Battle at Colloseum (finished)

Bosan.
Lagi-lagi hal itu muncul kembali pada Fergus.
Untuk mengusir kebosanannya, ia pergi ke Colloseum, tempat bertarung yang belum pernah ia kunjungi dan duduk di salah satu bangku yang kosong di bangku penonton untuk menonton pertarungan disana.
Apakah ada pertarungan yang seru?
Semoga saja.
pikirnya dalam hati.

Ia sendirian datang ke sana. Kehidupan di End Earth berlangsung biasa-biasa saja. Tidak ada seorang pun yang ia anggap sebagai teman yang baik dan selalu mendampingi. Di saat susah maupun senang. Baginya semua orang di End Earth yang ia temui hanyalah sekedar kenalan yang pasti melupakan Fergus dengan cepat.
Ia menggelengkan pelan kepalanya. Pikiran-pikiran negatif yang berkecamuk di kepalanya diusir jauh-jauh, mencoba berpikir hal-hal yang lebih baik.

Untuk apa ia hidup untuk kedua kalinya?
Untuk apa ia ada di End Earth ini?
Yang pasti melanjutkan hidup yang sudah rusak karena dipenuhi oleh berbagai kesalahan yang tak sanggup ia perbaiki. Lebih tepatnya, tak mungkin diperbaiki. Seberat apapun masa lalu, ia harus sanggup melanjutkan hidup dengan membawa kesalahan-kesalahan itu.
Kembali ia duduk menoleh ke arah langit. Melihat langit yang cerah berawan membuat perasaannya tenang..

Sementara itu, mulai banyak orang - orang yang datang untuk menonton dan mulai memenuhi bangku penonton.
Tak lama, pertandingan pertama pun dimulai, Fergus pun memperhatikan pertandingan yang akan dimulai.

***di luar colloseum

Memandangi gedung megah yang berdiri dengan kokoh, Jelly terkesima

"Waah.. gedung ini besar sekali, Jadi benarkah ini bangunan yang kita cari tadi?"

katanya sambil memandang lekat-lekat gedung yang baru saja menjadi penemuan baru bagi dirinya

"Sebenarnya apa fungsi gedung ini? saya tak sabar ingin masuk"

(di luar Colloseum)
Haru bersama Jelly dan Trea pergi ke Colloseum. Dia berharap mendapat lawan yang kuat di sana, sayang Rin tidak mau ikut. Menurutnya, Rin orang yang kuat. Tapi pasti masih banyak orang yang kuat di tempat ini yang belum dikenalnya. Mungkin mereka berkumpul di Colloseum.
Mereka tiba di luar Colloseum. Jelly berkata,

"Sebenarnya apa fungsi gedung ini? saya tak sabar ingin masuk"

Haru pun ingin segera masuk ke dalam Colloseum itu. Namun dia sadar, Trea tidak ada. Dia bertanya kepada Jelly, "Kemana Trea? Bukankah tadi dia bersama kita?"

"Katanya ia ingin mengambil sesuatu dari rumahnya, ia berpesan akan segera kembali."

Kemudian ia melihat tulisan
kiri: ruang kontestan, Kanan: Kursi Penonton

"Kontestan? Pertandingan? Apa Haruhi berminat ikut? siapa tau ada sesuatu yang seru yang didapat disana"

Haru yang melihat tulisan itu memilih untuk pergi ke ruang kontestan. Jelly bertanya kepadanya,

"Kontestan? Pertandingan? Apa Haruhi berminat ikut? siapa tau ada sesuatu yang seru yang didapat disana"

Haru menjawab, "Ya, aku akan ke ruang kontestan." Haru merasakan ada orang lain di Colloseum itu selain mereka berdua, mungkin itu adalah seseorang yang sedang mencari lawan bertanding. Haru berkata lagi," Bagaimana denganmu? Mau duduk di kursi pennonton?"

"Ya,saya rasa itu pilihan terbaik karena saya tidak bisa bertanding. saya akan menunggu Treavanna saja disini dulu. Setelah bertemu Treavanna saya akan pergi ke kursi penonton"

katanya mempersilakan Haruhi untuk pergi duluan untuk mempersiapkan diri

"Saya berharap anda bisa memenangkan pertandingan, siapapun lawannya"

katanya menyemangati, tak mengetahui siapa yang akan menjadi lawan Haruhi nantinya

Sebuah pertandingan yang ada si Colloseum sudah selesai. Fergus tetap merasa ngantuk, karena pertandingan yang ia lihat tidak berjalan sesuai harapannya dan terasa hampa. Singkatnya, pertandingan tersebut membosankan. Anehnya, orang-orang yang menonton bersorak menyemangati kedua pemain yang sedang bertanding.

Kenapa justru orang-orang yang tidak bisa memakai senjatanya dengan baik, diperbolehkan bertanding. Lihat saja, mereka padahal memiliki banyak kesempatan untuk menyerang saat musuh mereka lengah tapi mereka membiarkan kesempatan itu berlalu.
pikirnya sambil berjalan keluar dari bangku penonton, keluar dari bangunan tersebut.

Baru saja keluar dari gedung, ia melihat 2 gadis yang tampaknya ingin masuk ke Colloseum dan ia mengenali salah satunya.
"Jelly.. Kenapa kau disini?"
tanyanya pada salah seorang gadis itu yang bernama Jelly yang berbincang-bincang dengan seorang yang lain, sepertinya temannya,
"Temanmu?"
lanjutnya sambil melihat gadis yang belum dikaenalnya itu.

"Kak Fergus?"

Ia menatap pemuda itu lekat-lekat

"Saya.. sedang melihat-lihat!"

Jawabnya jujur.

"Oh iya.. ini Haruhi, Katanya ia ingin bertandaing disini. Kak Fergus sendiri sedang apa?"

Jelly sepertinya juga terkejut dengan kehadiran Fergus. Begitu pula Fergus.

"Saya.. sedang melihat-lihat!"

Melihat-lihat?
Memangnya dia pikir kalau ini tempat untuk berwisata dengan santai?
Disini adalah tempat bertarung.
Atau ia mau menonton pertarungan? Gadis seperti dia tertarik dengan hal semacam itu?.
pikirnya heran.
Pola pikir gadis berkepang dua ini agak sulit diikutin oleh Fergus, atau ialah yang terlalu banyak berpikir.

"Melihat-lihat? Maksudmu menonton pertandingan?"
tanyanya.
Pandangan Jelly padanya dirasa agak aneh, seperti orang yang mengamati dengan seksama dan tidak mengalihkan pandangannya. Merasa ada yang tidak beres, ia melanjutkan kalimatnya,
"dan mengapa kau menatapku seperti itu"

"Oh iya.. ini Haruhi, Katanya ia ingin bertandaing disini. Kak Fergus sendiri sedang apa?"

Perkataan Jelly membuat kaata-kata Fergus menjadi bernada kesal.
"Jangan sebut aku Kakak."
katanya menatap tajam Jelly.
Apa-apaan gadis ini?!
Sudah berapa kali aku harus mengingatkannya..

"Namaku Latifergus. Panggil saja Fergus."
katanya memperkenalkan diri. Walau kalimatnya diucapkan dingin dan tanpa ekspresi (biasanya sedikit tersenyum, tapi kali ini moodnya menjadi drop karena Jelly), ia tetap memperkenalkan dirinya karena Jelly telah memperkenalkan gadis disampingnya.

Haru yang sedang bersama Jelly bertemu seorang pria, yang bernama Latifergus (Fergus). Dia berpikir pria ini cukup kuat untuk melawannya.
Jelly sudah kenal dengan pria ini. Mungkin terlalu banyak orang yang belum diketahui olehnya. Jelly telah memperkenalkannya pada pria itu,

"Oh iya.. ini Haruhi, Katanya ia ingin bertandaing disini. Kak Fergus sendiri sedang apa?"

Pria ini berkata dengan menggunakan kalimat yang diucapkan dingin dan tanpa ekspresi. Karakter orang ini cukup unik, kalau dipikir-pikir karakternya berlawanan dengan seseorang.

Haru bertanya pada Fergus, "Kelihatannya kau bosan, mau bertanding denganku?" Dia berpikir tak ada salahnya mencoba kekuatannya yang belum pernah ditunjukkan pada orang lain.

"Kelihatannya kau bosan, mau bertanding denganku?"

Fergus langsung mengiyakan ajakan Haru.
"Boleh juga."
sahutnya singkat.
Baguslah, orang ini tak suka berbasa-basi.
Dia menantangku untuk bertarung, karena percaya kalau ia lebih kuat atau dia hanyalah seorang bodoh? Semoga saja ia tidak mengecewakanku.

Fergus melihat Jelly sebentar.
Kalau mereka bertarung, akan dikemanakankah gadis ini?
"Jelly, kau tunggu saja di bangku penonton"
katanya.
Segera ia melangkah ke tempat pendaftaran untuk bertarung yang berada di hadapan mereka. Tapi kedua gadis itu sepertinya diam di tempat mereka.
"Kalian tunggu apa lagi?"
tanyanya datar. Kalimatnya menandakan ia sudah tak sabar untuk bertarung.

"Melihat-lihat? Maksudmu menonton pertandingan?"
"dan mengapa kau menatapku seperti itu"

Jelly hanya bisa tertawa kecil menanggapi pertanyaan tak terjawab Fergus.

Mendengar perkenalan yang singkat padat dan jelas namun tanpa adu mulut itu, Jelly menampangkan senyum bahagia, berpikir bahwa hal yang sangat hebat, Haruhi dan Fergus bisa dengan cepat berteman baik.

"Kalian tunggu apa lagi?"

Ia teringat temannya satu lagi, yang pada awalnya dialah yang mengajak kita ke Colloseum ini belum juga datang. Sebenarnya gadis ini juga penasaran apa yang akan dibawa temannya yang satu lagi dari rumahnya.
Tak ingin membuat Haruhi dan Fergus yang gatel untuk mengayunkan senjatanya, ia memilih untuk menjadi sukarelawati(?) menunggu kawannya yang satu lagi

"Haruhi.. masuk saja duluan, Aku akan menunggunya disini..nanti kita akan terpisah jika tidak demikian"

Haruhi sebenarnya tidak ingin berlama-lama lagi, tapi dia kasihan karena Jelly masih sendiri. Trea belum juga datang, entah apa yang dilakukan olehnya. Namun Jelly berkata,

"Haruhi.. masuk saja duluan, Aku akan menunggunya disini..nanti kita akan terpisah jika tidak demikian"

Perkataan itu bisa cukup meyakinkannya bahwa Jelly akan baik-baik saja, di sini pun tidak ada banyak orang. Haru pun berkata, "Jelly, aku duluan.". Dia segera menuju ke tempat pendaftaran mengikuti Fergus.
Setelah mendaftar, dia masuk ke ruang kontestan. Dia pun segera mengeluarkan biola dari tas biola dan mengucapkan sesuatu dalam hati. Biola itu berubah menjadi sebuah pedang putih. Pedang tersebut segera ditutup dengan sarung pedang (entah darimana asalnya). Pedang tersebut akan digunakan untuk melawan Fergus, saat kondisi terdesak.

"Duluan, Jelly"
kata Fergus sambil meninggalkan gadis berkepang 2 itu.
Ia dan Haru melangkah masuk ke dalam ruang kontestan dan segera, gadis yang akan menjadi lawan Fergus itu mengeluarkan sebuah biola putih dari kotaknya dan biola itu berubah menjadi sebuah pedang.
"Jobmu swordman?"
tanyanya singkat pada Haru.
Ternyata lawanku adalah seorang swordman juga.
Akhir-akhir ini aku hanya bertarung dengan lawan yang menggunakan senjata tajam seperti pedang dan dagger.
Tapi kali ini mungkin saja akan menarik.

Hari itu, orang yang bertarung di Colloseum hanya sedikit dan pertandingan tidak ada yang berjalan sadis karena hari ini pertandingan untuk mengasah kemampuan, bukan untuk mencabut nyawa.
Tak lama, giliran Fergus dan Haruhi untuk bertarung. Mereka keluar ke lapangan dan saling berdiri berhadapan.
"Semoga ini menjadi pertandingan yang menarik"
katanya.

Seorang swordman perempuan dan pedang putih, melawan aku yang memakai pedang hitam. Benar-benar kontras.
pikirnya.
Kali ini, Fergus membawa kedua pedang kembar yang berwarna hitam, Nyx dan Erebus.

Haru dan Fergus yang berada di lapangan pun berhadapan. Fergus berkata,

"Semoga ini menjadi pertandingan yang menarik"

Haru hanya menanggapinya dengan diam saja. namun dia teringat saat Fergus bertanya,

"Jobmu swordman?"

