Battle at Colloseum (finished)

Haru segera masuk ke ruang kontestan, walau dengan perasaan sedikit kesal. Dia melihat begitu banyak orang di ruang kontestan itu.
Ternyata banyak orang yang ingin bertanding hari ini pikirnya dalam hati.
Lalu Haru segera mencari bangku kosong untuk duduk dan beristirahat sejenak dari pertandingan yang cukup melelahkan itu. Dia melihat Trea dan Jelly masuk ke ruang kontestan.
Haru pun memanggil mereka, "Trea, Jelly, kemarilah."

"Tidak apa-apa, Kakak itu orang yang sangat perhatian walaupun ia sering mengaku tidak baik. Nanti Trea akan kuperkenalkan padanya. Aku juga penasaran dengan manusia asing itu, dia berbeda sama sekali dengan semua orang yang pernah kutemui!"

Trea menganguk pelan.
Manusia asing?
Hmm... Memangnya dia seaneh apa?
Ia berjalan bersama Jelly dan sampai di depan pintu ruangan backstage tersebut.

"Trea, Jelly, kemarilah."

Terdengar suara Haru memanggil mereka. Trea dengan senang masuk dan menyapanya,
"Haru-san!! Pertandingan yang tadi sangat bagus!-"
katanya terkagum-kagum.

Mendadak Treavana terdiam kaku. Perkataannya terpotong, mulut tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ia melihat pemuda yang berdiri di samping temannya itu, pemuda yang berambut perak. Ditatapnya baik-baik, warna bola mata yang dimilikinya sama dengan miliknya.
Ia terdiam cukup lama sampai akhirnya ia berkata-kata lagi.
"Lala-niisan?"
bisiknya pelan.

Jelly pun masuk mengikuti Treavana dan menyelamati Haruhi dan Latifergus di ruang kontestan. Karena Treavana sudah menyelamati Haruhi, Jelly pergi saja ke arah Fergus dan menjabat tangannya. menyalaminya menggoyangkannya keatas dan kebawah.

"Kak Fergus keren sekali tadi.. "

Baru akan memperkenalkan Fergus pada Treavana, ia terpotong oleh bisikan Trea. Kini ia puun bingung, Treavana ternyata sudah mengenal kak Fergus? tapi mengapa lala..?

"Trea sudah kenal kak... Lala..Fergus..?"

Haru melihat Trea dan jelly masuk ke ruang kontestan. Trea menghampirinya dengan senang dan berkata,

"Haru-san!! Pertandingan yang tadi sangat bagus!-"

Haru pun berkata kepada Trea, "Terima kasih."
Lalu dia melihat Jelly menghampiri Fergus, menjabat tangannya dan berkata,

"Kak Fergus keren sekali tadi.. "

Kelihatannya Jelly mengenal Fergus dengan baik, kata Haru dalam hati.
Tiba-tiba dia mendengar Trea membisikan sesuatu dengan pelan setelah beberapa saat melihat Fergus,

"Lala-niisan?"

Haru merasa sedikit bingung, apakah ada hubungan diantara dua orang ini.
Dia melihat Trea memandang Fergus, dia baru menyadari bila warna bola mata kedua orang itu sama-sama perak.
Jelly juga kelihatan bingung setelah mendengar Trea berkata seperti itu dan berkata,

"Trea sudah kenal kak... Lala..Fergus..?"

Haru merasa kedua orang itu mungkin memiliki hubungan yang tidak diketahuinya dan Jelly. Dia pun bertanya kepada Trea, "Apa Fergus kakakmu, Trea?"

Rasa kesal Fergus terhadap wasit aneh yang menghentikan pertandingan sudah mereda, tapi bukan berarti hilang. Ia teriangat bahwa ia belum memberikan salam pada Haru atas pertandingan tersebut sebagai tanda menghargai,maka ia beranjak dari kursi tempat ia duduk. Baru saja Fergus mau menghampiri Haru yang agak jauh darinya, gadis itu memanggil kedua orang temannya.

"Trea, Jelly, kemarilah."

Fergus terkejut ketika mendengar nama salah sorang teman Haru yang belum pernah ia temui.

Trea?
Jangan-jangan..
Treavana.. Airnnet.
Tentu masuk akal bila ia berada disini, di End Earth, karena ia telah meninggal.
Ya, meninggal.
Karena aku ini lemah.Payah.
Ini salahku.
Salahku.
Salahku.
Semuanya...salahku.
batinnya.

Tapi ia tidak boleh terus menerus begini. Fergus langsung mengubah air mukanya menjadi acuh tak acuh seperti biasa. Ia harus bersiap seakan tak terjadi apapun ketika kedua teman Haru masuk ke dalam ruangan itu.
Ternyata benar. Kedua gadis yang masuk ke ruangan tersebut adalah Civilla Jellary dan.. Treavana Airnnet.

Karena Haru berdiri lebih dekat ke pintu masuk ketimbang Fergus, Trea langsung menyapa Haru sedangkan Jelly menghampiri Fergus untuk menyalaminya dan memujinya.

"Kak Fergus keren sekali tadi.. "

"Thanks"
katanya singkat dan tidak ambil pusing karena tangannya digerakan Jelly ke atas dan ke bawah.
Walau hanya satu kata, kali ini setiap kata yang diucapkan terasa berat. Ia harus berkata pada Trea dan baginya, hal yang akan ia katakan tersebut membebani baginya dan Trea. Tapi, menurut Fergus hal itu adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan sekarang.

Di depannya, Trea tampaknya sedang mencari lawan dari Haru dan ketika mata Trea melihat wajah Fergus, ia terdiam. Seakan tubuhnya terasa kaku dan tidak mempercayai apa yang ia lihat.Gadis itu terdiam cukup lama dan akhirnya ia dapat berkata dengan pelan.

"Lala-niisan?"

Suaranya terdengar pelan seperti bisikan yang penuh rasa rindu.. dan amat yakin.

Haru dan Jelly bertanya-tanya, dan tentu saja terrkejut karena Trea mengenali Fergus.
Tapi dengan tatapan dingin dan tak peduli, ia menjawab
"Siapa kau?"

"Trea sudah kenal kak... Lala..Fergus..?"

"Apa Fergus kakakmu, Trea?"

Kepala Treavana dianggukan perlahan. Matanya masih menatap lekat pada Fergus, yang dipanggilnya sebagai 'kakak'.

Lala-niisan.. sudah meninggal?
Mengapa? Mengapa ia meninggal secepat ini?

Air Mata Trea mulai menetes membasahi pipinya. Rasa sedih atas kematian kakaknya sekaligus terharu telah bertemu kakaknya.
"Bagaimana.. kau bisa meninggal..?"
tanyanya lemah.
Pandangan heran orang-orang yang berada dalam ruangan itu tidak dipedulikannya lagi. Ia berjalan mendekati Fergus dan air matanya masih belum berhenti mengalir.

"Siapa kau?"

Mata Trea terbelalak.
"A-aku..?"
katanya shock.
Langkahnya terhenti.

"Ini aku, Treavana. Kau hanya terkejut saja kan? Aku yakin kalau kau adalah kakakku. Kau tidak mungkin bisa lupa tentangku dan.."
Mendadak Trea maju ke depan Fergus dan memeluknya dengan erat,serta berkata dengan terisak-isak
"..dan kau tidak boleh melupakanku..!!"

"Bagaimana.. kau bisa meninggal..?"

Fergus menatap tajam Trea.
"Bukan urusanmu."

Tiba-tiba saja Trea memeluk Fergus dengan erat, membuatnya amat terkejut.
Kenapa kau masih mau menyapaku lagi, bahkan memelukku?
Hei, sadarkah kau?
Aku sudah membuatmu meninggal sehingga terpisah dari orang-orang lain yang kau sayangi.
Aku sudah tidak pantas lagi disebut orang yang melindungimu.
Aku sudah tak pantas lagi disebut kakak..

"..dan kau tidak boleh melupakanku..!!"

Tentu saja aku tak akan lupa.
Bagaimana tidak?

Fergus masih terdiam. Ia tidak mungkin membalas pelukan Trea. Mendadak ia mendorong Trea dan nyaris saja membuat gadis yang masih menangis itu terjatuh. Orang-orang yang melihat kejadian itu kembali berbisik-bisik, mengomentari apa yang terjadi di hadapan mereka. Fergus kembali terdiam, sampai akhirnya ia pun berkata dengan dingin,
"Sudah kubilang, aku tak kenal kau. Jangan pernah dekati aku lagi"

Fergus menatap tajam Haru dan Jelly,
"Temanmu menyusahkan sekali. Aku pergi dahulu."
Ia pun melangkah pergi ke arah pintu ruangan itu untuk pergi ke tempat lain, sejauh-jauhnya dari Colloseum. Kepalanya ditundukan agar raut wajahnya tidak terlihat, ia sudah tidak bisa berekspresi tidak peduli pada Trea dan kedua temannya.

"Trea!"
pekiknya melihat Treavana hampir jatuh didorong oleh Fergus
mata mereka bertatapan sebelum fergus menatap tajam juga ke arah Haruhi

Kata 'menyusahkan' yang dikatakan Fergus menghujam di hatinya
jelly hanya bisa terdiam untuk beberapa saat
Kak Fergus yang biasanya sangat baik namun pendiam di mata Jelly berubah menjadi dingin dan seperti tak tersentuh

'sebenarnya ada apa di antara mereka.. mengapa kak fergus...?'
pikirnya bingung dan tak kalah syok denga treavana

Spoiler:

Haru merasa sedikit bingung dengan Trea dan Fergus.
Kenapa Fergus tidak mengetahui Trea bila mereka benar-benar saudara?
Kelihatannya ada sesuatu yang disembunyikan oleh Fergus, orang seperti itu biasanya menyimpan masalahnya sendiri.

Fergus pun pergi meninggalkan ruang kontestan tanpa menoleh ke arah Trea, bahkan dia mendorong Trea.
Jelly pun berkata,

"Trea!"

Haru merasa perkataan Trea tidak akan membuahkan hasil kepada orang seperti Fergus. Haru sebenarnya tidak mengerti urusan mereka, namun dia merasa harus membantu Trea. Haru pun bangkit dari tempat duduknya.
Haru berlari dengan cepat dan berkata, "Tunggu!!"
Haru berhenti di depan Fergus menghalangi pintu keluar ruang kontestan, lalu diam.

Haru menghalangi Fergus untuk keluar dari ruangan itu tepat di depan pintu.

"Tunggu!!"

Fergus masih tetap menundukan kepalanya. Ia tak ingin ada orang yang tahu ekspresinya sekarang.

"Minggir. Apa maumu? Aku tidak kenal dia"
sahutnya datar.

Kenapa kau menghalangiku? Trea memang menangis untuk hari ini, tapi tidak untuk kemudian hari. Lebih baik aku menghilang dari hadapannya.
Haru masih tak mau menyingkir.
"Kau juga sama merepotkannya dengan teman barumu."

Mendadak ia membuat gerakan pengecoh agar Haru kesulitan menghalanginya. Fergus menemukan celah yang sempit untuk menghindari Haru tapi tangannya yang sedang nyeri tertangkap Haru. Ditariknya paksa tangannya itu dan akhirnya lepas dari tangkapan Haru.

Sial.. tanganku semakin nyeri saja..
Fergus pun berlari keluar dari colloseum.

Haru yang berdiri menghalangi pintu keluar ruang peserta itu pun berhasil membuat fergus bereaksi. Fergus berkata,

"Minggir. Apa maumu? Aku tidak kenal dia"

Haru menjawab, "Jangan berbohong pada dirimu sendiri."
Haru tetap tidak mau menyingkir dari pintu keluar. Haru berusaha mencegah Fergus keluar dari ruang kontestan, namun Fergus berkata lagi,

"Minggir. Apa maumu? Aku tidak kenal dia"

Haru menatap Fergus dengan tajam. Haru pun tetap tidak bergerak dari pintu keluar itu, namun Fergus membuat gerakan untuk mengecohnya. Haru pun berusaha menangkap tangan Fergus yang kelihatannya sedikit terluka, namun Fergus berhasil membebaskan tangannya dan berlari keluar.

Haru tidak mau menyerah, dia pun ikut berlari keluar dari colloseum untuk mengejar Fergus. Dia pun tidak lupa menarik kedua temannya, Jelly dan Trea yang kelihatannya masih sedikit syok dengan kejadian tadi.

Treavana memang cukup terpukul karena Fergus tidak mengenalnya. Entah apa yang harus diperbuatnya sekarang. Haruskah ia diam saja, meratapi dan menunggu kesempatan lain untuk bertemu dengannya, atau mengejarnya? Tapi apa yang harus ia lakukan setelah Fergus terkejar olehnya? Trea tidak bisa berpikir jernih. Pikirannya kusut. Rasa takut dan sedih berada dalam dirinya, itulah penyebabnya.

Haru memdadak menarik tangan Treavana dan Jelly untuk mengejar Fergus. Kaki Trea terasa lemas tapi ia paksakan untuk berlari.

Haruskah aku mengejarnya?
Tapi rasanya kakiku ingin tetap berlari mengejarnya. Berbicara padanya baik-baik apa yang terjadi. Kenapa ia tak mau mengenaliku, ataukah ia benar-benar lupa ingatan.
Ya. Aku harus memastikannya.
Kesedihannya berkurang. Ia telah menetapkan apa yang harus ia katakan dan lakukan. Trea sudah tahu apa yang harus ia perbuat.

berkat usaha haru, trea pun bangkit dan mengejar fergus
Jelly juga tidak mau kalah
bagaimanapun ia tetap percaya pada fergus bahwa ia adalah orang yang baik hati
takoyaki yang merupakan makanan kesukaannya pun rela dibagikan pada jelly adalah awal dari segala kebaikan kak fergus

"BAGI KAMI KAK FERGUS TETAP YANG TERBAIK!!"
teriaknya sekencang yang ia bisa karena tak yakin bisa mengejar ketiganya
Jelly tak ingin melihat mereka bertengkar apalagi saudara kandung
padahal rasanya punya saudara walaupun hanya angkat menyenangkan sekali
pertengkaran antarsaudara memang hal yang tak boleh dibiarkan

Spoiler: