Bermain di pesisir pantai! [finished]

Memandangi laut di End Earth memang kesempatan yang langka bagi Jelly.
Bukan karena apa, hanya saja, ia terlalu sering tersesat ke tempat-tempat yang tidak menentu di kawasan End Earth yang luas
Ia memandang ke arah tebing, langit, dan kemudian ke arah air laut yang begitu biru dan luas.


'Apakah akan ada yang datang menemaniku bermain lagi kali ini..?'
Ia mendekati batas dimana ombak bisa mencapai pasir, melepaskan sepatunya, dan mencelupkan kakinya kesana.
duduk dan membuat gundukan pasir dengan tangannya
Bermain sendiri sambil menghabiskan waktu selama yang ia bisa

Sore hari, Treavana dan Sagu-chan berjalan menyusuri tepi pantai. Mereka berencana untuk meihat matahari terbenam yang cantik dari daerah itu. Seperti biasa, Treavana membawa peralatan piknik tapi makannannya disesuaikan untk disantap di malam hari dan Sagu-chan berjalan agak jauh dari pemiliknya sambil berloncatan kesana kemari, menginjakan kakinya ke pinggir deburan onmbak yang kecil dan menyipratkan air.

Di depannya, tampak seorang gadis yang sedang bermain pasir.
"Halo, Jelly-san!! Selamat sore.. Sepertinya kita sering bertemu yaa.."
sapa Treavana dengan riang.

Berenang,
hal yang sudah lama tidak Freya lakukan. Sore hari itu Freya memang secara diam-diam keluar dari istana. Ia ingin menikmati alam luar. Freya mulai berenang sampai ke tengah laut kemudian kembali lagi ke dekat pantai. Sebentar-sebentar Freya melihat ke arah sebuah batu karang tempat Ia menaruh jubah dan pedangnya.
Ah..aman..ehehehe
Ujar Freya yang kemudian melanjutkan kegiatannya itu.

Rambut Freya yang coklat kehitaman itu tergerai basah membasahi tengkuk lehernya. Celana pendek dan kausnyapun sudah dibalut oleh air laut. Tanpa sadar kaki Freya menginjak sesuatu.
Dilihatnya benda itu.
"Ah, sebuah kerang!"
Kata Freya kemudian mengarahkan kerang itu ke matahari yang sebentar lagi akan terbenam.
"Cantiknya.."
Freya terpesona dengan warna yang dipancarkan oleh kerang itu.

Kemudian Freya menari-nari di atas air sambil tertawa lepas, hal yang hampir tidak pernah Ia lakukan sampai saat ini. Freya berpikir bahwa sore itu tidak ada orang. Oleh karena itu, ketika Ia sadari ada dua gadis yang tidak jauh darinya, Ia sangat terkejut. Mukanya merah padam karena ulahnya sendiri.
"Treavanaaaa!!!se...sedang apa kau di..di sini???!!!"
Ujar Freya terbata-bata karena perasaan terkejutnya bercampur malu.

Dilihatnya seorang gadis lagi. Sepertinya gadis itu asing di matanya.
"Hai, baru kali ini aku melihatmu. Apa kau orang baru di sini?"
Ujar Freya kembali menjaga imagenya dan seperti biasanya Ia sedikit dingin terhadap orang baru.

Treavana datang dan menyapanya, menyadarkannya dari bengongnya.
ia baru sadar,
tangannya kotor oleh pasir dan roknya sekarang basah bercampur pasir
hendak menyapanya, ia berdiri dari tempat duduknya semula
namun seorang perempuan yang cantik menyelanya

"Treavanaaaa!!!se...sedang apa kau di..di sini???!!!"

Sepertinya wanita itu sudah mengenal treavanna
jelaslah mereka orang-orang yang sudah lama dan berpengalaman di End Earth ini
menanggapi pertanyaan orang yang baru dijumpainya itu, ia menjawab

"iya.. saya belum terlalu lama disini. saya civilla jellary"
katanya agak malu-malu menghadapi orang baru dengan pakaian basah dan kotor.

"Treavanaaaa!!!se...sedang apa kau di..di sini???!!!"

Freya tampak amat terkejut dengan kehadiran Treavana.
"Hm? Tentu aku sedang berjalan menyusuri pantai ini.. dan aku berencana untuk makan juga disini"
jawabnya sambil tersenyum lebar, diikuti oleh Sagu-chan yang tersenyum lebar yang meniru Treavana. Freya terlihat sedang memengang kerang yang cantik dan berkilauan terkena sinar matahari sore sambil menari-nari bahagia.

"Freya-san.. kau tampak senang sekali.. mau kubantu mencari kerang juga?"tanyanya,

"iya.. saya belum terlalu lama disini. saya civilla jellary"

Hmm rupanya mereka belum saling kenal.
Mungkin akan kupakai kesempatan ini untuk mengakrabkan kedua orang yang baru berkenalan ini..
"bagaimana kalau kita ikut mencari kerang Jelly-san?"
Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Treavana meletakan barang-barang bawaannya, syalnya, melepas boots dan menguncir rambutnya agar tidak menyusahkan saat mencari kerang. Lalu dengan segera ia kakinya melangkah ke arah laut dan mulai mencari kerang.

"Hm? Tentu aku sedang berjalan menyusuri pantai ini.. dan aku berencana untuk makan juga disini"

makaaannnn?????
Ujar Freya dalam hatinya sembari memandangi perutnya yang karet itu.

"Freya-san.. kau tampak senang sekali.. mau kubantu mencari kerang juga?"

"Ah, sebenarnya aku sedang bermain-main saja. Tapi bolehlah, sekalian kita mencari bahan untuk dimakan."
Ujar Freya merespon Treavana.

"iya.. saya belum terlalu lama disini. saya civilla jellary"

"Ah, selamat datang di End Earth."
Ujar Freya sembari membungkukkan badannya, kemudian tersenyum simpul.
"Namaku Freya, senang berkenalan denganmu. Apabila kamu butuh bantuan, kamu bisa menanyakannya padaku."
Lanjutnya.

"Ah iya, kamu ikut saja mencari kerang, Civ..ngg.."
Ucapan Freya terhenti tiba-tiba.
"Bagaimana aku memanggilmu?"
Tanya Freya kepada gadis manis di hadapannya itu.

"Maafkan saya.."
katanya agak panik karena lupa memberi tahu panggilan singkat untuk namanya yang sepertinya agak susah itu.
"panggil saja Jelly seperti yang lain"
katanya tersenyum berusaha nampak ramah

'Dia terlihat begitu anggun dan menawan, serta ramah pula'
pikir Jelly dalam hati pada orang yang nampak begitu sopan
sepertinya ia bukan sembarang orang di end earth ini.

kemudian pertanyaan sebelumnya, ia menjawab
"dengan senang hati..."
ucapannya juga sedikit terhenti, dilanjutkan dengan nada agak pelan
"boleh saya memanggil anda freya?"
katanya dengan nada agak pelan takut dianggap tidak sopan

Treavana terus mencari kerang-kerang yang cantik. Bentuknya beraneka ragam serta motif kulit kerangnya. Ukurannya juga bervariasi tapi semuanya cantik. Mendengar Jelly dan Freya yang saling berkenalan, ia merasa senang.

"Ah, sebenarnya aku sedang bermain-main saja. Tapi bolehlah, sekalian kita mencari bahan untuk dimakan."

Kepala Treavana dianggukan saat mendengar saran Freya.
Hmm.. mencari bahan makanan juga asyik..
Apalagi karena aku membawa makanan dengan jumlah terbatas.
Aku hanya banyak membawa minuman yang hangat.
pikirnya.
Treavana berjalan ka bagian laut yang lebih dalam dan terlihat ikan-ikan yang cocok untuk dimakan. Dipanggilnya butiran-butiran es dengan sihirnya dan butiran-butiran es tersebut mengumpul dan membentuk tombak bermata tiga. Ditusuknya ikan-ikan tersebut dan terkumpul beberapa ekor ikan yang akan dimakan nantinya.

Kalau makanannya ikan saja, rasanya ada yang kurang.
Mungkin.. butuh hewan laut lainnya, tapi apa ya?

Spoiler:

"boleh saya memanggil anda freya?"

"Lha?memang itu namaku. Semua orang juga kusuruh memanggilku dengan nama itu. Memang ada masalah?"
Tanya Freya pada dengan nada bingung dan sedikit tergelitik karena ulah Jelly itu.