Haru pun tidak menjawab pertanyaan itu. Biar saja dia mengira Haru adalah swordman atau yang lainnya, dia merasa itu tidak penting. Dia baru akan menggunakan pedang si saat terdesak saja, karena itu dia meletakkan pedangnya di pinggang. Dia memutuskan bertarung dengan tangan kosong dan tentu saja sihirnya.
Fergus membawa dua buah pedang berwarna hitam, pasti dia seorang swordman yang kuat. Warna pedang yang sangat berbeda dengan miliknya, tapi kekuatannya mungin sama.
Haru berkata kepada Fergus, "Ayo mulai."

Haruhi tidak menunjukan reaksi apapun yang berarti pada Fergus.
Tidak memberi respon apapun baik secara lisan maupun gerak tubuh. Ucapannya seperti dianggap angin dan bagi Fergus hal itu dianggap kurang sopan padahal baru saja berkenalan. Namun untuk kali in, ia tidak memperdulikan tingkah laku gadis itu. Sekarang yang harus diperhatikan adalah kesiapan untuk bertarung.
Gadis seperti ini memang sangat tidak suka berbincang.
Tapi baru kali ini ada orang yang tidak menunjukan reaksi apapun padahal kami tidak bersikap saling memusuhi atau semacamnya.
katanya dalam hati.
dan yang pasti aku tak mau menerima keluhan akalau aku dianggap sadis saat bertarung.

"Ayo mulai."

Tanpa berkata-kata apapun lagi, dengan gesit Fergus menarik salah satu pedang dari sarungnya. Nyx diayunkan menyambar Haruhi tapi kali ini dengan kecepatan yang biasa saja dan tentu gadis itu berhasil mengelaknya. Fergus hanya baru menganyunkan pedang untuk membuat Haruhi menarik pedangnya, tapi pedang putihnya itu tetap berada dalam sarungnya.

Aneh sekali.
Kenapa ia tak menarik pedangnya itu? Semua orang yang kutemui tentu langsung menarik senjatanya. Ataukah..
"Sepertinya kau punya kemampuan lain selain berpedang.."
sahut Fergus dingin dan wajah datar.
Ia kembali diposisi siap dan melanjutkan kalimatnya.
"..tapi di Colloseum, kau harus gunakan senjata, bukan hal lainnya"
Nyx mendadak diayunkan cepat, diarahkan menusuk gadis itu.

Haru merasa kondisinya sudah mulai terdesak, Fergus terus menyerangnya. Fergus menggunakan satu dari dua pedang yang dibawanya. Dia berkata dengan dingin dan wajah yang datar,

"Sepertinya kau punya kemampuan lain selain berpedang.."

Haru merasa Fergus sudah mulai curiga. Fergus pun kembali berkata,

"..tapi di Colloseum, kau harus gunakan senjata, bukan hal lainnya"

Fergus mengayunkan pedang dengan cepat ke arahnya, Haru segera mengambil pedangnya dan menahan pedang Fergus. Haru berkata, "Jangan menghabiskan tenagamu di awal pertandingan.".
Lalu dia segera membalas dengan mengayunkan pedangnya ke arah Fergus, tapi Fergus berhasil menghindarinya. Haru pun segera kembali ke posisi siap dan kali ini dia memutuskan untuk serius melawan Fergus. Dia pun segera mengarahkan pedang ke arah Fergus dan dengan cepat berlari ke arah Fergus untuk menyerangnya. Dia masih ingin melihat seberapa besar kekuatan yang dimiliki Fergus.
Kelihatannya pertarungan ini akan menjadi menarik katanya dalam hati.

Senyum tipis ditunjukan oleh Fergus saat Haru sudah mengeluarkan pedangnya. Kedua pedang mereka saling beradu.

"Jangan menghabiskan tenagamu di awal pertandingan."

"Ini baru pemanasan"
sahutnya santai.
Baguslah, akhirnya ia mengeluarkan pedangnya.
Pertarungan ini akan semakin menarik..
katanya dalam hati.
Haru berlari ke arah Fergus, berniat menyerangnya. Tanpa menunggu, Fergus juga berlari ke arahnya dan pedangnya siap diayunkan bila sudah dalam jarak menyerang. Fergus menyerang gadis itu terlebih dahulu dengan menggerakan Nyx menusuk leher Haru. Tapi si gadis juga dengan cepat merespon gerakan pedang yang mematikan dengan mengayunkan pedangnya ke leher Fergus.

Sadar bahwa bila diteruskan, Fergus menghentikan serangannya dan Nyx tepat berada di depan leher Haru sedangkan pedang putih Haru sudah berada di pinggir lehernya dan menimbulkan luka goresan kecil pada leher Fergus.
"Ternyata benar. Responmu juga bagus"
kata Fergus yang tetap tersenyum tipis dan tidak menghiraukan darah yang menetes di lehernya.

Haru merasa pertandingan ini menjadi semakin menarik. Fergus memberikan reflek yang bagus dengan segera berlari ke arahnya dengan pedang hitam. Kelihatannya Fergus sudah mulai serius. Kejadian itu terjadi dengan cepat, lalu dia melihat darah di pedangnya. Fergus berkata,

"Ternyata benar. Responmu juga bagus"

Haru merasa Fergus masih belum serius bertarung dengannya. Haru bertanya, "Kapan kamu selesai pemanasan?". Dia pun segera menarik pedangnya kembali. Dia segera kembali ke posisi siap, begitu juga Fergus.

Kenapa ia hanya menggunakan satu pedang? Bukannya dia memiliki dua pedang? katanya dalam hati.

Haru ingin memancing Fergus menggunakan dua pedang. Dia mundur beberapa langkah, lalu kembali menyerang Fergus. Kali ini dia ingin menyerang tangan kanan Fergus.

"Kapan kamu selesai pemanasan?"

Senyum Fergus sudah menghilang. Matanya menatap tajam Haru, menandakan bahwa ia telah serius. Para penonton bersorak menyemangati kedua belah pihak dan Fergus tidak memperdulikan mereka. Baginya yang penting adalah mengalahkan gadis yang menjadi lawannya sekarang tanpa mencabut nyawa.

"Sekarang aku serius."
jawabnya dingin sambil kembali ke posisi siap menyerang. Haru langsung melesat, kembali menyerang Fergus. Langsung saja Fergus menarik pedangnya yang satu lagi , Erebus yang berwarna hitam kelam juga seperti Nyx. Serangan Haru yang nyaris tidak ada selang dengan reaksi Fergus menarik pedang ternyata mengincar tangan kanannya yang baru saja mengambil Erebus. Pedang itu belum ditariknya secara sempurna sehingga ia kesulitan menahan serangan dan memilih untuk menghindarinya. Serangan tersebut nyaris mengenai lengan kanan Fergus, hanya menyerempet jaketnya.

Serangan gadis itu memang sengaja mendesakku untuk mengeluarkan pedang.
Tidak membosankan sama sekali.
pikirnya.
Erebus sudah siap di tangannya, lalu diayunkannya pedang itu ke arah lawannya jauh lebih cepat daripada serangan yang sebelumnya. Di tangan yang satunya lagi, Nyx juga sudah disipakan untuk menyerang kapan saja.

Haru melihat Fergus menggunakan kedua pedangnya, kelihatannya dia sudah mulai serius. Haru pun kembali dalam posisi siap dan Fergus menyerangnya dengan cepat.

Untunglah yang terkena pedang Fergus hanya jaket yang dipakainya tepatnya di tangan kiri. Tapi tidak ada darah yang keluar, karena luka yang terjadi langsung diobati dengan kekuatan sihirnya.

"Kelihatannya kau sudah mulai bersemangat", kata Haru. Haru pun segera menyerang Fergus, pedangnya diayunkan dengan cepat ke arah Fergus yang kelihatannya sedikit puas dapat melukainya. Serangannya dilakukan dengan langkah yang cepat dan tanpa suara.

Ujung Erebus hanya menyerempet tangan kiri Haru. Seharusnya itu menimbulkan luka, tapi tidak ada setetes darah pun yang keluar dari luka itu.
Apa lukanya tidak cukup dalam sampai-sampai tidak ada darah yang keluar?
Seharusnya dengan serangan yang meleset itu, tetap saja membuat luka hingga mengeluarkan darah.
pikirnya
Atau karena ia memiliki kemampuan untuk menutup luka dengan cepat?

"Kelihatannya kau sudah mulai bersemangat"

"Koreksi. Sudah serius."
kata Fergus datar.
Tatapannya pada gadis itu masih tajam, bersiap kembali menyerang ataupun menahan serangan dari lawannya itu. Haruhi memulai kembali serangan dan tampak serangannya lebih serius daripada yang sebelumnya. Fergus juga maju menyerangnya. Haru mengayunkan pedangnya, Fergus menahannya serangan bberuntun Haru. Lalu ia berbalik menyerang bertubi-tubi pula si gadis berpedang putih dengan memakai Nyx serta Erebus. Kedua pedang hitam itu diayunkan secara bergantian dan beruntun tanpa putus, membuat Haru sedikit kesulitan.

Tiba-tiba serangan Erebus berhasil ditahan oleh Haru dengan menahan pedang hitam itu dengan cukup keras. Fergus mendorong Erebus melawan pedang putih itu, namun Haru dapat menahannya dengan baik. Bahkan Haru juga sempat mendorong pedang Fergus. Tapi itu membuat Nyx bisa dibuat untuk menyerang dengan lebih bebas. Fergus menggerakan pedang itu dan menyerempet bahu kiri Haru. Mereka melompat mundur, sehingga kedua pedang yang saling mendorong satu sama lain mereka hentikan.

Pedang tersebut kembali bebas digerakkan dan detik-detik ketika Haru dan Fergus melompat mundur, Haru mengayunkan pedangnya. Punggung tangan yang memegang Erebus tergores sedikit.
"Hebat. Jarang orang yang bisa menahan Erebus selama tadi"
puji Fergus yang menunjukan senyum, tanpa mengurangi kesan serius yang ada di mukanya.

Haru merasa sedikit bersemangat melihat Fergus yang menyerangnya bertubi-tubi dengan kedua pedangnya. Haru yang berusaha menahan serangan Fergus mulai merasa sedikit kelelahan. Fergus berkata,

"Hebat. Jarang orang yang bisa menahan Erebus selama tadi"

Haru berkata, "Jangan berkomentar dulu, sebelum kau melihat yang sesungguhnya."

Haru segra menyerang Fergus dengan bertubi-tubi sebagai balasan serangan Fergus yang tadi. Tapi Fergus dapat menahan serangannya dengan kedua pedangnya.
Haru merasa kondisinya sedikit kurang diuntungkan. Dia segera mundur dan mengucapkan mantra di dalam hatinya. Pedangnya pun terbagi menjadi dua. Haru merasa pertandingan ini menjadi lebih adil baginya. Dia segera kembali ke posisi bersiap dan kembali menyerang Fergus bertubi-tubi, kali ini dengan dua pedang putih.

"Jangan berkomentar dulu, sebelum kau melihat yang sesungguhnya."

Fergus memperhatika apa yang dimaksud Haru. Ternyata gadis itu tidak main-main, ia membuat pedang putihnya itu menjadi 2 pedang.
Mengagumkan.
Ini benar-benar seru..
Pedang putih.. lawan pedang hitam.
Apakah seperti malaikat melawan iblis?
Tapi tentunya aku bukan iblis..

"Huh, pertandingan sesungguhnya baru dimulai sekarang."
katanya.
Lagi-lagi ekspresinya datar namun dalam hatinya ia tersenyum puas dan semakin bersemangat untuk bertarung. Jarang menemukan orang yang kuat menahan serangannya dengan cukup lama, juga ternyata orang yang sama itu menggunakan 2 pedang pula. Bisa saja Fergus membantai lawannya dengan kejam sehingga membuat lawannya bertarung dengan sadis pula tapi ia tidak akan melakukan hal itu karena tidak ingin pertarungan ini menjadi pertarungan sadis berdarah-darah.

Fergus menahan serangan Haru yang bertubi-tubi. Menahannya bukan hal yang mudah tapi bukan berarti Fergus tidak dapat menahannya.
"Hei, malaikat. Selain cantik kau juga kuat. Tapi kau ternyata punya sisi kejam juga ya.."
katanya tersenyum puas.
Sadar hal apa yang ia katakan baru saja, ia merasa sedikit mual atas perkataannya yang dianggap aneh. Konsentrasinya sedikit terpecah sehingga salah satu pedang Haru menyambar pinggangnya dan mengeluarkan darah.
"Cih! Sial!"
katanya kesal sambil meloncat mundur.

Spoiler: