drei ledig im museen [closed]

Constan yang dengan baiknya menarik freya yang 3/4 tidur dengan ujung pensilnya yang tajam itu.
menuju art musium yang penuh lukisan mahakarya yang ga jelas karena tertutup debu yang tebalnya satu cm .
tempat ini benar-benar bewarna abu-abu dan membuat orang sesak napas.
"Aneh Freya kok belum bangun ya?'
"seharusnya dia tidak bisa bernapas kan dengan debu yang membunuh ini?"

Freya merasa bahwa tubuhnya tidak menapak di lantai.
Ia juga merasa bahwa Ia menggantung di sebuah benda.
Perlahan-lahan Ia sadar dan membuka matanya.
Ia melihat sesosok bayangan perempuan di depannya, dan ternyata,
"Constan????sedang apa kamu di sini??"
Ujar Freya mendelik ke arah Constan.

Mood Freya sedang berantakan karena baru bangun tidur.
Ditambah, Ia tidak sedang berada di ranjangnya, tetapi berada di ujung sebuah pensil.

Crein berjalan tanpa tujuan seperti biasa. ia melihat sosok yang ia kenal
tergantung di pensil...aneh sekali...ah itu kan...

"Guten morgen schwester..." kata Crein memberi salam [pada freya yang sedang tergantung marah-marah di ujung sebuah pensil.
"um...entschuldigung..wer bist du?" tanya Crein pada perempuan yang lain, ia belum mengenal wanita itu dan menggunakan bahasa jerman yang setengah ia kuasai

"um...entschuldigung..wer bist du?"

"Ich heiβe Constan .Ich bin sechzehn jahre alt.
ich wohne in der schlos ich komme aus alternative world.
mein hobby sind malen und spielt computer,
nice to meet you"
jawab Constan dengan nada konstan yang datar

"Guten morgen schwester..."

"Guten Morgen, Crein.."
sagt Freya.

"was machst du hier, Crein? Du kommst mit dein freunde?"
sagt Freya.

Freya masih sedikit mengantuk, dan Ia hanya menjawab pertanyaan Crein dengan datar seperti biasanya.
Ia berpikir untuk menggunakan bahasa Jermannya karena Crein menyapanya dengan bahasa Jerman.
Tapi akhirnya Ia menggunakan bahasa itu untuk bertanya kepada Constan juga.

"ah..Constan, was essen wir heute morgen?"
sagt Freya fragen.

"was machst du hier, Crein? Du kommst mit dein freunde?"

"nein..." jawab Crein singkat, mana mungkin ada yang mau menemani aku...semuanya sedang sibuk....

sementara itu Crein berpikir keras...
dua-duanya Schwester...gimana cara manggilnya ya....hng....
tak sengaja Crein menyeletuk.."panggil constannee-chan saja ya..."
kaget akan apa yang keluar dari mulutnya Crein tak sengaja berteriak, tak menyadari bahwa dia berada di museum
"akh!!! entschuldigung....!!!gomenasai!!!!" dengan otomatis ia mengeluarkan segala cara meminta maaf...ia saar telah merusak suasana dan akhirnya terdiam...

"ah..Constan, was essen wir heute morgen?"

"Ich will esse wurst mit brotchen und milch fur trink."
jawab Constan dengan nada datar meninggi dengan konstan karena kegembiraannya mengingat makanan yang akan dia makan pagi ini.

"akh!!! entschuldigung....!!!gomenasai!!!!"

"apaan si kamu berisik banget deh!"
dengan nada konstan yang penuh kebencian karena merasa risih dengan suara Crein yang annoying.

"Ich will esse wurst mit brotchen und milch fur trink."

"aah, aku bosan makan makanan seperti itu lagi.."
Ujar Freya kesal dengan Constan karena setiap hari Constan mengajaknya makan roti dan minum susu untuk sarapan.
"Apa tidak ada makanan lain??"
Tanya Freya kepada Constan.

"akh!!! entschuldigung....!!!gomenasai!!!!"

"Crein, kamu sedang berlatih berbicara dalam segala macam bahasa?"
tanya Freya bingung melihat tingkah Crein.
"Cukup berbicara satu kata saja cukup kurasa.."
Lanjut Freya masih menanggapi perbuatan Crein.

Freya tiba-tiba mendengar alunan musik.
Ia kemudian pergi menuju ke arah alunan musik itu berasal.
Dan Ia menemukan sebuah kotak kaca yang akan memainkan sebuah alunan musik apabila sekrup yang berada di alas kotak itu diputar.
Freya memandangi kotak kaca itu, dan tanpa sadar musik itu telah menghipnotis dirinya.
Namun beberapa saat kemudian Ia tersadar.
Kotak musik itu bukanlah kotak musik biasa.

alunan musik yang indah terdengar, melihat ke arah sumbernya terdapat Freya yang sedang melihat ke arah musik itu. seperti terhipnotis, ia mendengar bisikan-biskan yang berasal dari kotak musik itu.

Berjalan mendekati kotakmusik itu Crein semakin terhipnotis, ada yang memanggil-manggil dari dalam kotak itu, matanya gelap dan ia sudah tak sadar akan prbuatannya. Dengan kuat ia mendorong Freya, cukup kuat hingga Crein membuat Freya bergesar dari kotak music tersebut.

Crein mengambil kotak itu dan tersenyum sambil tertawa, ada yang tidak normal dari tawanya. ketika ia akhirnya ia berhenti tertawa , ia berkata
'beranikah kalian mengganggu saya putri musik yang terhormat ini, dasar manusia-manusia kotor' katanya 'biarlah, tak kusangka masih ada tubuh yang bisa kukendalikan di sini...kau, wanita berambut coklat, kuakui kehebatanmu terhindar dari hipnotisku...fufufu' kata Crein. tetapi kata-kata itu tak berasal dari Crein sendiri

Crein hanya berdiri dan terus memengang kotak musik itu di tanganya, walau musiknya sudah berhenti pengaruhnya tak hilang.

Spoiler:

Freya terkejut seketika akibat dorongan yang diberikan oleh Crein.
Ia terjatuh kemudian melihat ke arah Crein dengan wajah tegang.
Air mukanya terlihat tegang, tidak seperti Freya yang biasanya.

'beranikah kalian mengganggu saya putri musik yang terhormat ini, dasar manusia-manusia kotor' 'biarlah, tak kusangka masih ada tubuh yang bisa kukendalikan di sini...kau, wanita berambut coklat, kuakui kehebatanmu terhindar dari hipnotisku...fufufu'

Freya yang awalnya memang tercengang dengan kejutan strum dari dorongan Crein semakin tercengang melihat tingkah Crein yang aneh.

Ini..Crein?? Tapi Crein kan biasanya...hnngg..
Freya berpikir sejenak dalam hatinya. Otaknya bekerja seksama.
Kemudian Freya bangkit dan membenahi posisi berdirinya.

"Hipnotis? hee.."
Freya menjawab dengan nada meledek dan sedikit menantang.
Kemudian Freya mulai menggerakan kakinya perlahan-lahan dan berjalan.
"Crein, sejak kapan belajar hipnotis?? ckkckckck..tidak kusangka.."
Ujar Freya sambil menunjukkan senyum liciknya.

"Maaf sekali nona, tapi Crein bukanlah barang yang dapat kau kendalikan seenaknya."
Freya masih menunjukkan senyum iblisnya ke arah Crein yang saat itu sepertinya sedang dirasuki. Freya kemudian berjalan mengitari Crein.

Freya kemudian memulai aksi playboynya.
"Hm..nona, sepertinya masih banyak korban lain di luar sana, tapi kenapa harus Crein??"
Tanya Freya sembari memberikan tatapan mata yang langsung menembus mata dan hati makhluk yang sedang merasuki Crein itu.

Spoiler:

'beranikah kalian mengganggu saya putri musik yang terhormat ini, dasar manusia-manusia kotor'

Crein jadi tampak berbahaya berbeda !sangat !
dia kenapa ya?

Freya kemudian memulai aksi playboynya.

heee kenapa dia jadi playboy cap kelinci gitu pas bicara sama Crein ?

"Maaf sekali nona, tapi Crein bukanlah barang yang dapat kau kendalikan seenaknya."

"Hm..nona, sepertinya masih banyak korban lain di luar sana, tapi kenapa harus Crein??"

'hm...saya sendiri tidak menggerti, aura dan badan anak ini sangat mudah dikendalikaan dan tubuh ini benar-benar nyaman...' tersenyum licik
'sayang sekali fisik anak ini, sebenarnya ia cukupp kuat hanya...' mengambil tongkat,' ia takpernah mengetahuinya'

tongkat yang diambil crein yang dikendalikaan itu mulai bersinar kehitaman, 'lumayan juga...' kini mata crein berubah warna.

sementara itu dalam diri Crein, Crein tersadar dan melihat seorang putri berambut panjang di depannya, ia berusaha meraihnya, tapi, kekuatannya seperti disedot dan ia jatuh pingsan sebelum bisa mencapai wanita itu. dalam sisa-sisa akhir kesadaran dalam dirinya ia melihat wanita itu tersenyum dengan licik.

diluar aura hitam yang dikeluarkan dari tongkat itu berubah menjadi sebuah bulatan dan berwarna putih kebiru-biruan.'kaubilang dia bukan barang??' senyum licik terpancar..'buktinya dengan mudah gadis ini kuambil kesadaran nya, fufufufuf....kalian tau jika aku menghancurkan bulatan ini atau mengganggunya sedikit saja,....mungkin...'senyum licik semakin melebar' ia tak akan pernah kembali lagi' ia tertawa...tawa mengerikan keluar darinya, tubuh itu menjadi sepenuhnya milik roh tersebut

'kaubilang dia bukan barang??' 'buktinya dengan mudah gadis ini kuambil kesadaran nya, fufufufuf....kalian tau jika aku menghancurkan bulatan ini atau mengganggunya sedikit saja,....mungkin...'

Freya mulai menghentikan tindakannya dan memandang Crein secara serius. Ia memperhatikan Crein dengan seksama.
"Crein..Crein..!!!sadarlah..!!!kamu sedang dikendalikan..!!!"
Freya berusaha menyadarkan Crein sambil menggoncang-goncangkan tubuhnya.
"Crein, kamu bisa dengar suaraku??"
Lanjut Freya tetap memanggil Crein berusaha menyadarkannya.

' ia tak akan pernah kembali lagi'

Freya tersentak dengan perkataan wanita yang memasuki tubuh Crein itu.
"KAMUUU....!!"
Freya mulai mengeluarkan emosinya. Matanya yang merah semakin terlihat menyala dan perlahan-lahan warnanya berubah menjadi gelap seperti warna darah.
SHIT!! Pedangku..tidak ada di sini..SIAL!!!!!!
Freya mengeluh dalam pikirannya.

"Ukh..!"
Gerutu Freya, kemudian menarik baju Crein dan melemparnya ke dinding.
"Kalau begini caranya, tidak ada pilihan lain, hei kau WANITA TUA!!"
Sahut Freya sambil menatap tajam Crein yang sedang dirasuki itu.

maafkan aku Crein..tapi tidak ada pilihan lain..

"Constan, bisa kamu melakukan sesuatu??aku tidak membawa pedangku, bisa kamu tangani sebentar?"
Pinta Freya kepada Constan.

Spoiler:

okey!okey! dengan nada konstan yang terburu-buru.
pensil tersayang memanjanglah!
pensil tersebut membesar dan dengan kejam Constan melumatkan Crein ke lantai musium.

Crein tertimpa pensil constan yang memanjang. Crein berusaha bangun tetapi setelah menerima dua serangan berturut-turt dari dua orang , badannya tak sanggup lagi , sehingga ia tetap terdiam di lantai, tertahan oleh pensil constan.

Sementara itu, bulatan putih yang dipegang Crein (jiwa asli Crein) melayang terbang ke arah Freya dan hinggap di atas kepalanya, keluara sebuah suara yang berasal dari dalam bulatan putih hangat itu
"Freyanee-chan...maaf merepotkan...tapi...boleh tolong rebut kembali badanku??...tapi...jangan dihancurkan ya..." Kata bola-bola kapas itu dengan lembut, walau suara itu kecil tapi dapat diyakini bahwa itu adalah suara Crein.

Sementara itu tubuhnya sudah babak belur dan akhirnya roh yang ada di dalamnya berkata ' lepaskan aku manusia sia**n beraninya kalian menjatuhkan diriku yang terhormat ini' katanya sambil terus berusaha melepaskan diri.

"Freyanee-chan...maaf merepotkan...tapi...boleh tolong rebut kembali badanku??...tapi...jangan dihancurkan ya..."

"Crein...syukurlah.."
Ujar Freya menghela nafasnya.

"Baik, apabila itu maumu, aku akan melakukannya."
Ujar Freya kemudian mengiyakan permintaan Crein.

"Constan, serang dia semaumu!"
Freya memerintahkan Constan untuk menyerang tubuh Crein.
Sementara itu Freya mengaduk-ngaduk kantong di balik jubahnya.

"Ah, ini dia yang kucari!"
Wajah Freya menunjukkan rasa bahagia ketika Ia menemukan sebilah pisau lipat di sakunya.

Ia mulai membuka pisau itu dan dengan kecepatannya yang tinggi berlari menuju tubuh Crein. Freya melesat bagaikan angin, bahkan tubuhnya sudah tak terlihat. Tiba-tiba Ia sudah berada di belakang tubuh Crein yang sudah memar dan tertahan oleh pensil milik Constan.
"Hei kau wanita! Lihat pisau ini!"
Ujar Freya kepada roh perempuan itu.

"Ini bukan pisau biasa. Sekali ditusukkan, maka yang tertusuk bukanlah tubuh tetapi jiwa. Bagaimana?"
Ujar Freya dengan mukanya yang semakin lama semakin dingin. Hawa pembunuh seperti sudah meliputi seluruh tubuhnya.

"Constan, serang dia semaumu!".

dengan tenang Constan memalu Crein dengan pensilnya yang diperbesar sehingga bentuk Crein sudah tidak indah lagi.

Hawa pembunuh seperti sudah meliputi seluruh tubuhnya.

'Hiiii Freya hitam !"
"Hmmmm ah sudahlah yang kena nenek tua jelek itu saja,tdak perlu dipikirkan-".
sambil mengecilkan pensilnya yang sebesar gajah dari tubuh Crein yang malang .

"Ini bukan pisau biasa. Sekali ditusukkan, maka yang tertusuk bukanlah tubuh tetapi jiwa. Bagaimana?"

tubuh Crein terdiam,sejenak seperti akan mengeluarkan kata-kata yang mengerikan, lalu terdiam dan pingsan. bayangan hitam keluar dan masuk kembali ke kotak musik itu.

bola-bola putih itu kembali meloncat dan masuk ke dalam tubuhnya lagi. dalam sekejab Crein sudah kembali ke tubuhnya. Tetapi alih-alih membaik, akibat serangan Freya dan Constan, ia malah terjatuh tak berdaya karena tak lagi puya kekuatan untuk berdiri.

Ia hanya meringis menahan sakit."aduduh...." katanya dengan lirih sambil memegang bagian yang terluka.

"aduduh...."

Freya menahan wajahnya yang bahagia melihat Crein telah pulih kembali.
"Crein, kamu bisa memulihkan dirimu sendiri??"
Tanya Freya kepada Crein, karena Freya tidak memiliki ilmu untuk menyembuhkan luka orang lain. Freya hanya bisa memulihkan tubuhnya sendiri.

Kemudian Freya berdiri dan berjalan ke arah kotak musik tersebut. Dilihatnya kotak musik tersebut. Lalu Ia melihat ada sebuah sekrup berwarna hitam, berbeda dari sekrup lainnya yang berwarna keemasan.
Ini dia sumbernya...
Pikir Freya dalam hatinya.

Kemudian Ia melemparkan sekrup itu, kemudian mengeluarkan pisaunya, dan menghancurkan sekrup itu untuk selama-lamanya.
"Rest in Peace.."
Bisik Freya melihat ke arah bayangan yang semakin lama menyerupai sesosok wanita yang cantik jelita. Bayangan itu kemudian terbang ke atas lalu lenyap menjadi serpihan-serpihan cahaya.

Bayangan itu kemudian terbang ke atas lalu lenyap menjadi serpihan-serpihan cahaya.

"Benda itu adalah serpihan arwah seorang wanita yang dibunuh dengan sadis.Ia disiksa dan wajahnya disepuh dengan emas ,sehingga wajah aslinya sudah tidak berbentuk lagi.lalu ia dilemparkan dari lantai lima gedung ini dengan pinggang terkait tali rotan yang dikaitkan dengan lampu kristal museum ini sehingga badannya remuk redam tertimpa kristal" .menurut serpihan cahaya diatas ".Kata Constan dengan nada datar.

Ia hanya meringis menahan sakit."aduduh...." katanya dengan lirih sambil memegang bagian yang terluka.

"Kamu dapat berjalan kan Crein?"