"Ayolah Jelly, kita bermain-main di sini. Cerialah!"
Ujar Freya sambil menarik Jelly ke arah laut.
"Ah, tunggu sebentar di sini, kamu bermain-mainlah dahulu dengan Trea."
Lanjutnya. Kemudian Freya menuju ke arah jubah dan pedangnya. Kemudian Ia mengambil semua barang-barangnya dan meletakkannya di dekat barang-barang milik Treavana.

"Oke!! Ayo kita berma...."
Kata-kata Freya tiba-tiba berhenti dan langkahnya tersentak. Ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Kemudian Ia melihat ke arah laut di mana Trea dan Jelly sedang bermain. Tiba-tiba ada sebuah kepiting raksasa berbentuk monster muncul dari laut. Ukurannya sekitar 200 kaki. Kepiting itu tiba-tiba mengeluarkan solar beam ke arah Trea dan Jelly.

"Trea! Jelly! awas!!"
Dengan segera Freya berlari ke arah mereka dan tanpa sadar Ia mengeluarkan pedang elementalnya yang tersegel di tangan kanannya serta menahan solar beam yang dikeluarkan oleh kepiting raksasa itu. Pedang elemental Freya menyerap solar beam yang dikeluarkan kemudian mengubahnya menjadi api, kemudian Ia menebas kepiting itu dengan pedangnya sehingga kepiting itu terpelanting.

"Trea, Jelly kalian tidak apa-apa?"
Ujar Freya bertanya pada mereka berdua sembari berjalan menuju mereka. Mata Freya seketika berubah yang tadinya berwarna merah terang menjadi warna merah darah. Tatapannya kosong tapi penuh amarah dan dendam. Nada bicaranyapun menjadi lebih dingin dari biasanya. Hal itu memang terjadi apabila Freya mengeluarkan pedang elemental yang disegel di tangan kanannya.

"Trea, kamu bersiagalah kepiting ini bukan kepiting biasa. Jelly, kamu juga! sekarang kita akan benar-benar bertarung dengan kepiting ini"
Ujar Freya bersiap-siap.

Spoiler:

"Lha?memang itu namaku. Semua orang juga kusuruh memanggilku dengan nama itu. Memang ada masalah?"

Awalnya sedikit terkejut dengan kesantaian Freya,
Tapi kmudian Jelly tersenyum saja dan ikut bermain di pantai
Saat sedang bermain dengan treavanna, Jelly merasakan sepertinya air lautnya agak naik mengenai pinggangnya, ia sdikit terheran mengapa demikian.
namun dengan teriakan peringatan Freya dan munculnya kepiting raksasa jelaslah semua.

"Trea, Jelly kalian tidak apa-apa?"

"Saya tidak apa-apa, Trea??"
tanyanya agak panik melihat sekeliling mencari tahu bagaimana keadaan teman satunya.
Dengan munculnya kepiting ini, laut yang tadinya berombak tenang menjadi bergelombang tak beraturan.
Yang jelas mereka harus menyingkir ke pantai jika tidak mau terseret ombak.

"Trea, kamu bersiagalah kepiting ini bukan kepiting biasa. Jelly, kamu juga! sekarang kita akan benar-benar bertarung dengan kepiting ini"

Jelly bingung, ia tak bisa bertarung. Kemampuan saja tak punya, apalagi senjata untuk bertarung.
Untuk sementara ini ia berjalan agak menjauh dari kericuhan itu supaya tidak mengganggu sekaligus memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk membantu mereka bertarung.

Raut wajah Treavana yang ceria, mendadak statis dalam keadaan seperti itu. Tangannya sedang menggapai suatu kerang di dasar laut. Kerang tersebut tampak amat mulus, putih bersih dan ujungnya masih bagus, belum ada yang cacat. Lantas ia berteriak untuk mengumumkan temuannya yang amat berharga,
"Lihat!! Aku menemu-"
kalimatnya terpotong oleh peringatan Freya akan suatu bahaya.

"Trea! Jelly! awas!!"

Seekor kepiting raksasa muncul dari lautan, membuat pasir-pasir di dasar laut di sekitarnya terseret oleh kepiting biadab itu. Kerang yang ia temukan dan baru saja mau diambil tentu terseret kepiting itu dan tanpa sengaja terinjak oleh si fauna laut itu.
PRAK!
Kerang indah itu hancur berkeping-keping dan tergulung ombak...
Begitu pula Sagu-chan. Bajunya beserta dirinya pun tersangkut di capit kepiting tersebut.

Freya membuat kepiting terpelanting, Sagu-chan terbebas dari si kepiting dan langsung menepi ke daratan. Untuk sementara kerang-kerang lainnya belum menjadi calon korban injakan si kepiting.

"Saya tidak apa-apa, Trea??"

Sadar dari shock dengan peristiwa yang ama sangat tidak biasa dengan cepat, ia disadarkan dengan ucapan Jelly.
"Aku.. tidak apa-apa.."
kata Treavana tertunduk.

Seandainya kalau aku ambil kerang itu lebih cepat...
sesalnya,

"Trea, kamu bersiagalah kepiting ini bukan kepiting biasa. Jelly, kamu juga! sekarang kita akan benar-benar bertarung dengan kepiting ini"

Treavana mengangkat kepalanya, sambil tersenyum. Kali ini dan mungkin untuk pertama kalinya di End Earth ia tersenyum sinis seperti kakaknya
"Benar, Freya-san... kita harus bertarung melawan kepiting ini.. Bagaimana kalau kita buat dia sebagai makan malam kita? Setuju semuanya?"
tanyanya dengan tetap tersenyum sinis dan menatap tajam si kepiting

"Benar, Freya-san... kita harus bertarung melawan kepiting ini.. Bagaimana kalau kita buat dia sebagai makan malam kita? Setuju semuanya?"

"Aku setuju saja Treavana. Heh!"
Ujar Freya sembari melukiskan senyum terkejamnya pada Treavana dan Jelly.
"Tapi, kita harus membuatnya mati dengan indah."
Lanjutnya kemudian.

Kemudian Freya mundur beberapa langkah menjauhi kepiting raksasa itu dan bersiap-siap untuk menyerangnya dari jauh. Seharusnya, seorang pengguna pedang akan menyerang umpannya dari dekat. Tetapi berbeda dengan Freya, saat ini Ia sedang menggunakan pedang elementalnya yang memungkinkan Ia menyerang dari jarak jauh.
"Let's start this show!"
Ujar Freya yang saat itu tiba-tiba diselubungi oleh sebuah bayangan hitam yang sangat kelam. Dan hal itu membuat Freya kehilangan kesadarannya sebagai manusia.

Melihat kepercayadirian kedua temannya akan mengalahkan kepiting itu,
Jelly pun ikut menikmati pertarungan mereka melawan kepiting raksasa.
Yang Jelly lakukukan untuk membantu mereka mengalahkan kepiting itu adalah dengan memikirkan mau dengan cara apa kepiting itu dibakar.
ia pun mulai mengumpulkan ranting-ranting dan menyusunnya,
kemudian mulai membuat apiementara Freya dan Trea sedang asyik bertarung dengan kepiting itu.

Saat api mulai dinyalakan dan api unggun mulai membesar di pesisir pantai,
pertarungan pun mulai seru dan memanas diantara mereka bertiga

Treavana sudah bersiap untuk menghajar 'the gigantic crab'. Tinggal menunggu kesepakatan kedua temannya itu.

"Aku setuju saja Treavana. Heh!"

ia pun mulai mengumpulkan ranting-ranting dan menyusunnya,
kemudian mulai membuat api

Senyum sinisnya menjadi bertambah kejam. Ternyata semuanya sependapat dengannya, dan dengan senang hati setuju untuk membuat kepiting menjadi makan malam mereka. Semoga saja tidak ada yang alergi seafood.

Tongkat Treavana diacungkan menunjuk kepiting itu. Freya juga sudah bersiap di posisinya dan tampak serius menghadapi mahluk tersebut.

"Let's start this show!"

Sagu-chan mendengar aba-aba dari Freya segera berlari ke posisinya, yaitu membantu Jelly membuat api unggun.
Mendadak, kepiting raksasa itu menerjang menyerang Treavana dan Freya. Keduanya loncat menghindari serangan kepiting itu dan sekali lagi si hewan merah menembakan solar beam ke Treavana. Gadis itu menahan serangnnya dengan membekukan solar beam , lalu membekukan capitnya.

"Freya-san, sekarang!!"
seru Treavana.
Serangan yang paling mematikan dari si kepiting telah dikunci namun ternyata es yang membekukan capitnya mulai retak.
"Huh, kuat juga kepiting ini,"
gumamnya, tetap menunujukan senyumnya yang sinis.

"Freya-san, sekarang!!"

"Ah!"
Sahut Freya dengan nada mengiyakan.
hmm..tidak bisa dihabisis dengan api..kalau begitu..
Kemudian Ia mulai bersiaga, dan berlari ke arah kepiting raksasa itu. Pedang elementalnya diselubungi oleh kegelapan dan jelaslah pula bahwa saat itu Ia akan menggunakan dark element untuk membunuh kepiting itu.

'TRIINGGG!!!'
Pedang Freya mendarat dengan indah di tubuh kepiting itu. Seketika ombak di laut bergemuruh dan di sekitar kepiting itu terlihatlah daratan. Pedang Freya telah menghempaskan apapun yang berada di dekat kepiting itu dan dirinya. Kepiting itu mulai melemah. Kemudian Freya mengangkat pedangnya ke atas. Langit tiba-tiba bergemuruh dan sebuah petir turun menyambar pedang milik Freya. Lalu Freya memutar sebuah oracle yang ada di pedangnya, seketika semua elemen keluar dan menjadi satu.
"Trea! saat aku menusukkan pedang ini, seranglah kepiting ini dengan elemenmu juga!!"
Teriak Freya.

"Sorry, Mr. Crab. Your time is over now."
Ujar Freya menatap kepiting itu dengan mata memandang rendah dan mengasihani sekaligus tersenyum dengan licik.

"Seventh Judgement"
Bisik Freya. Seketika itu Freya menusukkan pedangnya yang sudah bercampur seluruh elemen itu ke tubuh sang kepiting yang sudah terkulai lemah.

Pertarungan Freya dan Treavanna sudah mencapai klimaksnya,
dan kayu bakar pun sudah siap dengan api unggun diatasnya
Treavanna dan Freya sudah melancarkan serangan-serangan mereka ke arah kepiting

"Hore!! Makan malam kita sudah hampir tertangkap! Go treavanna dan Freya!"

Jelly yang memang tak punya skill untuk bertarung menyemangati dari pinggir pantai.
Sementara ia memikirkan cara membakar kepiting itu
nampaknya serangan mereka berhasil
Monster kepiting raksasa itu mulai kehabisan tenaga dan roboh
entah jika masih hidup namun sekarat

Jelly bertepuk tangan dan kagum kemahiran mereka dalam mengalahkan kepiting raksasa itu

Freya juga mulai melancarkan serangannya. Berbagai elemen sudah bercampur dengan pedangnya dan tentu membuat pedangnya semakin kuat.Terdengar Jelly yang yang menyemangati mereka dari pinggir pantai. Terdengar, Freya memberikan arahan.

"Trea! saat aku menusukkan pedang ini, seranglah kepiting ini dengan elemenmu juga!!"

Treavana pun bersiap-siap, ia berkonsentrasi untuk memanggil elemen-elemen air dan diubahnya menjadi es yang padat dan berbentuk tombak dengan sepadat mungkin. Tepat saat pedang Freya menusuk kepiting tersebut, Treavana dengan tetap memasang senyum sinis berlari menusukkan pula tombak itu ke kepiting tanpa belas kasihan.

Kepiting itu tak bergerak itu.
Ia menengok ke arah pantai dimana Jelly (dan tampaknya dibantu Sagu-chan) mempersiapkan api unggun yang cukup besar untuk memasak kepiting tersebut.
"Persiapannya sudah oke?"
tanyanya. Wajahnya sudah kembali ceria polos seperti semula walau ia masih waspada, mengkhawatirkan kepiting itu masih dapat bergerak.

Freya masih menggenggam pedang elementalnya. Ia kemudian mulai berjalan keluar dari tengah-tengah laut menuju ke arah pantai. Sikapnya berubah 180°. Freya yang biasanya terlihat ceria kini terlihat dingin tanpa ekspresi seperti patung. Kemudian Ia melihat ketiga sosok yang ada di hadapannya. Ia berjalan melewati Treavana, Jelly, dan Sagu-chan. Kemudian Ia menuju sebuah pohon dan duduk di bawahnya.
"Hei, kalian! apa yang mau kalian perbuat?"
Teriak Freya dari kejauhan. Sejujurnya saat itu Freya sedikit bingung dengan gerak-gerik Trea, Jelly, dan Sagu yang berada di dekat api unggun itu.

Hmm, membosankan sekali hari ini...
Pikir Freya dalam hati yang sedang berubah benar-benar 180°. Kemudian Ia tetap memandang ketiga sosok itu dengan pandangan sedingin es.

Spoiler:

"Sudah siap! Kita dapat segera mulai memasak makan malamnya!"

ujar Jelly bersemangat karena sudah lama ia tak makan hasil laut bakar
ia melihat kepiting itu lalu ke api unggun
'Bagaimana cara membawa kepiting raksasa itu kemari ya...'
pikirnya dalam hati agak bingung sendiri.

kemudian ia melihat Freya yang masih terdiam
'Ada apa dengan Freya..?'
Sebersit pikiran melintas dibenaknya
Ia bergegas ke arah dimana jubah dan pedang Freya diletakkan dan mendekati Freya

"Freya, anda daritadi diam saja, ini jubah anda agar tak kedinginan"
kata Jelly sambil menyerahkan pedang dan jubah ditangannya

"Sudah siap! Kita dapat segera mulai memasak makan malamnya!"

Treavana tersenyum bangga atas kerja kerasnya beserta teman-temannya mengalahkan si kepiting. Ia membuat tombak es lagi dengan kekuatannya lalu memotong sepotong bagian tubuh si kepiting untuk dibawa ke daratan. Ditaruhnya potongan itu di sebelah api unggun dan langsung terduduk di atas pasir berwarna putih itu. Haln itu membuatnya sedikit lelah tapi ia masih sanggup melakukan aktivitas lainnya.

"Hei, kalian! apa yang mau kalian perbuat?

Treavana terdiam sebentar.
He? Tentu saja.. bukannya akan dimakan setelah dimasak.. aduhh.. kenapa sikapnya dingin begini?
pikirnya.
Treavana menghampiri Freya, sedikit banyak merasa khawatir apa yang telah terjadi dengan dirinya. Dilihatnya jubah dan pedangnya yang masih tergeletak di pinggir pantai dan langsung saja Jelly membawa barang-barang tersebut pada pemiliknya. Sungguh gadis kecil yang baik.
Mungkin karena pengaruh dari elemennya itu?

Merasa terdiam terus sendiri, ia bertanya,
"Apakah kepiting ini akan dibakar untuk dimakan?"
Pertanyaan yang cukup menyedihkan tapi setidaknya daripada ia melamun lalu lamunan itu menyeretnyaa ke masa lalunya, dimana ada rasa penyesalan..

Freya tak lama kemudian merasa bosan dan akan segera beranjak dari posisinya itu, namun ia melihat sesosok gadis mungil menuju ke arahnya.

"Freya, anda daritadi diam saja, ini jubah anda agar tak kedinginan"

Freya memandang Jelly sebentar dengan tatapannya yang dingin. Kemudian ia mengambil jubahnya pertama kali dan memakainya.
"terima kasih"
Ujarnya dengan nada datar dan mata terpejam sambil sedikit memalingkan wajahnya.

Kemudian gadis itu mengambil pedangnya. Saat ia menyentuh pedangnya yang berada di tangan Jelly, sebuah sinar berwarna biru tampak dan pedang elementalnya yang sedang ia pegangpun masuk ke dalam tangannya kemudian kembali tersegel. Kemudian mata Freya terbelalak lebar. Bola matanya kembali cerah. Kemudian ia memandang Jelly.
"ah, kamu membawakannya untukku kah? wah..terima kasih Jelly."
Ujar Freya seolah tidak ingat tentang apa yang telah terjadi padanya baru saja.

"lho?"
Freya memandang ke arah laut. Di situ tampak Treavana dan Sagu-chan.
"Ke mana kepiting raksasa itu?"
Ujarnya sembari memasang tampang 'idiot'nya seperti biasa. Saat ia memalingkan matanya, ia melihat kepiting raksasa itu telah tergeletak.
"Wah! itu dia!"
Ujarnya tersentak dan bahagia.

"Ayo Jelly!"
Ujar Freya sambil menarik tangan Jelly dan berjalan menuju Treavana dan Sagu-chan.
"Wah! Treaaa~~"
Kemudian Freya memeluk Trea dengan erat.
"Kamu kereennnn!!!"
Ia mengguncang-guncangkan Treavana sambil sebentar melihat-lihat ke arah kepiting raksasa itu.
"Lihat! kepiting itu mati..waaii!!!"

"Jelly, Treavana keren!! Kepiting raksasa ini sudah mati dibunuh olehnya. Waa!!!"
Ujarnya masih terkagum-kagum dengan Treavana tanpa sadar apa yang telah dilakukannya.
"kamu yang membunuh kepiting ini kan Trea?"
Tanyanya kemudian.

"Iya.. kupikir Freya akan kedinginan maka kubawakan jubahmu"
Jelly berkata sambil memandang tempat dimana kepiting raksasa itu tergeletak tak berdaya

Tangannya kemudian ditarik Freya
mereka berlari ke tempat Treavanna dan kepiting itu
Sebenarnya ia sedikit takut mendekatinya
tapi tak apalah karena ada Freya dan Treavanna yang bisa diandalkan

Sikap Freya yang semula dingin sudah kembali ceria seperti biasa.
Ada apa dengannya?
pikir Treavana bingung.

"Jelly, Treavana keren!! Kepiting raksasa ini sudah mati dibunuh olehnya. Waa!!!"

"Heeeeeeeeee???!!"
seru Treavana.
"K-kau tidak ingat? A..aku hanya sedikit membantumu untuk menghajar kepiting ini"
jelasnya singkat pada Freya dan Jelly yang sedang berjalan ke arahnya. Sagu-chan yang tidak peduli pada perkara itu memberanikan dirinya untuk mendekati kepiting mati itu. Disentuhnya kepiting itu, tidak ada reaksi.

Mendadak kepiting itu bergerak sedikit dan Sagu-chan pun berteriak keras "NYAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!"
Kelinci itu langsung berlari secepat mungkin menjauh dari kepiting raksasa itu, menuju ke arah Jelly, Freya dan Trea lalu dengan seenaknya naik ke kepala Jelly. Muka kelinci itu pucat pasi dan sedikit gemetar ketakutan.

"Heeeeeeeeee???!!" "K-kau tidak ingat? A..aku hanya sedikit membantumu untuk menghajar kepiting ini"

"Hah? aku tidak merasa berbuat apapun kok."
Ujar Freya dengan wajah sedikit bingung karena tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Treavana.

"Ya sudahlah. Yang terpenting sekarang, kepiting raksasa ini sudah mati. K.O!! Bagaimana kalau kita masak sekarang??"
Tanya gadis itu sambil melihat ke arah kepiting raksasa yang sudah mati itu.

Kemudian ia jongkok dan memegang-megang cangkang kepiting raksasa itu. Kemudian diketuk-ketuk.
"sepertinya cangkang ini bisa digunakan untuk sesuatu. Seperti misalnya membuat perisai?? Karena cangkang ini cukup keras. Tapi sepertinya tidak masuk akal ya. hahaha."
Ujar Freya.

"Trea dan Freya bekerja sama untuk menrobohkan kepiting ini
Kalian berdua sangat hebat" Jelly masih terkagum oleh besarnya kepiting raksasa yang mereka robohkan
Kemudian ia mengelus sagu yang tiba-tiba lari ke atas kepalanya, gemetaran

"Tenang..tenang kelinci baik kepitingnya sudah dihajar dua kakak baik ini.
Sekarang kita akan makan dia" sambil tersenyum walaupun tak yakin Sagu bisa melihatnya

Untuk memasak kepitingnya tentu mereka harus mendekatkannya pada api
Sedangkan apinya tak mungkin di bawa ke tengah laut
Maka mau tak mau Kepitingnyalah yang harus dibawa ke pantai
'Huff.. berat sekali kepiting ini...'

Setelah melihat lagi keadaan sekitarnya,
Jelly mendapati dirinya dah kepiting sama sekali tak bergerak dari posisi awal mereka
Ia pun putus asa dan akhirnya meminta bantuan kedua orang yang sudah mengalahkan kepiting itu
"Boleh saya minta tolong kalian untuk membantu saya membawa kepiting ini ke pinggir pantai?"
katanya agak terpaksa karena harus membebani mereka dengan satu pekerjaan lagi

"Kalau Cangkangnya... munkin dibawa pulang saja utuh untuk kenang-kenangan berkunjung ke pantai ini"
Jawabnya menyamakan kulit kerang yang biasa terbawa ombak dengan cangkang kepiting... raksasa
"Jadi perisai juga ide yang bagus Freya!"