di End Earth. Entahlah apa alasannya, tapi karena acara ini, Rin diancam oleh Hakuei dan dipaksa untuk ikut ke acara ini sebagai pasangan Hakuei. Tidak mampu menolak, Rin pun hanya bisa menuruti kata-kata wanita yang tak bisa ditebak itu.

Di mana Akari?

Rin menyandarkan dirinya di tembok sebelah pintu masuk ballroom istana. Rin tengah mengenakan baju berwarna hitam dari atas sampai ke bawah. Ada aksesoris berbentuk salib yang menggantung di lehernya. Lucu memang, Rin tidak percaya pada Tuhan tapi malah memakai aksesoris seperti itu. Sudahlah, toh tidak ada arti penting di balik penggunaan aksesoris tersebut. Rin membenarkan kemejanya dan menunggu Hakuei dengan wajah dingin tanpa ekspresi seperti biasa.

Ia memang harus menunggu kedatangan Hakuei terlebih dahulu sebelum mengikuti acara ini.

Spoiler:

Hakuei tersenyum senang. Baru sekali ini dalam hidupnya ia akan menghadiri pesta dansa di istana. Maklum, selama hidup di Xion, dia adalah buronan yang sangat dicari dan tidak bisa muncul di tempat yang ramai. Sebenarnya, dari dulu Hakuei ingin mencoba menghadiri pesta kalangan bangsawan seperti ini secara resmi (baca: bukan sebagai mata-mata).

Hakuei memang sudah dari beberapa hari yang lalu sudah memaksa Rin menjadi escort-nya. Hakuei ingin sekali menghabiskan waktu bersama Rin yang sudah lama tidak ia temui. Maka itu, ia sama sekali tidak menghiraukan ekspresi keberatan Rin saat diajaknya ke pesta dansa ini. Rin memang sangat membenci keramaian. Hakuei tersenyum saat mengingat ekspresi Rin waktu itu.

Hakuei memilih sebuah gaun berwarna merah bergaya zaman victoria. Sebenarnya Hakuei tidak pernah melihat model baju seperti itu, apalagi memakainya. Tapi, Rin berkata kalau model baju itulah yang biasa dipakai oleh perempuan di pesta dansa. Mau tidak mau, Hakuei harus menahan diri menggunakan baju yang disiapkan Rin itu. Hakuei menjaga agar gaun berenda itu tetap kelihatan rapi dan indah. Ia berusaha agar baju yang membatasi gerak tubuhnya itu tidak rusak karena dipakai olehnya.

Saat masuk ke ballroom, Hakuei melihat RIn tengah menunggu dirinya. Wajah Rin tetap tenang dan dingin seperti biasa, tapi Hakuei tidak peduli. Hakuei langsung menghampiri Rin dan menggandenga tangannya yang dibalut sarung tangan hitam. "Maaf, Rin. Kau sudah menunggu ya?" tanya Hakuei dengan nada sungkan.

Spoiler:

Palace hall...

Hari ini istana ramai sekali. Betapa tidak? Sang raja mengadakan pesta dansa yang diperuntukkan bagi seluruh rakyat Eternia, tentulah mereka semua tertarik untuk datang dan menikmati pesta mewah itu. Namun tidak bagi Locke. Kalau Ia waktu itu tidak berjanji pada Cloenthy untuk datang ke pesta, Ia tidak akan menghabiskan waktunya di sini bersama orang-orang kerajaan yang tidak disukainya.

Penampilan Locke hari ini terbilang sangatlah rapi. Ia mengenakan kemeja berlapis vest dan dibalut dengan jas berwarna putih, satu-satunya pakaian formal yang Ia punya. Di lehernya terikat dasi berwarna merah yang menyerupai pita. Poninya yang biasanya selalu menjuntai menutupi matanya dirapihkan (diangkat ke atas). Ia ingin terlihat rapi di depan Cloenthy. Karena ini pertama kalinya Ia pergi berdansa bersama seorang gadis, Ia nampak canggung. Walaupun wajahnya tetap terlihat dingin dan terkesan menyebalkan seperti biasanya, namun tidak dapat disangkal bahwa Ia sebenarnya gugup.

Locke sudah lama mondar-mandir. Tidak hanya sekali tangannya merogoh saku jasnya dan memandangi jam saku miliknya. Ia sepertinya sedang menunggu seseorang.
Pukul 8.30... Sepertinya aku datang terlalu cepat...
Sejak tadi Locke belum juga memasuki ballroom istana. Ia hanya berdiri di depan gerbang utama istana menunggu Cloenthy.

Spoiler:

Cloenthy yang saat itu sudah siap untuk pergi ke Hall istana kemudian datang ke Hall istana dan dengan gugupnya melihat keadaan sekitarnya. Ia terlihat sangat gugup karena ini pertama kalinya ia bisa berdansa dengan Locke. Dulu sekali, ia pernah merasakan yang namanya dansa hanya sekali dan itupun dengan pasangan yang tidak ia kenal sama sekali.

Pada pesta dansa kali ini, Cloenthy memakai gaun biru yang menjuntai ke bawah dengan pakaiannya hanya sebatas dadanya dan terdapat hiasan seperti berlian di tengah - tengah pakaian itu. Ia pun memakai sarung tangan yang sepanjang lengan berwarna putih. Ia memakai kalung hitam dan rambutnya dijepit samping beserta memakai hiasan seperti bando yang terlihat seperti mahkota.

Cloenthy kemudian dengan gugup menengok - nengok dan mencari sosok pasangan yang akan berdansa dengannya. Ia mencari Locke dan ditemukannya Locke di depan istana dan ia menghampiri nya. Locke benar - benar tampak berbeda dan Cloenthy melihat Locke membuat rambutnya tanpa poni yang menurut Cloenthy tidak cocok dengannya. Bagi Cloenthy, Locke yang seperti biasanya adalah yang paling terbaik dan membuatnya meleleh. Locke seperti itulah yang ia sukai oleh sebab itu yang Cloenthy lakukan saat menghampirinya adalah membuat rambut Locke kembali turun seperti biasanya dengan tangannya yang lembut. Ketika rambut itu kembali seperti semula, Cloenthy memandang Locke yang seperti biasa dengan senyum yang tersipu malu.

" Kau lebih cocok sepert ini, Locke. Terimaka kasih kau sudah mau datang>" kata Cloenthy tersipu malu.

Lima menit...

Sepuluh menit...

Locke masih saja terlihat mondar-mandir ke sana kemari di depan gerbang Eternia palace, mulai sedikit terlihat gelisah. Lalu sesosok gadis berbalut gaun biru indah tampak berjalan mendekatinya. Terlihat dari raut wajahnya Ia juga sama nervousnya dengan Locke. Beberapa saat Locke memandangi gadis itu, lalu akhirnya mata mereka bertemu.

Malam itu Cloenthy cantik sekali. Ia nampak jauh lebih dewasa dan anggun daripada biasanya. Senyum manis merekah di wajah Cloenthy yang nampak memerah, lalu Ia berjalan mendekati Locke. Tangannya yang lembut mengarah ke poninya yang dinaikkan, Ia kembali membuatnya menjuntai ke bawah.

Kau lebih cocok sepert ini, Locke. Terimakasih kau sudah mau datang

Dalam sekejap, wajah Locke memerah. Jarang-jarang Ia seperti ini bila bersama dengan seorang gadis. Tanpa bicara, Ia berbalik badan dan mengacak poninya sendiri, Ia merasa lebih nyaman seperti itu. Ia tidak ingin Cloenthy berlama-lama melihat wajahnya yang bersemu merah.

"...Err..Ehm...A..ayo masuk ke dalam..." ajak Locke terbata-bata.
Ia mengulurkan tangannya untuk menggandeng Cloenthy layaknya sepasang partner dansa. Jantungnya berdegup kencang. Ia sangatlah nervous. Lalu bersama Cloenthy Locke memasuki palace hall.

Suara biola dan orkestra menyambut kedatangan mereka. Banyak sekali orang yang hadir dalam pesta dansa ini. Semuanya mempersiapkan dirinya dengan baik, semuanya nampak anggun dan gagah dengan pakaian formal yang mereka kenakan untuk pesta ini. Locke melihat sekeliling. Ada kelompok-kelompok yang sedang berbincang-bincang, ada pula orang-orang yang nampak sendirian. Pesta dansa ini memang belum dimulai. Lalu dilihatnya Rin bersama Hakuei yang nampak senang, walaupun Rin tidak menunjukkan ekspresinya. Locke tidak ingin menghampiri mereka, Ia yang sedang nervous seperti ini tidak ingin wajahnya terlihat orang-orang. Bahkan sejak tadi Ia belum mulai bicara.

Pesta dansa yang diselenggarakan di hall belum dipenuhi banyak orang, berhubung acara tersebut tergolong masih lama. Fergus masuk ke dalam hall tersebut sambil menggandeng tangan Rosa. Mereka berjalan dengan serasi bersama dan datang bersama karena Rosa menghampiri rumah Fergus agar Fergus tidak kabur dari acara ini, berhubung lelaki tersebut ikut karena terseret.

"Belum ramai ya"
katanya pada Rosa yang memakai long dress berwarna biru sedikit kehijauan dan rambut bergelombang hitam kebiruannya digerai dengan anggun. Untuk hiasan rambutnya, ia memasangkan sekuntum mawar berwarna biru yang warnanya sama dengan warna mawar biru yang dipakai Fergus di vest hitamnya. Sedangkan lelaki itu mengenakan kemeja putih pesta dengan celana bahan putih lengkap dengan sabuk berwarna coklat bata yang dipasang miring. Rambutnya hanya sedikit diturunkan agar terlihat lebih rapi.

Biasanya Fergus memasang ekspresi malas bila datang dengan terpaksa ke suatu tempat, tapi kali ini tidak. Acara yang ia datangi kali ini adalah acara formal maka ia harus bersikap sepantasnya. Ini bukan acara pesta dansa pertama untuknya, jadi ia tidak merasa gugup atau semacamnya.

Pesta yang diadakan di Hall tersebut sepertinya akan meriah.Rosa dengan gaun hijau-silvernya berjalan dengan menggandeng Fergus. Ia memakai Gaun dengan aksen lilitan tali di seebelah kanan, Ia memakai dua sarung tangan. Pendek di tangan kanan dan panjang di tangan kiri untuk menutupi tatonya. Rambutnya yang panjang sedikit dikeriting, di pinggir kiri disematkan sebuah mawar biru dengan sehelai bulu merak sebagaii pemanisnya. Roknya terbelah dari bagian paha, sebelah kiri ataupun kanan

sedangkan pasangannyaFergus, memakai Vest tanpa lengan berwarna hitam, kemeja tangan panjang berwarna putih dan dasi berwarna biru. Di pinggangnya tergantung ikat pinggang berwarna merah bata, Di katong dadanya tersemat sebuah mawar biru kesukaannya. celananya berwarna putih serasi dengan kemejanya.

"Belum ramai ya"

" yah , begitulah, masuk yuk" kata Rosa denga tidak sabar ingin masuk dan mulai menikmati suasana yang ada. ia menarik tangan Fergus ke dalam.

Ia mulai melihat-lihat ke sekeliling. Iatelah melihat Rin dan hakuei yang sepertinya sangat bahagia berduaan. Dan ketika menggeser matanya sedikit ke samping. Ia melihat pemandangan yang paling tidak ingin ial lihat

Locke

dalam sekejab ia terhenti, langkahnya yang begitu bersemangat langsung terhanti. Ia dalam sekejab langsung merasa tidak enak. seakan ia tidak ingin melihat muka mereka berdua, tidak ingin berada di ruangan yang sama , apalagi melihat keserasian mereka berdua, rasanya...rasa sakit di hatinya tidk dapat ditahan lagi.

Ia begitu sibuk dengan pikirannya Ia telah melupakan fergus yang masih ada di sebelahnya.l

Spoiler:

" yah , begitulah, masuk yuk"

Sepasang partner dansa itu memasuki ke dalam hall. Baru ada 2 pasangan yang terlihat, Rin dengan Hakuei dan Locke dengan seorang gadis berambut pirang bergaun biru.

Langkah Rosa mendadak terhenti.
"Rosa?"
tanya Fergus heran.
Muka gadis itu tampak tegang, entah apa yang dipikirkan olehnya. Fergus melihat arah pandangan Rosa. Ternyata gadis itu menatap Locke dengan raut yang tak nyaman, serasa ingin menghapus pandangan yang ada dihadapannya.

Mungkinkah, ia cemburu?
"Bagaimana kalau kita melihat-lihat hall ini dahulu, Rosa?"
tanya Fergus untuk mengalihkan pikiran partnernya itu.

"Bagaimana kalau kita melihat-lihat hall ini dahulu, Rosa?"

Lamunannya terhenti karena Kata-kata Fergus.
" ahh,..oh...i..iya...ayo" Kata Rosa dengan gugup, Pikirannya masih kacau. Ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat dengan kenyataan bahwa Locke pergi dengan orang lain, Cemburu?

Pertanyaan itu terus menggema dalam pikirannya yang sempit itu. Ia tidak lagi berkonsentrasi. Bahkan sekarang ia berharap dapat pergi dari sana. Semula ia pikir ia akan menikmati acara ini, tidak lagi begitu pikirnya

sekarang ia berusaha untuk tidak mempedulikan hal tersebut dan lebih baik mencoba menikmati apa yang ada saja. Ruangan yangluas dan bersinar-sinar itu sepertinya telah mengambil perhatiannya.

Maaf, Rin. Kau sudah menunggu ya?

Saat melihat ke arah sekeliling ballroom yang belum terlalu ramai, tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat dikenalnya. Hakuei sudah datang dengan mengenakan baju yang diberikan Rin padanya. Rin begitu tertegun pada sosok Hakuei yang dibalut dengan gaun merah klasik itu sehingga ia bahkan tidak sadar kalau Hakuei tengah menggandeng tangannya.

Akari??

Rin tersenyum. Sekilas memang, tapi bagi orang-orang yang sudah mengenal Rin, sosoknya yang tersenyum adalah hal yang sangat langka. Rin memang hanya bisa tersenyum pada orang-orang tertentu saja. "Tidak apa," ujar Rin datar. Sebenarnya ia senang sekali karena kelelahannya menunggu Hakuei terbayar lunas dengan sosok Hakuei yang sangat berbeda pada malam itu. "Kau cantik sekali, Akari," ujar Rin berbisik pada telinga Hakuei dengan lembut. Tak ada maksud apa-apa, hanya sekedar pujian tulus yang ada di benak Rin pada saat itu.

Tampaknya sudah mulai ada beberapa wajah yang dikenali Rin mulai memasuki ballroom tersebut. Tak akan ada yang menyangka kalau Locke akan datang ditemani oleh Cloenthy, apalagi sosok mereka yang terlihat seperti pasangan baru di mata Rin. Ada juga Rosa yang datang ditemani oleh Fergus. Mereka berdua tampak serasi dengan pilihan pakaian mereka.

Rin menghela nafas panjang. Hanya kali ini ia akan memperlakukan Hakuei seperti malam ini untuk menyenangkan hati Hakuei. Mungkin tidak akan ada orang yang mengenali Rin yang bersikap seperti ini. Sosok Rin hanya bisa berubah total di hadapan Akari. Rin berlutut di hadapan Hakuei layaknya seorang gentleman sejati dan mengangkat tangan kanan Hakuei yang bersarung tangan hitam dengan hati-hati. Ia cium tangan Hakuei dengan lembut dan memandang mata Hakuei dalam-dalam, "Apa kau mau menjadi partnerku malam ini, Akari-san?" tanya Rin dengan suara yang lembut untuk pertama kalinya.

Hakuei merasa denyut jantungnya bertambah sangat cepat saat melihat senyum Rin yang diulasnya sekilas itu. Senyum yang sama dengan senyum yang membuatnya sayang pada sosok laki-laki yang ada di hadapannya ini.

Kenapa sih orang ini harus begitu pelit senyum??? Tapi setidaknya, aku tidak dibuat sering terkena serangan jantung akibat senyumannya itu..

Setidaknya Hakuei merasa lega karena Rin tidak terlihat kesal akibat menunggu dirinya selama sekian waktu. Alih-alih marah, Hakuei justru merasa kalau Rin sedang merasa senang. Memang aneh sosok laki-laki yang satu ini, sulit ditebak isi pikirannya.

Kau cantik sekali, Akari,

Hakuei bersumpah kalau jantungnya berdegup sangat kencang saat Rin mendekatkan wajahnya ke telinga kirinya. Apalagi saat mendengar Rin mengatakan pujian yang tak pernah disangkanya, wajah Hakuei langsung bersemu merah. Ia tidak pernah berpikir kalau ia akan dipuji Rin seperti ini. Tampaknya pilihannya untuk mengenakan gaun yang diberikan Rin memang tepat. Hakuei benar-benar salah tingkah di hadapan Rin. Entah jarak waktu yang memisahkan mereka membuat Hakuei seperti ini, atau ada faktor lain di baliknya.

Sosok Rin tampak mengalihkan pandangannya ke sekeliling ballroom tempat pesta dansa diadakan. Hakuei bisa melihat 2 pasangan yang sudah dikenalnya. Ada Locke dengan sesosok gadis yang sangat manis yang belum dikenalnya. Hakuei merasa ingin tertawa saat melihat ekspresi Locke saat itu. Begitu juga dengan Fergus dan Rosa yang datang bersama. Hakuei tidak pernah menyangka kalau kedua orang itu akan datang bersama.

Saat kembali mengalihkan pandangannya ke arah Rin. Hakuei sangat kaget karena Rin berlutut dan mengambil tangan kanannya. Hakuei hampir tidak percaya apa yang sedang dilakukan oleh Rin sekarang ini. Lagi-lagi Hakuei dibuat sport jantung oleh tindakan mendadak Rin yang mencium tangannya.

Apa kau mau menjadi partnerku malam ini, Akari-san?

Suara Rin terdengar sangat lembut dan pandangan matanya membuat Hakuei sangat malu. Wajahnya terasa memerah hingga ke kuping. Siapa wanita yang tidak akan salah tingkah bila diperlakukan seperti itu?? "R-- Rin," suara Hakuei terdengar agak bergetar.

Apa yang ada di kepalamu?

Hakuei sebenarnya merasa sangat senang karena baru pertama kalinya ia diperlakukan seperti ini oleh lawan jenisnya. Apalagi, ia tidak pernah bermimpi bahwa orang yang melakukan itu adalah Rin, sosok yang begitu ia sayangi dulu.

Hakuei pun segera kembali seperti biasa. Ia tersenyum manis. "Tentu, Rin-san," jawab Hakuei sambil merunduk dan memberi hormat ala bangsawan-bangsawan Eropa zaman dulu.

Marianne mengetahui adanya event di Palace Hall. Ia tertarik untuk datang. Ia ingin sekali pergi ke Palace. Hadir dalam pesta dansa itu akan menjadi suatu hal yang istimewa baginya karena itu kali pertama ia masuk ke dalam bagian Palace. Memang, semasa hidup Marianne telah mendatangi berbagai hall mewah untuk menghadiri pesta, tetapi rasa penasaran tentang hall di End Earth tidak hilang dari benaknya.

Marianne berangkat sendiri menuju Palace Hall. Ia mengenakan (sejenis) mini dress berwarna biru dan ungu kebiruan pada bagian bawah dress yang meruoakan tipe baloon. di pinggangnya terlilit pita merah serasi dengan gelang dan jepit yang dikenakannya. Ia memakai ankle shoes berwarna abu-abu keperakan untuk melengkapi dressnya. Marianne menyukai semua yang simple.

Seperti apakah rasanya di dalam Palace? Huh.. sepertinya bajuku ini tidak cocok, tetapi apa boleh buat. Aku sudah terlanjur memakainya. Marianne mengomel pada dirinya sendiri.

Marianne tidak berniat berdansa di pesta itu. Ia hanya ingin melihat-lihat. Ia sudah sering pergi ke pesta dansa. Bagaimana tidak, orangtuanya terlalu mengenal banyak bangsawan. Akhirnya Marianne sampai di Palace Hall. Ia masuk ke dalam dengan diiring oleh musik yang mengalun indah. Marianne kagum melihat hall itu. Banyak orang telah sampai di hall lebih dahulu darinya. Ia melihat ke sekelilingnya.

Marianne mengenali beberapa pasangan di hall itu. Ia melihat Locke bersama dengan Firielle. Mereka sungguh serasi! Haha.. tidak biasanya Locke seperti itu pikirnya. Lalu ia melihat Rin bersama dengan seorang perempuan cantik berbalut gaun victorian. Ia juga melihat Fergus dengan Rosa. Marianne belum pernah bertemu dengan keduanya pada saat yang sama. Ia mengenal Rosa dan Fergus dalam waktu yang berbeda. Tidak ia sangka ternyata mereka sangat serasi, ditambah dengan pakaian mereka yang serasi pula.

Marianne berdiri dan bersandar pada dinding hall. Ia hanya mengamati orang-orang berdansa dengan indahnya. Ia mendengarkan alunan musik yang memenuhi ruangan itu. Ia terhanyut dalam keindahan dan kedamaian. Marianne pun tersenyum melihat teman-temannya.

Spoiler:

Malam sangat Indah. Seorang anak berambut ungu dengan gaun yang ia kenakan sedang berjalan dengan kikuk ke arah Hall.

Malam itu adalah malam Spesial, sebuah acara dansa diadakan . Crein tertarik dengan Hall datang sebagai penonton kali itu. Ia sendirian tidak tahu apa yang harus diperbuat sehingga ia sedikit panik.

Ia memakai pakaian yang terbaik yang bisa ia dapat. Rambutnya Ia kuncir setengah di sebelah kiri dan kanan. Jepit yang ia pakai berhiasakan bulu-buluputih bersih terlihat kontras di rambutnya yang berwarna ungu. Di leher ia memakai sebuah chocker putih berhias sebuah bulu putih sebagai gantungannya. Pakaiannya bermodel sebatas dada. Lengannya merupakan sambungan dari bajunya, dissambung oleh kain satin silky berwarna sky blue. Di pinggangnya, di antara perpaduan roknya yang tersusun, terdapat hiasan bulu-bulu putih lagi, tersambung dengan kain yang disampirkan di pinggangnya berwarna blue sky juga. Darihiasan tersebut terdapat tiga gantungan bulu yang melayang-layang, terombang-ambing seraya ia berjalan. Di pinggir roknya tersusun rample kain brokat sky blue yang senada. Dia memakai kaus kaki putih yang sedikit longgar dan diikat di kakinya sehingga ujungnya membentuj sedikit rample. Sepatunya senada dengan pakaiannya, blue sky dengan hiasan bulu di kiri kanan. baju itu bertema putihnya malaikat, menonjolkan sosok seorang anak yang masihpolos.

Ia berdiri di depan gedung, merapihkan bajunya untuk terakhir kali. berdiam diri sejenak untuk menenangkan diri , dan melangkah masuk ke Hall.

Ia terkagum-kagum dengan Hall yang begitu megah dan besar dimatanya. Mata birunya bersinar-sinar melihat keindahan Hall. Selagi ia melihat ke sekeliling, ia melihat begitu banyak pasangan yang begitu bahagia.

ah, sepertinya mengasikan...aku juga ingin....

tapi apa yang diharapkan ia hanya seorang anak berumur 10 tahun yang akan selamanya dianggap kecil dan tak mengerti apa-apa. maka ia beranjak mencari seseorang untuk diajak berbicara, siapa tahu ia masih punya teman.

Rosa nee-chan dengan Fergusnii-chan, Lockenii-chan dengaan wanita cantik berambut pirang, Rinnii-chan dan hakueinee-chan.... begitu banyak yang sudah datang...ia melihat seorang anak yang masih sendirian...tetapi ia ragu dan tidak jadi mendatangi orang itu.

Ia akhirnya memutuskan untuk menunggu di pinggir hall, melihat keadaan seperti maksud awalnya.

sedihnya sendiri.....

Crein yanng begitu ketakutan dan benci sendiri sekarang disuruh merasakan lagi ketakutan terbesarnya. Matanya terlihat sedih...Rasanya ingin menangis tetapi ia berjanji pada Kiranii-chan akan tetap tegar.maka ya membatalkan niatnnya, memukul sedikit pipinya utuk menyadarkan diri dan meihat ke arah pasangan dan orang-orang lain.

paling tidak aku tidak akan bosan
Crein tersenyum kecil mendengar kata-katanya sendiri.

Spoiler:

Hari ini cuaca sedang bagus. Haru pun pergi menuju Hall dengan menggunakan gaun panjang putih bergaya victorian dengan renda coklat. Dia yakin pasti tempat itu akan menjadi tempat yang ramai malam ini. Biola putih kesayangannya tak lupa dibawa, namun dalam bentuk menjadi kalung.

Haru masuk ke dalam Hall dan melihat beberapa orang yang sudah datang. Dia melihat ada Fergus dan pasangannya, Locke dan pasangannya dan Rin dengan pasangannya.Pada awalnya dia ingin menghampiri mereka, namun kelihatannya mereka sedang mengobrol. Dia pun memutuskan untuk menunggu di pinggir Hall untuk menunggu pasangannya, Devon yang belum tiba di Hall.

Haru juga melihat Marianne di dinding hall. Dia pun menghampiri Marianne dan berkata, "Hai, Marianne."

Marianne tetap bersandar pada dinding hall. Dinding yang dingin. Namun alunan musik yang terus berlanjut mengiringi orang-orang yang berdansa membuat Marianne merasakan kehangatan.

Keadaan seperti itu membuatnya mengingat kembali semasa ia hidup dulu ketika ia pergi ke sebuah pesta dansa teman bangsawan orangtuanya. Ia dahulu sangat polos dan tidak mengetahui apa sebenarnya guna pesta itu. Ia hanya tahu bahwa ketika musik mengalun, itulah tandanya untuk memulai dansanya. Marianne tertawa. Mengapa ku mengingat masa itu? haha.. Aku terlalu geli mengingat aku yang dulu. Ia sangat ingat akan baju yang ia kenakan. Ya, rancangan ibundanya sendiri. Khusus untuknya sendiri.

Marianne terdiam dan termenung sambil tersenyum. Ia mengangkat kepala dan melihat kembali keadaan di sekeliling hall. Hmm... mereka begitu menikmati pesta dansa ini ya?.. Tentu tidak begitu berubah. Hanya semakin banyak saja yang datang. Ia melihat ke seluruh hall. Ada tempat makanan. Ia tertarik untuk melihat-lihat. Aah.. nanti saja. Lagipula aku belum lapar. katanya menahan diri untuk beranjak ke tempat itu.

Kenapa kau tidak berdansa Marianne.. Oh.. tentu, kau tidak mempunyai pasangan. Dan kau sendiri di sini. kata Marianne dalam hati, melirik (sedikit) iri kepada orang-orang yang sedang berdansa mengikuti alunan musik yang begitu indahnya.

"Hai, Marianne."

Marianne sedikit terkejut dengan kedatangan Haru. Tetapi ia pun tersenyum kepada Haru dan berkata menanggapi, "Hai.."
Marianne sedang tidak ingin berbicara banyak entah mengapa. Tetapi ia merasa tidak enak jika tidak mengobrol dengan temannya yang telah menyapa. lebih baik aku mengobrol daripada melamun bukan?!

"Kau datang sendiri?", katanya pada Haru.

Devon baru tiba. Ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di hall. Ia mulai melangkah masuk ke dalam hall dan mulai mencari pasangannya, Haru. Ia mengenakan kemeja putih dibalut dengan satu stel tuxedo hitam dengan gaya yang sedikit berantakan.
Ia mulai melihat-lihat ke sekeliling hall.
Haru, kau di mana?
Akhirnya, Devon menghampiri Haru yang sedang mengobrol dengan Marianne.
"Haru, maaf aku terlambat...Lama menunggukah?"

Haru melihat Marianne sedikit terkejut dengan kedatangannya, tapi Marianne tetap tersenyum padanya. Marianne juga menanggapi sapaannya,

"Hai.."

Haru melihat Marianne baru tersadar dari lamunannya, lalu Marianne bertanya kepadanya,

"Kau datang sendiri?"

Haru menjawab, "Ya, tapi aku janji bertemu di sini dengan seseorang. Bagaimana denganmu?"
Lalu Haru melihat seorang pria berambut hitam dan bermata biru tua tiba.
Akhirnya orang yang ditunggunya telah datang, walau sedikit terlambat.
Devon mengenakan kemeja putih dan satu stel tuxedo hitam dengan sedikit berantakan. Devon menghampirinya dan berkata,

"Haru, maaf aku terlambat...Lama menunggukah?"

Haru menjawab, "Tidak juga. Oh ya, perkenalkan ini temanku Marianne."
Haru berkata kepada Marianne, "Marianne, ini Devon."

"Ya, tapi aku janji bertemu di sini dengan seseorang. Bagaimana denganmu?"

Marianne menjawab pertanyaan Haru, "Aku sendirian. Aku tidak mengajak siapa-siapa."

Huh.. menyedihkan! mereka semua memiliki pasangan.. Tidak apa-apalah!

Tiba-tiba ada seorang pria berambut hitam dengan mata biru tua datang menghampiri Haru. Ia mengenal Haru. Sepertinya itu pasangan Haru. Siapa dia? Aku belum pernah bertemu dengannya.

"Haru, maaf aku terlambat...Lama menunggukah?"

"Tidak juga. Oh ya, perkenalkan ini temanku Marianne."

"Marianne, ini Devon."

Marianne diperkenalkan oleh Haru kepada Devon. Marianne pun tersenyum kepadanya dan berkata, "Salam kenal. Aku Marianne Volxrade. Nice to meet you."

Marianne mendapat kenalan baru. Belum bisa dibilang teman bukan kalau baru pertama bertemu? Ah, tidak ada bedanya. Teman ataupun kenalan, yang jelas Marianne bertemu seseorang yang baru lagi di End Earth ini.

Suasana Hall semakin riuh dengan semakin banyaknya orang datang. Marianne melemparkan pandangannya kearah pintu masuk. Entah mengapa ia melakukannya. Ia pun tidak tahu apa atau siapa yang ia harapkan masuk melalui pintu itu.

Aku menghampiri Haru yang sedang bersama dengan seorang gadis yang mengenakan (sejenis) mini dress berwarna biru dan ungu kebiruan pada bagian bawah dress yang meruoakan tipe baloon. di pinggangnya terlilit pita merah serasi dengan gelang dan jepit yang dikenakannya. Ia memakai ankle shoes berwarna abu-abu keperakan untuk melengkapi dressnya.

Setelah aku meminta maaf atas keterlambatanku, Haru menjawab

"Tidak juga. Oh ya, perkenalkan ini temanku Marianne."

Lalu Haru memperkenalkanku dengan gadis itu

"Marianne, ini Devon."

Dan gadis itu tersenyum kepadaku dan berkata

"Salam kenal. Aku Marianne Volxrade. Nice to meet you."

Aku membalasnya dengan senyuman kecil sambil berkata,
"Devon Aristarchus. Nice to meet you too."

Lalu Devon kembali mengalihkan perhatiannya kepada Haru,
"Haru, maukah kau berdansa denganku?"

Malam ini adalah malam yang cukup langka. Raja Eternia mengadakan pesta dansa di palace hall. Berhubung ini adalah kesempatan yang langka, banyak penduduk yang tertarik untuk menghadiri pesta mewah ini. Waktu menunjukkan pukul 8 malam, namun Kira baru saja sampai di palace hall. Ia tampak tenang seperti biasa. Dulu sewaktu masih hidup di Xion, Ia pernah beberapa kali menghadiri acara semacam ini, sehingga Ia sudah cukup terbiasa.

Malam ini Kira terlihat rapi. Ia mengenakan kemeja putih yang di ujung lengannya terdapat frills. Diatasnya berlapis selembar vest coklat muda dengan kerah berwarna merah tua, senada dengan dasi yang menggantung di lehernya. Lalu di lapisan terluar, Ia mengenakan jas coklat tua sebatas lutut dengan plooi kecil di kedua sisi depannya. Kakinya dialasi dengan sepatu pantoefel hitam, satu-satunya sepatu formal yang Ia punya.

Ia sedang menunggu Treavana Airnet, gadis yang menyeret mengajaknya datang ke pesta ini. Kira sengaja datang lebih awal, ia ingin melihat-lihat pesta tersebut dahulu. Ada bocah eyepatch itu bersama seorang gadis cantik berambut pirang, Ia tidak terlihat dingin dan menyebalkan seperti biasanya. Malah Ia terlihat sangat serasi dengan gadis itu. Ada juga Marianne yang sedang berbincang dengan sepasang dance partner yang tidak dikenalnya. Lalu yang membuatnya tercengang. Pasangan Rin-Hakuei yang terlihat sangat serasi dan romantis. Kira sangat ingin tertawa melihat Rin yang mencium tangan Hakuei, sangat 'tidak Rin'.

Kira pun bersandar di dinding palace hall, menunggu partnernya datang.

Spoiler:

Hmmm... Palace hall.. Gedungnya megah sekali, mengingatkan akan rumahku dulu..
Ingatanku akan rumah itu sedikit samar-samar tapi aku ingat kalau aku senang tinggal disana. Hehehe..

Treavana melangkah masuk memasuki Hall.
Ia sedikit mengangkat gaunnya dengan anggun agar bisa berjalan dengan mudah. Terlihat high hellsnya yang berwarna pink kemerahan menutupi sebagian depan kakinya. Gaun yang dipakainya berwarna dasar gold dengan renda yang juga berwarna gold namun lebih terang dipadu dengan pita berwarna pink sebagai pemanisnya.

Dipinggangnya terdapat pita yang juga berwarna pink dan rambutnya dibiarkan terurai seperti biasa tapi kepangan rambut bagian depannya diikat pita berwarna emas muda sedangkan mukanya tampak lebih cerah daripada biasanya, dikarenakan ia sedikit memoleskan make up pada wajahnya.
Sebelah tangannya memegang clutch berwarna gold dan lengkap dengan pita pink.

Saat memasuki pintu Hall langsung terlihat partner dansanya yang diajaknya dengan sedikit diseret, Kira, yang sedang bersandar pada dinding.
Hm? Dia sudah datang? Cepat sekali ya.. padahal aku ingin sampai duluan sebelum ia datang. Waah... Rapi sekali dia. Eh, bukannya semua orang sepantasnya rapi di pesta ini?
"Kira-san, sudah lama menunggu?"

Trea mengamati sekelilingnya. Sudah banyak orang yang hadir disana namun belum cukup ramai baginya. Tampak 2 orang yang amat berbeda dari biasanya pada malam ini, yaitu Locke dan Rin. Keduanya terlihat sangat gentleman dan perhatian pada pasangannya masing-masing. Ia juga melihat Marianne, Haru dan seorang lelaki yang belum dikenalnya. Sepertinya pria itu adalah dance partner Haru.

"Hmm bagaimana kalau kita menyapa salah satu dari mereka? Tapi sebaiknya kita tak mengganggu dua pasangan lovebirds disana hehe"
saran Trea,
"Namun kalau kau ada ide yang lebih bagus, katakan saja"
Ia melihat kakaknya bersama partnernya, hal itu membuatnya sedikit bingung.
Hmm? Ia datang? Biasanya dia kabur dari pesta semacam ini..

Setelah Haru mengenalkan Devon pada Marianne, Haru berniat untuk mengenalkan Devon pada orang lain yang dikenalnya. Tiba-tiba Devon berkata,

"Haru, maukah kau berdansa denganku?"

Haru sebenarnya merasa sedikit malas untuk berdansa, dia pun melihat Trea dengan seorang pria. Tapi dia memutuskan untuk menerima tawaran Devon dan berkata, "Baiklah, tapi kita ingin berdansa apa? Waltz?"
Haru sejujurnya tidak masalah bila ingin berdansa tarian lain, karena dia pernah mempelajarinya dulu. Haru pun menunggu jawaban Devon, karena dia tidak ingin memutuskannya sendiri.

Aku menawari Haru berdansa dan dia menjawab,

"Baiklah, tapi kita ingin berdansa apa? Waltz?"

"Terserah kau saja. Aku akan mengimbangimu," begitu jawabanku atas tanggapannya.

Malam itu , Anju masuk ke dalam hall. Pesta dansa yang diselenggarakan di End earth terlihat sudah mulai banyak pengunjungnya.
Anju sendirian. Seharusnya ia pergi bersama Maro, tetapi Maro ada urusan. Entah apa urusan itu yang jelas sekarang ia terjebak
sendiran di depan gedung itu menunggu kekasih sekaligus pacarnya serta patner dansanya Maro.

Anju sudah memakai pakaian dansanya.baju yang ia bawa dalam kematiannya kini ia pakai. Rambutnya dikeriting rapih dan
tergerai indah di pundaknya. disebelah kiri disemat
sebuah jepit mawar dengan pitanya yang berwarna maroon. Dilehernya ia memakai sebuah Chocker dengan gantungan sebuah salib.
Bajunya bepotongan dada dengan belahan ditengahnya. Dibawah dadanya tersemat berbagai macam payet berwarna-warni. Bajunya
membentuk tubuhnya menjadi lebih gemulai dan berbentuk, bagian bawah roknya bersusun dalam layer-layer yang tersusun rapih membuat rample-rample yang terlihat indah. Bajunya didominasi oleh warna merah. Ia memakai sarung tangan sebatas lengan dengan warna putih.

dengan mata sayu ia berdiri menunggu pasangannya yang tercinta. sesekali ia melihat ke arah gerbang, mencari pasangnnya yang
kunjung datang. Ia merapihkan bajunya, memainkan jemarinya. Ia tak sabar lagi untuk memulai dansanya dengam maro .

begitu lama ia menunggu, Anju mulai berpikiran untuk mencari Maro. Ia ketakutan sendirian. Dengan gelisah ia berjalan menuruni tangga
sebelum melihat sesuatu yang ia tunggu-tunggu.

Spoiler: