Shoppers' paradise [finished]

lagi-lagi tempat yang begitu asing di end earth bagi jelly.
The Bazaar.
Begitu orang-orang menyebutnya.
Begitu banyak toko-toko yang sedang sibuk menawarkan berbagai macam barang yang diperjualbelikan.
Jelly hanya memandangnya terkagum-kagum.

Sementara ia berjalan-jalan, ia melihat sebuah toko roti yang nampaknya lezat.
Ia ingin masuk dan membeli sedikit untuk dimakan
namun ia hanya berdiri ditengah jalan karena tidak tahu caranya

Lewat tengah hari itu Freya sedang berjalan-jalan. Rencananya, Ia ingin membeli pernak-pernik untuk menghias kamarnya di Istana dan mengambil belati pesanannya sebulan yang lalu. Tidak jauh dari pandangannya, ada segerombolan pekerja yang sedang membetulkan salah satu gedung yang ada di dalam Bazaar tersebut. Freya tiba-tiba tersandung dan jatuh. Tanpa Ia sadari pedangnya telah jatuh ke tanah. Dengan segera Freya membenahi posisinya, kemudian saat akan mulai berjalan lagi pedangnya tersepak sehingga melesat tepat di bawah gerombolan pekerja itu. Freya yang merasa menyepak sesuatu mulai melihat dan mencari apa yang Ia sepak.
Ah pedangku!!!!
Freya tersentak kaget setelah melihat bahwa yang Ia sepak adalah pedangnya sendiri.
Entah apa yang terjadi dengan para pekerja itu, salah satu dari mereka kehilangan keseimbangan sehingga menjatuhkan beberapa bongkahan batu yang beratnya lebih dari 60kg bertubi-tubi menimpa pedang milik Freya. Beberapa orangpun berkerumun untuk melihat kejadian itu.

...
Freya tidak dapat berpikir sejenak. Ia cukup shock dengan apa yang dilihatnya baru saja. Pedang miliknya seketika sudah Rest In Peace.
Pedangku memang sudah sedikit rusak, tapi sekarang.......benar-benar hancur...
Lanjut Freya dalam hatinya.
Seketika itu aura hitam kelam menyelimuti dirinya. Kemudian Freya berjalan menuju pedangnya yang hancur tertimpa batu-batu.

"Maaf, bisa anda angkat batu-batu itu?senjataku ada di bawah sana."
Ujar Freya dengan nada dingin dan ekspresi wajahnya yang jelas menunjukkan amarahnya.
Seketika itu suasana di sekitar Freya dan para pekerja itu menjadi hening.

Menyadari keheningan yang tiba-tiba terjadi, ia memandang ke sekelilingnya, mendapati ada kerumunan orang yang ramai
apa yang sebenarnya sedang terjadi membuatnya penasaran dan mendekati kerumunan itu.
Tubuhnya yang lumayan kecil dibanding orang-orang disekitarnya membuatnya mudah menyelip lewat celah-celah yang ada.

Disitulah ia melihat batu-batubesar bertebaran di tengah jalanan dan nampak ketegangan di antara orang yang berpakaian seragam dan..

"Freya..?"
ucapnya kelepasan dengan volume agak keras.
cukup untuk terdengar orang yang dimaksud
ia pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
ia tidak tahu apa yang sedang terjadi, yang jelas atmosfirnya tidak terlalu menyenangkan.
Kemudian Jelly bergerak mendekati Freya untuk menanyakan apa yang terjadi

"Freya..?"

Freya tersentak akan suara halus yang memanggilnya itu. Freya menoleh ke suara itu. Dilihatnya Jelly sedang berdiri di depan matanya.
"Jelly"
Sahut Freya.
"Entah apa hari ini peruntunganku sedang buruk atau tidak. Rasanya aku ini seperti habis jatuh lalu tertimpa tangga."
Lanjut Freya sambil menghela nafas.

Freya cukup terpuruk dengan keadaan ini. Freya kemudian berlutut dan mengumpulkan potongan berikut serpihan dari pedangnya yang telah hancur dan menaruhnya di sebuah kain yang baru saja Ia temukan tidak jauh dari situ. Kemudian Ia berdiri dan berjalan menghampiri Jelly.

"Apa yang kalian lakukan?sebaiknya kalian lanjutkan saja aktivitas kalian di sini."
Ujar Freya pada kerumunan orang-orang tersebut.
Kemudian Ia menoleh ke pekerja yang menghancurkan pedangnya.
"Lain kali berhati-hatilah!"
Ujar Freya menatap pekerja itu dengan matanya yang merah menyala.
Kemudian dilihatnya pekerja itu berlari kabur dan lenyap seketika dari pandangan Freya.

"Kamu sedang apa di sini?"
Tanya Freya pada Jelly mencoba menenangkan emosinya sendiri.
"Aku mau belanja, kemudian mengambil pesanan dan membetulkan pedangku ini. Mau ikut?"
Tanya Freya kemudian mengajak Jelly.

"Entah apa hari ini peruntunganku sedang buruk atau tidak. Rasanya aku ini seperti habis jatuh lalu tertimpa tangga."

Baru kali ini ia mendengar perumpamaan seperti itu
pikirnya setelah melihat sekelilingnya tidak ada tangga ataupu apapun yang berbentuk seperti itu.

Saat Freya membubarkan keramaian disekitar mereka itu, Jelly hanya diam di tempat memandang bagaimana Freya dengan mudah membubarkan mereka dengan tatapan galaknya.

"Kamu sedang apa di sini?"

"Saya..."
Jelly tak sempat menjawab sepenuhnya, hanya melirik pada toko roti yang tadi dipandanginya.
Mendengar ajakan Freya, ia pun setuju

'Daripada sendirian lebih baik berdua'
pikirnya dalam hati
"Ya. saya mau ikut"
jawabnya singkat kamudian mengikuti Freya ke tempat yang akan ia tuju

"Ya. saya mau ikut"

"Terima kasih, kamu baik sekali."
Ujar Freya sambil tersenyum sedih akibat pedangnya hancur.

"Tapi, pertama-tama kita ke toko roti dulu. Membeli bekal untuk dimakan."
Ujar Freya.
"Lagipula daritadi matamu sebentar-sebentar melirik ke arah toko roti itu. Hmmh.."
Lanjut Freya menunjukkan senyum gelinya.

Mendengar senyum dan ucapan Freya, Jelly menjadi malu, rupanya Freya sadar lirikannya ke toko roti tadi
Ia menundukkan kepalanya, melihat kebawah, berusaha menyembunyikan wajahnya yang terasa hangat

"Maaf, terima kasih , Freya juga baik sekali"

Memang sebenarnya daritadi ia ingin masuk kedalam toko itu, namun tak tahu bagaimana ia harus berlaku didalam, bagaimana membayar dan segala macamnya.

Jelly pun hanya mengikuti Freya dari belakang, berharap bisa mempelajari dari perempuan yang kelihatannya sudah professional soal di Bazar

"Maaf, terima kasih , Freya juga baik sekali"

"Hmmh.."
Gumam Freya masih tersenyum.

Kemudian sampailah Freya dan Jelly di dalam toko roti itu.
"Hmm..roti coklat, roti strawberrry......."
Freya bergumam memilih-milih roti.
"Roti strawberry!!"
Ujar Freya sangat senang.

"Jelly, kamu mau rasa apa?"
Tanyanya pada Jelly.

Melihat-lihat rasa yang ada ia kemudian memilih roti coklat
"Saya ingin yang coklat"
katanya masih agak tersipu malu

Kemudian inilah tantangan terbesarnya.
Dari yang ia dengar, di negeri ini menggunakan sistem pembayar menggunakan sesuatu yang disebut uang dengan mata uang
Bagaimana cara kerjanya dan apakah ia bisa terbiasa dengan hal itulah yang sepertinya akan menjadi tantangan Jelly selama di Bazaar

"Saya ingin yang coklat"

"guu...kamu berlawanan denganku."
Ledek Freya sambil memasang tampang kecutnya.

"Oke, aku akan membeli ini, ini, ini, dan ini!!"
Ujar Freya sambil berputar-putar mengitari toko itu dan memasukkan beberapa buah roti ke dalam keranjang yang Ia bawa. Dalam sekejap, keranjang Freya sudah terisi dengan istana roti.

"Oke, ayo kita bayar Jelly!!"
Ajak Freya pada Jelly. Kemudian Freya pergi ke meja kasir menemui pelayan toko.
"Jadi, berapa semuanya?"
Tanya Freya pada pelayan toko itu.
"Uhm, semuanya 50 RnK."
Jawab pelayan toko.

50??!!!!mahal sekalii!!
Ujar Freya dalam hati sambil merogoh sakunya.
"Begini saja Jelly, untuk hari ini aku akan mentraktirmu. Bagaimana?"
Tanya Freya tersenyum simpul pada Jelly.

Jelly sudah memilih sepotong roti, rasanya itu sudah cukup baginya.
selanjutnya ia hanya mengikuti Freya yang berkeliling toko dan terlihat mengambil begitu banyak jenis roti yang dimasukannya ke dalam keranjang.

'RnK..?rasanya pernah mendengarnya..'
"Kalau bisa.. saya ingin membayar..."
ucapnya hati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang baik yang mau mentraktirnya ini
"Saya ingin membayar."

Kemudian ia mengambil kantong kain berisi koin dan membukanya, menunjukannya pada Freya walaupun isinya tidak terlalu banyak
"Apakah ini yang namanya RnK itu?"

"Kalau bisa.. saya ingin membayar..." "Saya ingin membayar."

Freya menatap Jelly yang tampaknya merasa tidak enak karena Freya ingin mentraktirnya. Kemudian Ia melihat Jelly sedang membuka sebuah kantong dan menunjukkan isi kantong itu padanya.

"Apakah ini yang namanya RnK itu?".

"Iya. Memangnya kamu baru tahu?"
Tanya Freya sedikit terkejut.
Kemudian di wajah Freya terlukis sebuah senyum simpul menandakan Ia sedikit geli dengan sikap Jelly yang baru tahu apa itu RnK.

"Tidak apa-apa, aku akan membayar makanan ini. Hanya makanan ini saja, boleh ya??"
Ujar Freya memelas.
"Habis ini kita masih akan pergi ke toko-toko lain, kamu bisa menggunakan uangmu ini."
Lanjutnya sembari mengikat kantong koin Jelly.

Mendengar penuturanlembut freya, Jelly hanya bisa menurutinya
"Baiklah"
katanya mengangguk kecil kemudian memasukan kembali kantong itu ke tempatnya semula.

Jelly membuntut Freya saja, tak sabar melihat-lihat toko lain yang akan didatanginya

Spoiler:

"Baiklah"

"ehehe..nah, gitu dong."
Ujar Freya senang.

Kemudian Freya keluar dari toko roti itu dengan Jelly membuntutinya. Kemudian Freya melihat-lihat sekelilingnya.
"Jelly, sekarang kamu yang tentukan mau ke mana!!"
Sahut Freya pada Jelly.

Spoiler:

"eh..?"
kayanya agak kaget karena baru saja ia ditraktir roti,
kemudian sekarang ia boleh memilih kemana mereka akan pergi
benar-benar baik hati sekali orang ini

Ia ingin mencoba menggunakan RnK yang dimilikinya
namun bingung apa yang akan dbelinya
kemudian ia teringat toko yang memamerkan berbagai macam benda-benda kerajinan dan hiasan nan unik di etalasenya, toko pernak-pernik
penasaran juga apa yang ada didalamnya ia pun memutuskan kesana saja
lagipula kedengarannya tempat yang menarik

"Bagaimana jika toko pernak-pernik? Setelah itu Freya bisa berbelanja dan kembali ke tujuan awal Freya datang kemari."
Ajaknya mulai bersemangat sendiri

Spoiler:

"Bagaimana jika toko pernak-pernik? Setelah itu Freya bisa berbelanja dan kembali ke tujuan awal Freya datang kemari."

"Wah! Berarti tujuan kita sama Jelly."
Ujar Freya menanggapi perkataan Jelly.
"Tujuan awalku ke sini memang untuk membeli pernak-pernik untuk menghias kamarku dan mengambil belati pesananku sebulan lalu."
Lanjutnya.

"Kalau begitu, kita pergi ke daerah di mana dijual banyak sekali pernak-pernik. Bagaimana?"
Tanya Freya pada Jelly.

Spoiler:

Mendengar perkataan Freya, Jelly semakin bersemangat saja
begitu banyak daerah yang belum ia ketahui disini
dan mengenal Freya sangat menyenangkan karena ia sangat banyak membatu jelly
(dalam hal menuntun agar tak tersesat dan mengenal daerah ini lebih baik lagi)
Jelly mengangguk antusias atas tawaran baik Freya

Sesampainya disana, ia melihat banyak toko berjejer memamerkan segala benda-benda indah yang menjadi 'senjata pemungkas' mereka untuk menarik pembeli agar mendekat dan melihat-lihat ke toko mereka
Jelly hanya bisa terpukau melihat pemandangan yang seolah tak berujung itu

Freya dan Jelly berjalan menyelusuri daerah pernak-pernik itu. Wajah Freya berseri-seri melihat semua hiasan-hiasan yang dijual di situ. Tiba-tiba Ia melihat sebuah boneka kelinci berwarna biru muda dengan tampang memelas.
"Ah! Lucunya~"
Ujar Freya sambil memeluk gemas kelinci itu. Kemudian tidak jauh dari kelinci itu ada sebuah boneka beruang berwarna hitam dengan tampang datar tak berekspresi.
Ekspresi boneka ini rasanya kok mirip dengan..........Charlotte!!
Pikir Freya seraya memandangi boneka beruang itu.

"Ah, Jelly, lihat ekspresi boneka ini. Aku serasa melihat temanku. Hahaha."
Ujar Freya pada Jelly sambil menunjukkan boneka beruang itu.

Kemudian Freya memasukkan boneka kelinci dan beruang itu ke kerajang belanjaannya. Kemudian Ia melihat sebuah boneka panda dengn tampang narsis yang meyakinkan.
Ah! kalau yang ini....................Andre!!!!
"Jelly, apa kamu pernah bertemu dengan Andre? Wajahnya mirip dengan ini bukan?"
Ujar Freya sambil terkekeh memperlihatkan boneka panda itu pada Jelly.

Lalu Ia memasukkan boneka panda itu ke dalam keranjang belanjanya. Kemudian Ia melihat sebuah boneka gurita dengan wajahnya yang polos.
"Ah, kalau yang ini mirip denganmu Jelly. Ehehehehe"
Ujar Freya sambil menyodorkan boneka gurita itu sehingga Jelly merasa seperti bercermin.

Sebenarnya Jelly agak lega melihat temannya yang satu ini begitu bersemangat melihat-lihat banyak mainan yang ada disana.
Ia senang tak merepotkan orang yang telah begitu baik padanya.
dan bertambah senang lagi melihat Freya sama skali tak mnampakan ekspresi kbosanan

"Jelly, apa kamu pernah bertemu dengan Andre? Wajahnya mirip dengan ini bukan?"

"Hahaha.. Ia memang begitu percaya diri. mungkin memang mirip dengannya"
sahutnya sambil tertawa mendengar pernyataan itu
Ia kemudian melihat beberapa gantungan kecil hewan-hewan dan ornamen

"Ah, kalau yang ini mirip denganmu Jelly. Ehehehehe"

kemudian ia dihadapkan pada boneka gurita berkepala sangat bulat dan lembut berwarna biru.
"Mi..mirip..? apa maksudnya Freya??"
katanya sambil memegang boneka tepat di depan matanya dan memperhatikannya dengan seksama.
penasaran apa yang dikatakan freya

Memang kelihatannya begitu empuk dan menarik untuk dibeli
dan kemungkinan Jelly akan membelinya karena jatuh cinta pada kelembutan bulu dan kebulatan kepalanya,
tapi..
ia benar-benar berpikir keras
'segi apanya yang mirip dengan saya..?'
katanya tak saar mengernyitkan alisnya

Spoiler:

"Mi..mirip..? apa maksudnya Freya??"

"ehmm......wajahnya mirip Jelly. Mukanya yang polos ini mirip denganmu."
Ujar Freya menjawab pertanyaan Jelly.

"Ini Jelly, untukmu!"
Kata Freya sambil memberikan boneka gurita berwarna biru itu pada Jelly.

Freya melihat-lihat keranjang belanjanya.
Ah, boneka beruang ini akan kuberikan pada Charlotte karena wajahnya mirip dengannya. Lalu boneka panda ini akan kuberikan pada Andre.
Pikirnya dalam hati sambil tersenyum simpul.
"Hmm......"
Freya kemudian melihat gantungan kupu-kupu berwarna biru dengan border berwarna hitam. Kemudian Ia mengeluarkan handphonenya.
"Eh, Jelly, menurutmu ini cocok tidak?"
Katanya sambil menjejerkan gantungan itu di sebelah handphonenya yang berwana hitam dengan ukiran berwarna biru.

"Ah, kamu punya handphone tidak?boleh minta nomormu?"
Tanya Freya pada Jelly.

Shoppers' paradise

Sebenarnya Jelly masih tidak mengerti perkataan Freya.
ia menganggap dirinya biasa saja.
mungkin penampilannya yang serba biasalah yang dimaksud Freya polos.
ia tidak memiliki senjata dan kemampuan untuk bertarung,
pakaiannya juga tak mencolok seperti orang-orang lainnya
tapi itu tak mengapa

"Ini Jelly, untukmu!"

"terima kasih, Freya"
katanya sambil menerima boneka gurita ajaib itu.
kali ini ia sudah bertekad untuk membelinya dengan RnK yang diperolehnya.

kemudian ia kembali melihat-lihat benda-benda menarik disana
ada patung kucing kayu kecil gemerlap ungu, gantungan boneka kayu, gantungan dor*emon, beruang gurita.
dan yang paling menaril perhatiannya adalah sebuah gantungan merah agak bulat namun agak benjol di bagian kepala.
menurut kotak pembungkusnya, namanya daruma.
Entah mengapa, ia sangat tertarik pada gantungan itu, maka Jellypun akan membelinya juga.

"Eh, Jelly, menurutmu ini cocok tidak?"

Ia melihat Freya mendekatkan gantungan kupu-kupu dengan benda kinclong yang belum pernah dilihatnya
dari segi fungsinya, Jelly memang tak begitu mengerti cocok tidaknya,
namun karena warnanya yang memang kontras satu sama lain, Jelly mengiyakannya
"Ya, warnanya menarik, kupu-kupunya juga sesuai dengan freya. begitu menarik dan anggun"

"Ah, kamu punya handphone tidak?boleh minta nomormu?"

'Hand..phone...?' kata-kata yang asing muncul lagi.
"Maaf.. apa itu Handphone..? Tangan?"
'apa tangan memiliki nomor..?'
Jelly benar-benar tak punya sedikitpun ide tentang apapun benda yang dimaksudkan Freya.
Memang agak bingung mengikuti Freya yang memiliki wawasan yang begitu luas tentang dunia ini.
Tapi tak apa pikir Jelly, terus terang masih banyak yang perlu diketahuinya

"Ya, warnanya menarik, kupu-kupunya juga sesuai dengan freya. begitu menarik dan anggun"

"Ang....anggun??"
Ujar Freya yang kemudian pipinya bersemu merah karena malu.
"Aku tidak anggun ah. Kamu lebih anggun daripadaku Jelly."
Lanjut Freya sambil tersenyum pada Jelly.

'Hand..phone...?'"Maaf.. apa itu Handphone..? Tangan?"
'apa tangan memiliki nomor..?

Seketika Freya tersentak dengan kata-kata Jelly yang cukup mengagetkannya.
"Ini namanya handphone."
Ujarnya sambil menunjukkan handphonenya. Dibukanya handphone miliknya dan di sana terpampang fotonya dengan Andre dan Charlotte.
"Nah, di sini kita bisa memasang wallpaper seperti ini"
Lanjutnya menjelaskan. Kemudian Freya membuka buku telepon di handphonenya itu.
"Di sini banyak sekali nomor-nomor manusia-manusia yang kukenal. Kamu juga bisa memasukkan nomor teman-teman kamu di sini. Jadi, kalau kamu membutuhkan mereka kamu dapat meneleponnya."
Ujar Freya.

"Hmm....benar-benar tidak punya yah...hah.."
Ujar Freya memelas pada Jelly memasang puppy eyesnya.

"Waah.. benar-benar benda yang mennakjubkan!"
ujar Jelly mengungkapkan rasa kagumnya terhadap benda yang baru dilihatnya hari itu.
Di masa lalu ia memang mengetahui bahwa ia tinggal di sebuah daerah yang benar-benar terpencil,
namun ia tak menyangka, daerahnya benar-benar sangat sulit dijangkau bagi informasi terbaru dari luar sehingga ia menjadi begitu ketinggalan jaman.

"Mungkin kapan-kapan Freya bisa mengajariku cara menggunakannya, saya juga tak yakin semua teman-teman saya disini memilikinya"
katanya berusaha menghibur agar Freya tak terlalu kecewa
"Lagipula Freya masih bisa mengontakku lewat pos merpati bukan?"

Setelah memilih-milih barang yang akan dibeli, ia pun bersiap membayarkan barangnya, Boneka gurita, Daruma dan boneka beruang seukuran telapak tangan.
Ia mengeluarkan kantongnya dan mengintip RnK didalamnya
inilah saat Jelly akan menggunakannya

"Berapakah semua yang harus saya bayar?"
"10 RnK" jawab penjual barang-barang tersebut
Jelly pun mengambil beberapa keping RnK yang dihitungnya menjadi 10 RnK
memperlihatkan uang itu ditelapak tangannya, lalu menyodorkannya pada pedagang.
"Apakah ini cukup?"
Pedagang pun mengiyakan dan menukarkan koin-koin itu dengan barang-barang yang telah terbungkus rapi untuk dibawa
lalu keduanya saling mengucapkan terima kasih

"Lihat, Freya! saya sudah berhasil melakukan transaksi saya yang pertama"
ujarnya bersemangat. ini benar-benar pengalaman pertamanya melakukan transaksi dengan uang karena sebelumnya ia hanya mengenal istilah bagi hasil dalam memiliki sesuatu

"Waah.. benar-benar benda yang mennakjubkan!"

"Ahaha...tapi ini bukan model terbaru. ehehe"
Ujar Freya tertawa dengan model handphonenya.

"Mungkin kapan-kapan Freya bisa mengajariku cara menggunakannya, saya juga tak yakin semua teman-teman saya disini memilikinya" "Lagipula Freya masih bisa mengontakku lewat pos merpati bukan?"

"Pos merpati?Apa kamu punya seekor merpati?"
Ujarnya dengan mata berbinar-binar.

"Lihat, Freya! saya sudah berhasil melakukan transaksi saya yang pertama"

"Waaaa!!Selamat selamat!!!Saya terharu."
Sahut Freya sambil mengusap airmata (buaya)nya dengan saputangan yang entah darimana munculnya.

"Oke, sekarang aku mau membetulkan pedangku yang malang ini. Kamu mau menemaniku?hanya menaruh di sana saja, lalu kita jalan ke tempat lain."
Tanya Freya pada Jelly.

"Eh..? Apakah disini tak ada jasa pos merpati?"
tanyanya agak bingung bagaimana orang-orang disini berkomunikasi.
"Jadi ,mereka semua menggunakan handphone ini ya.. mungkin kapan-kapan saya akan membelinya satu jika sanggup"
pikirnya serius karena baru mengetahui tak ada jasa pos merpati disini.

"Oke, sekarang aku mau membetulkan pedangku yang malang ini. Kamu mau menemaniku?hanya menaruh di sana saja, lalu kita jalan ke tempat lain."

"Ah.. silakan, freya. dengan senang hati. terima kasih telah membawaku ke tempat ini, sangat menyenangkan sekali. Sudah sepantasnya saya membalas anda. Saya akan menemani anda"

Jelly berterima kasih kepada Freya yang telah mengajarinya banyak hal.
Sekarang sudah saatnya bergantian, Freyalah yang akan memimpin perjalanan kali ini menuju tempat dimana mereka bisa membetulkan pedang Freya yang diawal cerita ini telah hancur oleh batu-batu besar yang tanpa ampun telah menggilas pedang malang tersebut.