Search
Latest topics
Who is online?
In total there are 2 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 2 Guests None
Most users ever online was 49 on Wed Jul 03, 2019 8:43 pm
Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
5 posters
End Earth :: Archives :: Forum Archives
Page 1 of 2
Page 1 of 2 • 1, 2
Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
- Spoiler:
- yang mau ikutan silahkan, siapa aja boleh, kalau nimbrung di sini kemungkinan besar bakal dekat ama tokoh Rin.
Yg mw nimbrung, plis PM me 1st..
Btw, maap ya kalo Post Rin kbykn d hutan, t4 favoritna c m>.<m
Lagi, Rin kembali memilih hutan sebagai tempatnya bersantai dan menyendiri. Mungkin tempat ini memang sudah terlanjur menarik hati Rin. Entah karena suasananya yang sangat Rin sukai, atau ada magnet dari masa lalu yang secara tidak sadar menarik Rin ke sini. Hutan yang ada di End Earth memang sedikit banyak memiliki kemiripan dengan hutan yang ada di Xion.
Rin memilih pohon besar rindang langganannya untuk bersantai. Rin duduk bersandar di bawah pohon rindang itu sambil merasakan angin sepoi-sepoi yang berhembus di sekitarnya. Suasana di sana memang sangat damai. Rin yang mersa nyaman tertidur di bawah pohon itu. Hal ini memang sangat jarang terjadi, mengingat Rin selalu waspada dengan keadaan di sekitarnya. Mungkin Rin memang sudah terlalu lelah hingga lengah seperti ini. Lagipula, berada di tepi hutan seperti ini mengingatkan dia pada masa lalunya..
"Ibu.. Maafkan aku.. Maaf.. Maaf.. Maaf.." gumam Rin dalam tidurnya. Wajahnya tampak sangat menderita.
Last edited by Rin on Wed Sep 30, 2009 10:15 pm; edited 1 time in total
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Langkah kaki Treavana membawanya pergi ke hutan. Walau hutan tersebut dikatakan sebagai The Forest of No Return, tetap saja ia pergi sendirian. Kali ini ia tidak ditemani oleh Sagu-chan. Ia sudah membawa berbagai macam perlengkapan di ranselnya dan di saku pakaiannya.
Hmm... di hutan ini pasti ada buah-buahan kan?
Aku mau memetik buahnya, kalau beli terus lama-lama uangku habis..
pikir Treavana.
Ada seseorang..?
Kenapa ia meminta maaf pada ibunya?
..
Ibu, ya..
Sekarang.. ibu sedang ada dimana ya..?
Treavana menoleh ke asal suara itu dan menghampirinya.
Rupanya Rin yang sedang tertidur, tapi nampaknya ia sedang bermimpi buruk.
Apa sebaiknya kubangunkan saja, ya?
"Mm.. Rin-san..? Kau tidak apa-apa?"
kata Treavana dengan suara kecil, mukanya tampak khawatir.
Hmm... di hutan ini pasti ada buah-buahan kan?
Aku mau memetik buahnya, kalau beli terus lama-lama uangku habis..
pikir Treavana.
Treavana tersentak.
"Ibu.. Maafkan aku.. Maaf.. Maaf.. Maaf.."
Ada seseorang..?
Kenapa ia meminta maaf pada ibunya?
..
Ibu, ya..
Sekarang.. ibu sedang ada dimana ya..?
Treavana menoleh ke asal suara itu dan menghampirinya.
Rupanya Rin yang sedang tertidur, tapi nampaknya ia sedang bermimpi buruk.
Apa sebaiknya kubangunkan saja, ya?
"Mm.. Rin-san..? Kau tidak apa-apa?"
kata Treavana dengan suara kecil, mukanya tampak khawatir.
Treavana Airnnet- Middle Class
- Posts : 275
RnK : 54078
Join date : 2009-09-09
Location : Ibukota tercinta!
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
- Spoiler:
- Maaf ya Trea, kali ini Rin harus agak lama bangunnya, kalau ga dia ga bakal mau cerita soal masa lalunya,,
Rin terus terseret dalam mimpi buruknya. Mimpi buruk yang merupakan masa lalunya. Mimpi buruk yang akan terus menghantuinya seumur hidup tanpa henti meski ia menginginkannya untuk berhenti..
(Dalam mimpi)
Dalam bayangan mimpi Rin, tampak seorang anak lelaki kecil dengan rambut dan warna mata yang sama. Kulitnya putih, dengan tipikal wajah Asia. Wajahnya terus mengumbar senyum ke mana pun ia pergi. Di tangannya terdapat banyak buah-buahan dan sayuran yang ia petik dari kebun yang ada di depan sebuah gubuk kecil di pinggir hutan.
Anak kecil itu berlari kecil dengan riang ke arah gubuk tua itu. "Ibu.. Lihat apa yang aku petik!" ujar anak kecil itu. "Rin, jangan lari nak, nanti kau bisa.." terdengar suara seorang wanita yang lembut memperingatkan anak kecil itu. Belum selesai wanita muda berparas cantik itu berbicara, Rin kecil jatuh di dekat tempat ibunya berdiri. Anak laki-laki yang kelihatannya baru berusia 4 atau 5 tahun itu menahan isak tangisnya. Ibu Rin hanya tersenyum lembut dan mengusap-usap kepala Rin dengan lembut. "Rin sayang, kau tidak apa-apa kan? Kau hebat sekali tidak menangis!" puji wanita berambut hitam panjang yang ada di hadapan Rin.
Ibu Rin mencium kening Rin dengan lembut. "Rin-chan, biar ibu bantu obati lukamu sekarang ya," ucap ibu Rin sambil menarik Rin ke arah kursi. Ibu Rin mengusapkan air untuk membersihkan luka Rin dengan perlahan. "Rasa sakit adalah hal yang biasa bagi manusia," terang ibu Rin. "Iya ibu. Terima kasih ibu," ujar Rin.
(--)
"Ibu.." gumam Rin.
Last edited by Rin on Sat Sep 26, 2009 11:05 pm; edited 1 time in total
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
- Spoiler:
- silakan.. gpp kok, itu kan supaya ceritanya lancar..
Rin masih belum bangun juga, nampaknya ia tidak menyadari kehadiran Treavana.
Tidurnya nyenyak sekali. Biar sudah kupanggil, ia tetap tidak mau bangun. Apakah kalau aku membangunkan, aku akan mengganggunya? Oh iya.. Aku harus mencari buah-buahan..
pikirnya sambil beranjak pergi.
Tiba-tiba Treavana tersentak.
Kalau ia tidur senyenyak itu di dalam hutan ini, siapa yang akan menolongnya kalau ada bahaya?
pikir Treavana.
Ia mengurungkan niatnya untuk mencari buah-buahan sampai Rin bangun, lalu duduk di dekat Rin.
Lagi-lagi ia menyebut nama ibunya. Berarti, ia cukup dekat dengan ibunya.. Kalau aku sih, dekat dengan ayah dan ibu. Tapi, sekarang jarak menceraiberaikan kita semua."Ibu.."
pikirnya sambil menyenderkan punggungnya ke batang pohon.
Treavana Airnnet- Middle Class
- Posts : 275
RnK : 54078
Join date : 2009-09-09
Location : Ibukota tercinta!
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Hutan... Mungkin tempat ini dapat menjadi tempat yang baik untuk Kira yang sedang ingin menyendiri.
Ia lelah dengan keadaan kota yang ramai, tentunya tidak disukainya. Ia berjalan memasuki hutan. Ia mulai
memasuki hutan itu lebih dalam lagi, berharap tidak ada orang yang mengikutinya ke sini.
RIN!!! Keterkejutannya bertambah saat ia mengetahui bahwa suara itu berasal dari Rin. Ia heran Rin yang biasanya
selalu dingin dan sombong serta keras kepala agaknya sangat menyayangi ibunya.
Ibu, yaa?? Kira menjadi teringat akan ibunya sendiri. Ibunya yang selalu melarangnya menjadi vampire hunter.
Ibunya lah yang selalu merawatnya saat pulang ke rumah dengan tubuh penuh luka. Kira menyayangi ibunya.
Ibu yang dibunuhnya dengan tangannya sendiri.
Ia berjalan mendekati bocah itu. Wajahnya terlihat sedih, baru pernah ia melihat wajah Rin yang seperti itu.
Lalu, ada Treavana di samping Rin. Kira duduk di sampingnya.
"Apakah...kau rindu ibumu?" tanya Kira pada Treavana tiba-tiba.
Ia lelah dengan keadaan kota yang ramai, tentunya tidak disukainya. Ia berjalan memasuki hutan. Ia mulai
memasuki hutan itu lebih dalam lagi, berharap tidak ada orang yang mengikutinya ke sini.
Kira terkejut mendengar suara itu, suara yang sangat dikenalnya. Ibu? Kira mengikuti arah suara itu berasal.Ibu.. Maafkan aku.. Maaf.. Maaf.. Maaf..
RIN!!! Keterkejutannya bertambah saat ia mengetahui bahwa suara itu berasal dari Rin. Ia heran Rin yang biasanya
selalu dingin dan sombong serta keras kepala agaknya sangat menyayangi ibunya.
Ibu, yaa?? Kira menjadi teringat akan ibunya sendiri. Ibunya yang selalu melarangnya menjadi vampire hunter.
Ibunya lah yang selalu merawatnya saat pulang ke rumah dengan tubuh penuh luka. Kira menyayangi ibunya.
Ibu yang dibunuhnya dengan tangannya sendiri.
Ia berjalan mendekati bocah itu. Wajahnya terlihat sedih, baru pernah ia melihat wajah Rin yang seperti itu.
Lalu, ada Treavana di samping Rin. Kira duduk di sampingnya.
"Apakah...kau rindu ibumu?" tanya Kira pada Treavana tiba-tiba.
Kira- Middle Up
- Posts : 454
RnK : 54300
Join date : 2009-09-08
Age : 31
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Treavana terkejut karena Kira tiba-tiba duduk disampingnya. Ia tak menyangka akan bertemu seseorang yang dikenalnya lagi, di hutan itu.
Sebuah kenangan manis, walaupun sekarang terasa pahit,tetap saja Treavana menganggapnya kenangan manis. Kenangan manis yang menyakitkan hati.
"A-aku.."
kata Treavana terkejut, tapi berusaha tenang dan melanjutkan kata-katanya,
"..tentu saja aku rindu. Amat rindu. Tapi, aku juga ingin bertemu ayahku kembali.. Kata ibu, ayah adalah seseorang yang amat baik dan dapat dipercaya, juga setia."
Treavana terdiam.. pikirannya berkecamuk.
"Aku penasaran.. bagaimana nasib ibuku saat ini? Apakah ia masih tinggal bersama kakakku di desa? Ataukah mereka sudah hidup terpisah?"
katanya. Entah, apa yang terjadi dengan mereka..
Treavana menengok ke arah Rin
"Apakah Rin-san akan baik-baik saja, Kira-san?"
Belum sempat Treavana menyapa Kira, ia sudah ditanyai hal itu.."Apakah...kau rindu ibumu?"
Sebuah kenangan manis, walaupun sekarang terasa pahit,tetap saja Treavana menganggapnya kenangan manis. Kenangan manis yang menyakitkan hati.
"A-aku.."
kata Treavana terkejut, tapi berusaha tenang dan melanjutkan kata-katanya,
"..tentu saja aku rindu. Amat rindu. Tapi, aku juga ingin bertemu ayahku kembali.. Kata ibu, ayah adalah seseorang yang amat baik dan dapat dipercaya, juga setia."
Treavana terdiam.. pikirannya berkecamuk.
"Aku penasaran.. bagaimana nasib ibuku saat ini? Apakah ia masih tinggal bersama kakakku di desa? Ataukah mereka sudah hidup terpisah?"
katanya. Entah, apa yang terjadi dengan mereka..
Treavana menengok ke arah Rin
"Apakah Rin-san akan baik-baik saja, Kira-san?"
Treavana Airnnet- Middle Class
- Posts : 275
RnK : 54078
Join date : 2009-09-09
Location : Ibukota tercinta!
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Terseret dalam kenangan masa lalunya, Rin sama sekali tidak menyadari adanya keberadaan orang baru lain yang datang menghampirinya. Apalagi, sosok itu adalah Kira, orang yang biasa berdebat dengannya. Tampaknya, keadaannya kali ini tidak bisa diajak kompromi.
(--)
Rin kecil hidup dengan bahagia bersama ibunya di pinggir hutan. Meski mereka tinggal jauh dari lingkungan yang ramai, Rin tidak pernah banyak bertanya. Ia tahu ibunya sangat menyayanginya, dan begitu juga Rin. Ia selalu mematuhi kata-kata ibunya. Rin kecil tumbuh menjadi anak laki-laki biasa yang riang dan polos. Tak pernah ada pikiran untuk mencurigai orang lain di benaknya. Ia tumbuh menjadi anak yang jujur dan mudah percaya pada orang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh pribadi ibunya yang hangat, lembut, dan baik yang diturunkan padanya.
Suatu hari, kehidupan mereka yang damai mulai berubah saat kedatangan tamu dari kota yang jauh. Pendatang dari kota ini datang menghampiri gubuk mereka untuk menanyakan arah. Rin yang polos langsung mengantarkannya pada ibunya. Dan ternyata, si pendatang mengenali ibunya. Pendatang ini langsung memaki-maki Rin dengan kata-kata yang tidak pernah Rin dengar sebelumnya.
Ibu Rin langsung memeluk Rin dan melindungi Rin. Ia bersikeras menyangkal semua kata-kata yang dilontarkan pengembara itu. Entah apa yang mereka ributkan, Rin masih terlalu kecil untuk mengetahui hal itu. Atau mungkin lebih tepatnya, ibunya memang tidak pernah memberi tahu.
Rin baru mulai mengerti saat kepergian pengembara itu. Si pengembara yarng kembali ke kota asal ibunya memberi tahu tentang keadaan mereka. Satu per satu orang-orang dai kota datang mendatangi gubuk lapuk mereka dan mengganggu kehidupan damai mereka.
"Dasar wanita bodoh! Untuk apa kau pertahankan anak sial seperti itu?"
"Buang saja anak setan itu!"
"Dasar anak setan! Kau bahkan tidak tahu soal ayahmu bukan??"
"Dasar anak iblis! Kau pasti seperti ayahmu bukan?"
"Kenapa iblis sepertimu masih ada di tempat seperti ini?"
"Jauhi wanita baik seperti dia! Kau tidak pantas bersamanya!"
Banyak kata-kata seperti itu yang dihujamkan kepadanya. Akhirnya Rin mengetahui kejanggalan terbesar dalam kehidupan mereka selama ini.
Keberadaan seorang ayah
Rin memang tidak pernah menyadari kejanggalan itu karena ibunya tidak pernah membicarakan soal ayahnya. Dari kata-kata orang kota, akhirnya Rin bisa menyimpulkan dan mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang demon.
Rin kecil yang tengah bermain sendiri di hutan bertemu dengan salah satu penduduk kota yang menceritakan kebenaran pada dirinya. "Dasar anak setan tidak tahu diri! Apa kau tahu? Iblis (baca: ayah Rin) itu meninggalkan ibumu seorang diri setelah menipunya! Entah kenapa dia masih mempertahankan setan kecil sepertimu hingga pergi dari kota dan tinggal di tempat seperti ini!" ujar lelaki itu dengan geram.
Rin memang tahu ibunya baik, sangat baik malah. Tapi, ia tidak pernah menyangka bahwa ibunya bahkan mengorbankan hidupnya yang enak di kota demi mempertahankan dirinya. Saat hendak dipukul, tiba-tiba ibu Rin menerjang lelaki itu dan memeluk Rin. "Asal kau tahu, anak ini sangat baik. Ia tidak seperti ayahnya. Rin manusia biasa, bukan iblis seperti kata-katamu. Aku sangat menyayangi anak ini," ujar ibu Rin.
Ibu Rin memang benar. Rin memang hanyalah manusia biasa tanpa kemampuan apa-apa. Mereka sudah hidup bersama cukup lama dan ibu Rin yakin akan hal itu. Ibu Rin selalu mendidik anak laki-lakinya ini untuk menjadi manusia yang baik tidak seperti ayahnya. Sejak saat itu, ibu Rin selalu menyemangati Rin dan meyakinkan Rin bahwa Rin adalah manusia biasa, Rin adalah anak baik, dan ia tidak boleh mengikuti jejak ayahnya.
(--)
Rin tidak berkata apa-apa kali ini. Ia hanya terus tertidur. Wajahnya tampak semakin menahan pahit.
(--)
Rin kecil hidup dengan bahagia bersama ibunya di pinggir hutan. Meski mereka tinggal jauh dari lingkungan yang ramai, Rin tidak pernah banyak bertanya. Ia tahu ibunya sangat menyayanginya, dan begitu juga Rin. Ia selalu mematuhi kata-kata ibunya. Rin kecil tumbuh menjadi anak laki-laki biasa yang riang dan polos. Tak pernah ada pikiran untuk mencurigai orang lain di benaknya. Ia tumbuh menjadi anak yang jujur dan mudah percaya pada orang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh pribadi ibunya yang hangat, lembut, dan baik yang diturunkan padanya.
Suatu hari, kehidupan mereka yang damai mulai berubah saat kedatangan tamu dari kota yang jauh. Pendatang dari kota ini datang menghampiri gubuk mereka untuk menanyakan arah. Rin yang polos langsung mengantarkannya pada ibunya. Dan ternyata, si pendatang mengenali ibunya. Pendatang ini langsung memaki-maki Rin dengan kata-kata yang tidak pernah Rin dengar sebelumnya.
Ibu Rin langsung memeluk Rin dan melindungi Rin. Ia bersikeras menyangkal semua kata-kata yang dilontarkan pengembara itu. Entah apa yang mereka ributkan, Rin masih terlalu kecil untuk mengetahui hal itu. Atau mungkin lebih tepatnya, ibunya memang tidak pernah memberi tahu.
Rin baru mulai mengerti saat kepergian pengembara itu. Si pengembara yarng kembali ke kota asal ibunya memberi tahu tentang keadaan mereka. Satu per satu orang-orang dai kota datang mendatangi gubuk lapuk mereka dan mengganggu kehidupan damai mereka.
"Dasar wanita bodoh! Untuk apa kau pertahankan anak sial seperti itu?"
"Buang saja anak setan itu!"
"Dasar anak setan! Kau bahkan tidak tahu soal ayahmu bukan??"
"Dasar anak iblis! Kau pasti seperti ayahmu bukan?"
"Kenapa iblis sepertimu masih ada di tempat seperti ini?"
"Jauhi wanita baik seperti dia! Kau tidak pantas bersamanya!"
Banyak kata-kata seperti itu yang dihujamkan kepadanya. Akhirnya Rin mengetahui kejanggalan terbesar dalam kehidupan mereka selama ini.
Keberadaan seorang ayah
Rin memang tidak pernah menyadari kejanggalan itu karena ibunya tidak pernah membicarakan soal ayahnya. Dari kata-kata orang kota, akhirnya Rin bisa menyimpulkan dan mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang demon.
Rin kecil yang tengah bermain sendiri di hutan bertemu dengan salah satu penduduk kota yang menceritakan kebenaran pada dirinya. "Dasar anak setan tidak tahu diri! Apa kau tahu? Iblis (baca: ayah Rin) itu meninggalkan ibumu seorang diri setelah menipunya! Entah kenapa dia masih mempertahankan setan kecil sepertimu hingga pergi dari kota dan tinggal di tempat seperti ini!" ujar lelaki itu dengan geram.
Rin memang tahu ibunya baik, sangat baik malah. Tapi, ia tidak pernah menyangka bahwa ibunya bahkan mengorbankan hidupnya yang enak di kota demi mempertahankan dirinya. Saat hendak dipukul, tiba-tiba ibu Rin menerjang lelaki itu dan memeluk Rin. "Asal kau tahu, anak ini sangat baik. Ia tidak seperti ayahnya. Rin manusia biasa, bukan iblis seperti kata-katamu. Aku sangat menyayangi anak ini," ujar ibu Rin.
Ibu Rin memang benar. Rin memang hanyalah manusia biasa tanpa kemampuan apa-apa. Mereka sudah hidup bersama cukup lama dan ibu Rin yakin akan hal itu. Ibu Rin selalu mendidik anak laki-lakinya ini untuk menjadi manusia yang baik tidak seperti ayahnya. Sejak saat itu, ibu Rin selalu menyemangati Rin dan meyakinkan Rin bahwa Rin adalah manusia biasa, Rin adalah anak baik, dan ia tidak boleh mengikuti jejak ayahnya.
(--)
Rin tidak berkata apa-apa kali ini. Ia hanya terus tertidur. Wajahnya tampak semakin menahan pahit.
Last edited by Rin on Sat Sep 26, 2009 11:05 pm; edited 1 time in total
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Hening.. tidak ada seorangpun yang berbicara, sampai Treavana melihat
ekspresi muka Rin yang semakin tidak tenang
"Kira-san.. tampaknya keadaan Rin-san semakin tidak baik.. Apa yang harus kita lakukan?"
tanya Treavana khawatir.
Ia tahu, bahwa hubungan Rin dengan Kira tak terlalu baik, namun dalam kondisi seperti ini, rasa benci harus dikesampingkan dulu.
"Kira-kira.. apa yang dimimpikan oleh Rin? Apakah.. masa lalunya..?"
gumam Treavana,
"ia.. menyebut ibunya."
Tadi Treavana juga ingin menanyakan hal yang sama pada Kira, apakah Kira rindu pada ibunya? Tapi, hal seperti itu tampaknya akan membuka luka hati pria berambut navy itu, apalagi ia pernah mendengar Crein memimpikan masa lalunya saat dirumah Treavana.
ekspresi muka Rin yang semakin tidak tenang
"Kira-san.. tampaknya keadaan Rin-san semakin tidak baik.. Apa yang harus kita lakukan?"
tanya Treavana khawatir.
Ia tahu, bahwa hubungan Rin dengan Kira tak terlalu baik, namun dalam kondisi seperti ini, rasa benci harus dikesampingkan dulu.
"Kira-kira.. apa yang dimimpikan oleh Rin? Apakah.. masa lalunya..?"
gumam Treavana,
"ia.. menyebut ibunya."
Tadi Treavana juga ingin menanyakan hal yang sama pada Kira, apakah Kira rindu pada ibunya? Tapi, hal seperti itu tampaknya akan membuka luka hati pria berambut navy itu, apalagi ia pernah mendengar Crein memimpikan masa lalunya saat dirumah Treavana.
Treavana Airnnet- Middle Class
- Posts : 275
RnK : 54078
Join date : 2009-09-09
Location : Ibukota tercinta!
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Kira terdiam, tidak dapat berkata apa-apa. Ya, ia juga merindukan Ibunya. Ia merindukan pelukan hangat Ibunya.tentu saja aku rindu. Amat rindu. Tapi, aku juga ingin bertemu ayahku kembali.. Kata ibu, ayah adalah seseorang yang amat baik dan dapat dipercaya, juga setia.
sewaktu Ia kecil. Kira mulai menjadi vampire hunter di usianya yang keempat belas. Di usia itulah Kira sudah tidak
ingin dipeluk oleh Ibunya lagi, dan ternyata Ia merindukannya.
Kira menatap Rin sesaat. Kali ini tatapannya tidak sedingin biasanya. Ia merasa iba terhadap keadaannya saat ini.Apakah Rin-san akan baik-baik saja, Kira-san?"
Sepertinya Ia benar-benar menyayangi ibunya. Sepertinya Ia mempunyai sisi mausia.
"Tidak akan ada yang terjadi pada bocah sombong ini." katanya cuek. Walaupun Kira sangat tidak menyukai bocah
helf breed ini, Ia cukup yakin bahwa tidak semudah itu sesuatu terjadi pada Rin.
Ekspresi wajah Rin semakin memburuk, seolah Ia merasakan penderitaan yang amat sangat. Ia jadi teringat akan
mimpi-mimpinya tentang masa lalunya. Anak ini sepertinya begitu mirip dengannya.
Kira- Middle Up
- Posts : 454
RnK : 54300
Join date : 2009-09-08
Age : 31
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
(--)
Rin bertambah sayang pada ibunya yang mencintainya itu. Beliaulah orang satu-satunya yang peduli pada Rin. Ia selalu melakukan hal yang diperintahkan ibunya padanya. Ia tidak ingin mengecewakan ibu yang sangat disayanginya itu.
Suatu hari, kumpulan orang kota datang menghampiri gubuk tua mereka dan menggedor-gedor pintu dengan kasar. Rin dan ibunya yang merasa takut hanya bisa duduk dan berdoa. Saat pintu gubuk itu didobrak dan terbuka, orang-orang kota sudah membawa parang dan ala-alat lainnya. "Serahkan anak itu! Anak iblis hanya akan membawa sial!" ujar salah satu penduduk. Penduduk lainnya berusaha menarik Rin dari sisi ibunya dengan paksa. Ibu Rin yang berusaha mencegah dan memeluk Rin dengan paksa pun jadi korban. Ia ditendang dan dipukuli oleh penduduk kota. Rin sebenarnya sudah pasrah kalaupun akan dibunuh oleh penduduk kota itu.
Melihat ibunya disiksa seperti itu, amarah Rin memuncak. Ia tidak ingin ibunya yang baik menjadi korban akibat keberadaannya. Mata Rin berangsur-angsur berubah menjadi kuning. Alam yang berada di sekitar mereka juga berubah drastis. Fisik Rin berubah total. Rin tidak ingat apa yang terjadi saat ia lepas kendali dan berubah menjadi iblis. Setelah amarahnya reda, fisik Rin kembali seperti semula. Kedua bola matanya kembali menjadi berwarna hitam.
Saat ia kembali ke kesadarannya, satu-satunya hal yang bisa ia lihat hanyalah gelimpangan mayat dan banjir darah di mana-mana. Rin melihat ibunya duduk gemetar ketakutan saat melihatnya. Pada waktu tangan Rin yang berlumuran darah ingin meraih ibunya, ibunya berteriak dan berlari ke arah hutan. Rin mengikuti ibunya dari belakang. Ia bisa mendengar ibunya menagis dan menggumamkan penyesalan atas hal yang telah ia lakukan. Ibunya menyesal sudah membesarkan Rin. Ia tidak pernah menyangka bahwa Rin adalah iblis dan jadi sangat membenci Rin. Ibunya bunuh diri di hadapan Rin di tengah hutan.
"Kenapa kau bukan manusia?? Kalau saja aku tidak punya anak sepertimu.." itulah kata-kata terakhir dari ibu Rin. Kata-kata itu masih terngiang jelas di telinganya. Suaranya terus berputar-putar dalam memorinya seperti kaset rusak yang tidak bisa berhenti.
Rin syok. Ia berteriak sekencang-kencangnya di tengah hutan belantara itu.
(--)
"AAAAAAAAAAAAAAAA!" Rin berteriak sangat kencang. Rin tersentak bangun dengan nafas terengah-engah. "Kira? Trea? Sedang apa kalian di sini?" tanya Rin sinis dengan wajah yang sangat pucat.
Rin bertambah sayang pada ibunya yang mencintainya itu. Beliaulah orang satu-satunya yang peduli pada Rin. Ia selalu melakukan hal yang diperintahkan ibunya padanya. Ia tidak ingin mengecewakan ibu yang sangat disayanginya itu.
Suatu hari, kumpulan orang kota datang menghampiri gubuk tua mereka dan menggedor-gedor pintu dengan kasar. Rin dan ibunya yang merasa takut hanya bisa duduk dan berdoa. Saat pintu gubuk itu didobrak dan terbuka, orang-orang kota sudah membawa parang dan ala-alat lainnya. "Serahkan anak itu! Anak iblis hanya akan membawa sial!" ujar salah satu penduduk. Penduduk lainnya berusaha menarik Rin dari sisi ibunya dengan paksa. Ibu Rin yang berusaha mencegah dan memeluk Rin dengan paksa pun jadi korban. Ia ditendang dan dipukuli oleh penduduk kota. Rin sebenarnya sudah pasrah kalaupun akan dibunuh oleh penduduk kota itu.
Melihat ibunya disiksa seperti itu, amarah Rin memuncak. Ia tidak ingin ibunya yang baik menjadi korban akibat keberadaannya. Mata Rin berangsur-angsur berubah menjadi kuning. Alam yang berada di sekitar mereka juga berubah drastis. Fisik Rin berubah total. Rin tidak ingat apa yang terjadi saat ia lepas kendali dan berubah menjadi iblis. Setelah amarahnya reda, fisik Rin kembali seperti semula. Kedua bola matanya kembali menjadi berwarna hitam.
Saat ia kembali ke kesadarannya, satu-satunya hal yang bisa ia lihat hanyalah gelimpangan mayat dan banjir darah di mana-mana. Rin melihat ibunya duduk gemetar ketakutan saat melihatnya. Pada waktu tangan Rin yang berlumuran darah ingin meraih ibunya, ibunya berteriak dan berlari ke arah hutan. Rin mengikuti ibunya dari belakang. Ia bisa mendengar ibunya menagis dan menggumamkan penyesalan atas hal yang telah ia lakukan. Ibunya menyesal sudah membesarkan Rin. Ia tidak pernah menyangka bahwa Rin adalah iblis dan jadi sangat membenci Rin. Ibunya bunuh diri di hadapan Rin di tengah hutan.
"Kenapa kau bukan manusia?? Kalau saja aku tidak punya anak sepertimu.." itulah kata-kata terakhir dari ibu Rin. Kata-kata itu masih terngiang jelas di telinganya. Suaranya terus berputar-putar dalam memorinya seperti kaset rusak yang tidak bisa berhenti.
Rin syok. Ia berteriak sekencang-kencangnya di tengah hutan belantara itu.
(--)
"AAAAAAAAAAAAAAAA!" Rin berteriak sangat kencang. Rin tersentak bangun dengan nafas terengah-engah. "Kira? Trea? Sedang apa kalian di sini?" tanya Rin sinis dengan wajah yang sangat pucat.
Last edited by Rin on Sat Sep 26, 2009 11:06 pm; edited 1 time in total
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Treavana bernafas lega."Tidak akan ada yang terjadi pada bocah sombong ini."
Ia merasa, kalau Kira lebih mengerti keadaan Rin saat ini, jadi ia sudah tidak secemas ketika Kira belum datang.
"Ya.. aku juga berharap demikian. Semoga saja, walaupun ia bermimpi buruk, ia akan baik-baik saja."
sahutnya.
"Kyaaa-""AAAAAAAAAAAAAAAA!"
jerit Treavana terkejut, tapi ia sempat menutup mulutnya agar ia tidak ikut berteriak. Ia benar-benar terkejut, tak menyangka Rin akan terbangun dari mimpinya tepat setelah ia menyelesaikan kalimatnya.
Ditambah, keadaan Rin tidak sebaik yang Treavana pikirkan.
"Eh.. A-aku.. hanya mau mencari buah-buahan di hutan. Kau tidak apa-apa? Mukamu pucat sekali..""Kira? Trea? Sedang apa kalian di sini?"
kata Treavana cemas.
Setidaknya, Rin telah terbangun dari mimpi buruknya.
Treavana Airnnet- Middle Class
- Posts : 275
RnK : 54078
Join date : 2009-09-09
Location : Ibukota tercinta!
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Dasar bocah sialan. Sudah menyedihkan seperti itu masih saja menyebalkan. Kira melirik Rin sekilas, hanyaKira? Trea? Sedang apa kalian di sini?
sekedar memberi tahu Rin bahwa Ia mendengarkannya.
"Bukan urusanmu. Seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri. Kau terlihat menyedihkan." katanya dingin.
Bocah itu seperti baru saja keluar dari neraka mimpi buruknya. Wajahnya pucat sekali, baru kali ini Kira melihat Rin
seperti itu. Ia tidak begitu peduli dengan keadaan Rin saat itu, toh, itu juga bukan urusannya. Lagipula Kira memang
tidak menyukai bocah half breed itu. Ia diam saja, malas bertanya apa akan apa yang terjadi pada Rin. Kalau ia
menanyakannya, paling-paling Ia hanya akan berdebat dengan Rin.
Huh, dasar...Kau terlalu baik padanya. Kira bersandar di pohon tempat Rin tidur, ekspresi wajahnya datar, dingin.Eh.. A-aku.. hanya mau mencari buah-buahan di hutan. Kau tidak apa-apa? Mukamu pucat sekali..
"Hati-hati..Aku ragu seorang demon akan membalas kebaikanmu." sindir Kira cuek.
Kira- Middle Up
- Posts : 454
RnK : 54300
Join date : 2009-09-08
Age : 31
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Eh.. A-aku.. hanya mau mencari buah-buahan di hutan. Kau tidak apa-apa? Mukamu pucat sekali..
Rin melihat Treavana sangat mengkhawatirkan keadannya. Apakah separah itukah keadaannya di mata orang-orang? Entah sudah berapa lama ia tidak memimpikan masa lalunya itu. Ia benar-benar bersyukur karena bangun dari mimpi buruk itu. Mimpi buruknya tadi adalah awal dari masa lalunya yang kelam.
Hati-hati..Aku ragu seorang demon akan membalas kebaikanmu.
Rin tertegun. Kata-kata Kira mirip dengan kata-kata yang dilontarkan seseorang padanya dulu. Seseorang yang dulu sekali pernah dekat dengannya. Ia tidak menyangka bahwa baru bangun dari mimpi buruk, ia sudah ditodong lagi dengan kata-kata seperti ini.
Wajah Rin berangsur-angsur membaik. Ia mulai mengatur ekspresi wajahnya agar tidak sepucat bangun tadi. Rin tetap mempertahankan posisi duduknya sambil tersenyum menyindir.
"Buah? Kenapa kau tidak membelinya saja di kota? Di sini adalah hutan yang berbahaya. Kau tahu itu kan?" ujarnya pada Treavana. Rin mendongakkan kepalanya ke arah Kira dan berkata dengan nada menyindir, "Seorang demon memang tidak tahu apa makna kata 'terima kasih'."
Rin memang tidak mau lagi dianggap sebagai manusia. Dirinya sudah terlanjur melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh manusia. Entah apa yang bisa dilakukan Rin untuk melupakan masa lalunya ini.
Rin kembali melihat sosok Kira yang berdiri di hadapannya. Sosoknya yang menatap Rin penuh kebencian sangat mirip dengan sosok seseorang yang berarti bagi hidup Rin. Entah bagaimana nasib orang itu sekarang. Yang pasti, dia sudah meninggal. Umur manusia memang tidak sepanjang umur half-breed yang bisa dikatakan hampir immortal.
"...." gumam Rin sangat pelan sampai orang-orang di sekitarnya tidak dapat mendengar apa yang Rin katakan. Hanya Rin yang tahu nama orang yang digumamkannya itu. Rin menggumamkan nama orang itu tanpa sadar karena berpikir soal keadaannya.
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Mendengar hal yang dikatakan Rin tersebut, Treavana justru tersenyum."Buah? Kenapa kau tidak membelinya saja di kota? Di sini adalah hutan yang berbahaya. Kau tahu itu kan?"
"Keadaan uangku sedang kurang baik, jadi kupikir sebaiknya mencari di hutan saja. Terima kasih telah mengkhawatirkanku, tapi aku akan baik-baik saja. Aku sangat yakin akan hal itu"
jawabnya.
Hati-hati..Aku ragu seorang demon akan membalas kebaikanmu.
Treavana tertawa kecil mendengar perkataan mereka berdua.Seorang demon memang tidak tahu apa makna kata 'terima kasih'.
"Rin-san, Kira-san, apakah aku tampak seperti orang yang mengharapkan imbalan, baik balasan berupa perbuatan baik maupun ucapan terima kasih? Aku tidak perlu itu. Bagiku, yang penting adalah semuanya baik-baik saja."
Treavana menatap wajah Rin yang sudah membaik.
Syukurlah.. kali ini kondisinya sudah benar-benar membaik.
"Rin-san, Kira-san apakah kalian merasa haus? Aku membawa minuman di dalam ranselku ini"
tawar Treavana.
Treavana Airnnet- Middle Class
- Posts : 275
RnK : 54078
Join date : 2009-09-09
Location : Ibukota tercinta!
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Anak gadis yang murah senyum ini tampak tidak terganggu sedikitpun dengan kata-kata Rin. Ia tetap ceria dan melanjutkan kegiatannya seperti biasa.
Apa anak zaman sekarang memang tidak mengenal rasa takut ya?
Semua orang.. Hampir semua orang yang Rin temui selalu berkata seperti itu. Selalu bersikap baik seperti itu padanya sebelum tahu apa yang akan terjadi pada mereka.
Memang sebaiknya aku menjaga jarak dengan orang lain.. Aku tidak ingin kehilangan orang yang berharga bagiku lagi..
Rin memang berpikiran dan berprinsip seperti itu jauh di dalam hatinya. Kalau tidak, mana mungkin dengan mudah ia melepaskan orang yang ia sayangi (baca: Bolt) untuk Ryo? Memang, Ryo juga salah satu orang yang Rin sayangi saat ini. Tapi, ia tidak mau sampai benar-benar terikat dengan seseorang. Ia tidak mau melakukan kesalahan yang sama akibat perasaannya kepada seseorang. Lebih baik ia membangun tembok dengan orang lain.
"Aku tidak makan atau minum makanan manusia," jawab Rin singkat. Ia tidak ingin Treavana memperlakukannya dengan baik. Rin merasa dirinya lebih pantas diperlakukan sinis seperti perlakuan Kira padanya. Mungkin itu lebih cocok baginya yang sudah melakukan banyak dosa.
Rin sebenarnya agak berbohong saat mengatakan hal itu pada Treavana. Dulu sekali, ia makan dan minum selayaknya orang biasa. Tapi, sejak kejadian itu, ia tidak pernah melakukannya lagi.
Minum ya?? Itu adalah hal yang membuatku bisa bertemu dengan Akari..
Rin memegang kapalanya yang sakit. Mengingat masa lalu memang selalu membawa dampak buruk baginya. Tapi, akibat dari kedatangan mimpi buruknya itu, semua kejadian pada masa lalu kembali mengalir di kepalanya tanpa bisa dihentikan.
"A-Ak-Akari.. Di mana kau sekarang?" gumam Rin pelan sambil menahan rasa sakit. Ia berusaha agar tidak ada orang yang bisa mendengar suaranya.
Apa anak zaman sekarang memang tidak mengenal rasa takut ya?
Rin-san, Kira-san, apakah aku tampak seperti orang yang mengharapkan imbalan, baik balasan berupa perbuatan baik maupun ucapan terima kasih? Aku tidak perlu itu. Bagiku, yang penting adalah semuanya baik-baik saja.
Semua orang.. Hampir semua orang yang Rin temui selalu berkata seperti itu. Selalu bersikap baik seperti itu padanya sebelum tahu apa yang akan terjadi pada mereka.
Memang sebaiknya aku menjaga jarak dengan orang lain.. Aku tidak ingin kehilangan orang yang berharga bagiku lagi..
Rin memang berpikiran dan berprinsip seperti itu jauh di dalam hatinya. Kalau tidak, mana mungkin dengan mudah ia melepaskan orang yang ia sayangi (baca: Bolt) untuk Ryo? Memang, Ryo juga salah satu orang yang Rin sayangi saat ini. Tapi, ia tidak mau sampai benar-benar terikat dengan seseorang. Ia tidak mau melakukan kesalahan yang sama akibat perasaannya kepada seseorang. Lebih baik ia membangun tembok dengan orang lain.
"Aku tidak makan atau minum makanan manusia," jawab Rin singkat. Ia tidak ingin Treavana memperlakukannya dengan baik. Rin merasa dirinya lebih pantas diperlakukan sinis seperti perlakuan Kira padanya. Mungkin itu lebih cocok baginya yang sudah melakukan banyak dosa.
Rin sebenarnya agak berbohong saat mengatakan hal itu pada Treavana. Dulu sekali, ia makan dan minum selayaknya orang biasa. Tapi, sejak kejadian itu, ia tidak pernah melakukannya lagi.
Minum ya?? Itu adalah hal yang membuatku bisa bertemu dengan Akari..
Rin memegang kapalanya yang sakit. Mengingat masa lalu memang selalu membawa dampak buruk baginya. Tapi, akibat dari kedatangan mimpi buruknya itu, semua kejadian pada masa lalu kembali mengalir di kepalanya tanpa bisa dihentikan.
"A-Ak-Akari.. Di mana kau sekarang?" gumam Rin pelan sambil menahan rasa sakit. Ia berusaha agar tidak ada orang yang bisa mendengar suaranya.
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Akhirnya kau sadar juga, bocah. Kira menyinggungkan senyum sinis di wajahnya, tidak mempedulikan Rin yang berkata seperti itu. "Bagus bila kau sadar. Memang itulah yang membedakan demon dengan manusia."Seorang demon memang tidak tahu apa makna kata 'terima kasih'.
Gadis ini terlalu naif. Ia benar-benar terlalu baik terhadap orang-orang di sekitarnya. Heh... Mungkin memang itu yang membuatnya begitu berbeda dengan Kira. Ia sudah lelah mempercayai orang lain. Orang yang dipercayainyalah akhirnya yang membuatnya menjadi seorang monster.Rin-san, Kira-san, apakah aku tampak seperti orang yang mengharapkan imbalan, baik balasan berupa perbuatan baik maupun ucapan terima kasih? Aku tidak perlu itu. Bagiku, yang penting adalah semuanya baik-baik saja.
Kira tersentak kaget. Akari?? ia mendengar perkataan Rin walaupun hanya terdengar samar. Inderanya memang dilatih sejak Ia masih kecil supaya menjadi lebih tajam. Kira diam saja. Ia tidak ingin mencampuri urusan orang lain, apalagi Rin. Sudah terlalu malas Ia berdebat dengannya.A-Ak-Akari.. Di mana kau sekarang?
"Mungkin sudah saatnya kau buang egomu tentang tidak adanya perasaan di dalam dirimu, demon."
Kira- Middle Up
- Posts : 454
RnK : 54300
Join date : 2009-09-08
Age : 31
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Catriel berjalan perlahan menyusuri hutan hari itu. Ia ingin melepas stress dari kehidupannya sehari-hari dengan segarnya udara di hutan.
Di saat ia berjalan sambil menikmati alam di sekitarnya, ia dapat merasakan keberadaan beberapa orang di dekatnya.
Apakah ada orang lain selain dirinya di hutan ini...?
Catriel berjalan perlahan mendekati sumber suara yang sepertinya familiar...
Demon...? Itu... bukankah suara.. Kira...?
Merasa penasaran, Catriel melangkah maju dan menemukan Kira yang sedang bersama Trea dan seorang pria dengan bola mata yang berbeda warna...
- Spoiler:
- baca: STRES BARU KENA HACK!!!!
Di saat ia berjalan sambil menikmati alam di sekitarnya, ia dapat merasakan keberadaan beberapa orang di dekatnya.
Apakah ada orang lain selain dirinya di hutan ini...?
Catriel berjalan perlahan mendekati sumber suara yang sepertinya familiar...
"Mungkin sudah saatnya kau buang egomu tentang tidak adanya perasaan di dalam dirimu, demon."
Demon...? Itu... bukankah suara.. Kira...?
Merasa penasaran, Catriel melangkah maju dan menemukan Kira yang sedang bersama Trea dan seorang pria dengan bola mata yang berbeda warna...
Catriel- Middle Up
- Posts : 514
RnK : 54164
Join date : 2009-09-16
Age : 30
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Bagus bila kau sadar. Memang itulah yang membedakan demon dengan manusia.
Rin tersenyum pahit. Ia memang tahu betul kalau dirinya berbeda dengan kebanyakan manusia lain. Dirinya tidak pantas diperlakukan baik.
Mungkin sudah saatnya kau buang egomu tentang tidak adanya perasaan di dalam dirimu, demon.
Apa mungkin Rin mendengar perkataanku tadi? Indera Kira memang lebih tajam daripada manusia biasa..
"Apa urusanmu Kira? Apa kau tiba-tiba bersimpati padaku?" sindir Rin halus.
Rin tidak mau diperlakukan baik, ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Hal yang beribu kali dan berulang-ulang terjadi padanya. Kejadian yang membuatnya menjadi orang ddingin seperti ini. Dirinya yang sekarang memang jauh lebih baik daripada dulu. Sejak bergabung dengan Black Cross, keadaan Rin sedikit membaik. Tapi, ini bukan berarti bahwa luka hatinya sudah sembuh.
"Lebih baik, kalian jangan dekat-dekat denganku," ujar Rin memperingatkan Kira dan Treavana.
Memang benar, Rin tidak ingin kejadian masa lalunya terulang lagi, dan menimpa orang-orang di End Earth yang sudah memberinya kesempatan kedua..
(Ingatan Rin)
Sejak peristiwa ibunya bunuh diri, Rin semakin putus asa. Ia merasa bahwa dirinya sudah tidak punya harga lagi. Anak sepertinya sudah tidak pantas hidup. Ia sudah membunuh dan mengecewakan ibunya. Rin kecil yang putus asa sudah berulang kali mencoba bunuh diri.
Beribu cara dilakukannya untuk mencapai tujuan utamanya, mati. Ia mencoba memotong urat nadi di pergelangan tangannya, menusuk lambungnya, meminum racun yang mematikan, membakar dirinya hidup-hidup, dan masih banyak cara lain yang telah ia lakukan. Tapi, semua cara itu berakhir sia-sia. Bahkan, ia tidak bisa lagi merasakan sakit akibat semua luka itu. Semua luka yang ia torehkan pada tubuhnya kembali smbuh tidak berbekas. Entah karena itu adalah darah 'iblis' yang telah bangkit pada tubuhnya sehingga ia berakhir seperti ini.
Ibu?? Katamu sakit adalah hal biasa bagi manusia.. Tapi, bagaimana denganku sekarang? Aku bahkan tidak bisa merasakan apa-apa lagi..
Rin memang sudah jatuh pada kondisi yang sangat menyedihkan waktu itu. Kondisi di mana tidak ada seorang pun yang menginginkannya, bahkan dirinya sendiri tidak menginginkan Rin hidup. Ia bahkan memohon semua orang yang ditemuinya untuk membunuh dirinya. Tapi, orang-orang itu hanya meninggalkan Rin dan menganggap Rin sudah gila dan merasa kasihan padanya.
(--)
"HAHAHAHA.." Rin tertawa. Rin tertawa terbahak-bahak hingga memegang perutnya karena geli. Tiba-tiba saja ia tertawa karena mengingat betapa menyedihkan keadaannya saat itu. Membandingkan dengan dirinya yang sekarang, ia merasa lucu bahwa waktu-waktu seperti itu pernah ada. Rin bahkan tidak sadar kalau ada orang yang mendekati mereka.
Last edited by Rin on Sat Sep 26, 2009 11:08 pm; edited 1 time in total
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
crein sedang berjalan di hutan, sejak terakhir kali ia tersesat ia tak takut lagi untuk masuk ke dalam hutan ia, ia hanya berjalan, mengelilingi hutan itu, ia sudah mulai bersahabat dengan semua benda di hutan itu, tetapi kali ini berbeda, ia merasa bahwa ada sesuatu yang lain, ia melihat sosok catriel pergi ke suatu tempat, ia mngikutinya dan sampai ke tempat diman ada rin, trevana dan kira
crein kaget, dari semua orang di situ hanya da satu orang yang bisa disebut demon....rin...
"gak mungkin rinnii-chan kan orang yang baik, dia bukan demon" teriak crein terringat percakapan dia dengan rin di gereja, ia maju mendekati mereka bertiga melupakan maksudnya untuk bertanya pada catriel, ia berwajah sedih melihat ke arah kira kemudian rin...
kenapa...mereka semua orang baik...kenapa... crein teringat hasil jawaban atas percakapannya dengan rin, ia tak mengira bahwa dia saat itu sedang bercakap dengan salah satu dari mereka sendiri
"Mungkin sudah saatnya kau buang egomu tentang tidak adanya perasaan di dalam dirimu, demon."
crein kaget, dari semua orang di situ hanya da satu orang yang bisa disebut demon....rin...
"gak mungkin rinnii-chan kan orang yang baik, dia bukan demon" teriak crein terringat percakapan dia dengan rin di gereja, ia maju mendekati mereka bertiga melupakan maksudnya untuk bertanya pada catriel, ia berwajah sedih melihat ke arah kira kemudian rin...
kenapa...mereka semua orang baik...kenapa... crein teringat hasil jawaban atas percakapannya dengan rin, ia tak mengira bahwa dia saat itu sedang bercakap dengan salah satu dari mereka sendiri
crein- Middle Up
- Posts : 373
RnK : 54048
Join date : 2009-09-10
Age : 29
Location : where I supossed to be...
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Catriel terdiam di dekat mereka. Tidak tahu harus berbicara apa... Yang jelas kata sapaan sudah dicoret dari daftar kata-katanya sekarang.
Ia sepertinya mulai mengerti situasinya. Ia pernah bertemu dengan pria half breed itu, dan ia tahu bahwa hubungannya dengan Kira memang tidak pernah baik...
"...Demon..." gumamnya kecil.
Ia sepertinya mulai mengerti situasinya. Ia pernah bertemu dengan pria half breed itu, dan ia tahu bahwa hubungannya dengan Kira memang tidak pernah baik...
"...Demon..." gumamnya kecil.
Catriel- Middle Up
- Posts : 514
RnK : 54164
Join date : 2009-09-16
Age : 30
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
gak mungkin rinnii-chan kan orang yang baik, dia bukan demon
Rin memalingkan wajahnya ke asal teriakan itu. Ia tahu persis siapa pemilik suara polos itu. Crein, anak kecil berambut ungu itu tengah berdiri di sebelah seorang gadis berambut panjang yang ia temui baru-baru ini.
Rin tersenyum tanpa maksud.
...Demon...
"Lihat Crein? Kau lihat betapa banyak orang yang memperlakukan kaum demon dengan sinis walaupun kami tidak melakukan apa-apa," ujar Rin sambil mengarahkan tangannya ke arah Kira dan gadis berambut biru itu.
Rin tidak menyangkal kalau dia adalah demon. Walaupun sekarang ia berada di hadapan Crein, satu-satunya orang yang ia temui di End Earth yang tidak berpikiran buruk tentang demon.
Lebih baik kau menjauhiku Crein..
"Mungkin orang-orang sepertiku lebih pantas ditumpas dan dimusnahkan dari dunia ini," ujarnya getir.
Lebih baik mati daripada aku kembali ke masa-masa itu..
"Kau mau membunuhku Crein?" tanya Rin. Rin tahu tidak sepantasnya ia menanyakan hal seperti itu pada anak kecil yang polos seperti Crein. Tapi, semua hal ini harus ia lakukan demi kebaikan mereka semua.
"Lebih baik kau segera melakukan itu daripada kau berakhir seperti.." suara Rin agak tersendat. "Ak-Akari," lanjut Rin dengan suara pelan. Wajahnya tampak menahan perih saat menyebutkan nama 'Akari'. Memang bisa dikatakan bahwa nama 'Akari' adalah salah satu kata-kata tabu bagi Rin. Karena nama itu adalah kunci kedua kepada masa lalunya.
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
"Lihat Crein? Kau lihat betapa banyak orang yang memperlakukan kaum demon dengan sinis walaupun kami tidak melakukan apa-apa,"
Catriel mengendikkan kepalanya.
"Lebih baik kau segera melakukan itu daripada kau berakhir seperti.." suara Rin agak tersendat. "Ak-Akari,"
Sekarang ia mengerti. Laki-laki half breed ini tidak jauh berbeda dari ia dan Kira... Sama-sama korban permainan takdir.
"Kau mempermainkan dirimu sendiri..." ucapnya. "Semua orang layak memiliki masa lalu dan hidup. kau sendirilah yang berputar-putar di dalamnya..."
Catriel- Middle Up
- Posts : 514
RnK : 54164
Join date : 2009-09-16
Age : 30
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
"Kau mau membunuhku Crein?"
"Lebih baik kau segera melakukan itu daripada kau berakhir seperti.." suara Rin agak tersendat. "Ak-Akari,"
crein kaget akan jawaban rin," aku tak tau siapa yang dimaksud oleh rinnii-chan, tapi apapun yang terjadi, apapun itu walaupun itu berarti aku yang mati, aku tak akan pernah membunuh rinnii-chan" crein menjawabnya dengan sangat sedih
"semuanya bahkan demon sendiri punya hak untuk hidup, baiklah jika aku dikatai egois dan naif, lebih baik aku begitu dari pada aku sendiri menjadi demon yang sebenarnya, seseorang yang tanpa pikir panjang membunuh demon, karena dia sendirilah yang sebenarnya setan itu..." jawab crein pangjang lebar, kali ini ia menangis, air matanya mengalir sendiri. ia berusaha menghapusnya, ia menangis tanpa sebab.
crein- Middle Up
- Posts : 373
RnK : 54048
Join date : 2009-09-10
Age : 29
Location : where I supossed to be...
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
Kau mempermainkan dirimu sendiri... Semua orang layak memiliki masa lalu dan hidup. kau sendirilah yang berputar-putar di dalamnya...
Berputar? Mungkin..
Rin merasa kalau ia tidak perlu merespon kata-kata gadis itu. Rin menggeleng-gelengkan kepalanya. Rin tetap menjawab perkataan gadis itu.
"Berputar? Mungkin lebih tepat kalau dibilang aku yang tidak mau keluar dari masa laluku," jawab Rin datar.
Rin memang berkata jujur. Tetap berada dalam masa lalunya menjadi belenggu pemberhenti bagi dirinya untuk dekat dengan orang lain.
Jujur saja, banyak sekali orang yang mirip dengan watak Akari di End Earth ini. Jujur, baik, ramah, polos, dll. Maka itu, Rin butuh mengendalikan dirinya lebih baik lagi.
aku tak tau siapa yang dimaksud oleh rinnii-chan, tapi apapun yang terjadi, apapun itu walaupun itu berarti aku yang mati, aku tak akan pernah membunuh rinnii-chan
Crein melanjutkan kata-katanya. Kali ini, diiringi dengan isak tangis. Sungguh, bukan maksud Rin membuat Crein menangis. Tapi, lagi-lagi, ia merasa lebih baik seperti itu.
"Apa kalau pun aku yang meminta kau tetap berkata kau tidak berpikir panjang Crein? Bukankah lebih baik mengabulkan permintaan seseorang?" tanya Rin dingin. Wajah Rin pucat. Ia tidak pernah menyangka kalau nama Akari bisa ia luncurkan dari mulutnya. "Ak-Akari.. Dia.. Dia orang yang berarti bagiku.." ujar Rin tersendat-sendat.
Rin- Branch #2 Family Member
- Posts : 705
RnK : 95070
Join date : 2009-09-07
Age : 31
Location : place where i'm supposed to be..
Re: Shadow of The Past [open 4 all-finisihed]
"Berputar? Mungkin lebih tepat kalau dibilang aku yang tidak mau keluar dari masa laluku,"
Kata 'tidak mau' membuat Catriel sedikit gusar. Ia juga terbelenggu oleh derita masa lalunya. Namun berbeda dari half breed itu, ia tidak dapat keluar dari dalamnya... Ia bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk menengok kembali.
"Bukankah itu sudah cukup...?" tanya Catriel dengan tatapan nostalgia. "Kau bisa mengatakan itu, bukankah berarti bahwa masih ada sisi 'manusia' dalam dirimu?"
"Ak-Akari.. Dia.. Dia orang yang berarti bagiku.."
Catriel mengambil posisi dan duduk di hamparan rumput hijau. Sama seperti ia masih menginginkan Oliver untuk kembali, pasti orang ini juga begitu...
"...Aku dididik dalam lingkungan Knight... Aku tahu persis bagaimana rasanya memiliki sesuatu yang benar-benar 'berharga', terutama dalam dunia penuh perang... Bila ia memang berharga bagimu, bukankah itu sudah menjadi bukti bahwa 'demon' sekalipun memiliki hati...?"
Catriel- Middle Up
- Posts : 514
RnK : 54164
Join date : 2009-09-16
Age : 30
Page 1 of 2 • 1, 2
Similar topics
» Memories about the past [open for Kira, Ryazely and all of kingdom member] (finished)
» Part of our past is music [FINISHED]
» Remembering the past...{Finished}
» Alone Time~ [open for 2]
» What is this place? [open for all]
» Part of our past is music [FINISHED]
» Remembering the past...{Finished}
» Alone Time~ [open for 2]
» What is this place? [open for all]
End Earth :: Archives :: Forum Archives
Page 1 of 2
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|
Mon Apr 11, 2016 2:21 pm by Cloenthy Firielle
» Diary (Hal yang amat sangat ga penting)
Mon Sep 23, 2013 6:50 pm by Kaoru Ryosuke
» More quizes!!! Heheheh...!!
Sat Sep 08, 2012 6:42 pm by meraorcus rosarium
» The Lone Wolves (KirixZev fanfic) (17+)
Tue May 22, 2012 6:55 pm by Kirisawa Hiko
» EteChat is In The House!
Tue Nov 08, 2011 7:42 pm by Kirisawa Hiko
» The Long Lost Diary of Kirisawa Hiko [finished]
Tue Aug 16, 2011 10:04 am by Kirisawa Hiko
» What If Game
Sun Jul 31, 2011 4:43 pm by Clyde Ezekiel
» CHAOS!!!!!
Sat Jul 30, 2011 4:14 pm by meraorcus rosarium
» Japan's Earthquake
Wed Mar 16, 2011 5:58 pm by Rin